Pengertian Heteroskedastisitas Konsekuensi Atau Akibat Adanya Heteroskedastisitas

Dengan demikian d alam melakukan analisis regresi diberlakukan asumsi – asumsi model ideal tertentu terhadap galat , yaitu: 1. Nilai rata – rata kesalahan pengganggu nol, yaitu: , untuk . 2. adalah konstan untuk semua kesalahan pengganggu asumsi homoskedastisitas. 3. Tidak ada korelasi serial autocorrelation antara pengganggu , berarti kovarian . 4. Peubah bebas konstan dalam sampling yang terulang dan bebas terhadap kesalahan pengganggu . 5. Tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas X.

2.4 Heteroskedastisitas

2.4.1 Pengertian Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi penting dari model regresi linear klasik adalah varian error pada setiap nilai – nilai variabel bebas adalah sama konstan, asumsi ini disebut juga sebagai asumsi homoskedastisitas atau homogenitas varian yang disimbolkan dengan: , , Apabila asumsi ini tidak dipenuhi dalam analisis regresi linier, maka didapatkan keadaan bahwa varian tidak bersifat konstan. Keadaan ini disebut mengalami heteroskedastisitas atau disimbolkan dengan: , , , Secara diagram dalam regresi dua variabel, homoskedastisitas dapat ditunjukkan pada Gambar 2.1 yang menunjukkan bahwa varian setiap rerata nolnya tidak tergantung pada pada nilai variabel bebas. Jika varian dari masih sama pada Universitas Sumatera Utara setiap titik atau untuk seluruh nilai X variabel bebas yang kecil maupun besar, maka pola tertentu akan terbentuk bila sebaran Y diplot dengan sebaran X. Bila digambarkan dalam tiga dimensi, polanya akan mendekati pola pada Gambar 2.1. Gambar 2.1. Asumsi Homoskedastisitas Sebaliknya, Gambar 2.2 menunjukkan varian kondisional dari yaitu naik dengan naiknya X atau dikatakan bahwa varian dari pada setiap variabel bebas X tidak sama tidak konstan. Gambar 2.2. Asumsi Heteroskedastisitas X Y Densitas ... X Y Densitas ... Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Konsekuensi Atau Akibat Adanya Heteroskedastisitas

Dalam kenyataannya, asumsi homoskedastisitas dari kesalahan pengganggu mungkin tidak bisa dipenuhi, dengan kata lain varian dari kesalahan pengganggu bersifat heteroskedastisitas, yaitu . Hal ini dapat dipahami jika diperhitungkan faktor – faktor yang menjadi penyebab adanya kesalahan pengganggu dalam model regresi. Faktor kesalahan pengganggu dimasukkan ke dalam model untuk dapat memperhitungkan kesalahan – kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran dan kesalahan karena mengabaikan variabel – variabel tertentu. Dengan memperhatikan kedua perhitungan itu, maka terdapat alasan untuk memperkirakan bahwa varian bervariasi secara sistematis dengan variabel bebas X . Konsekuensi dari pelanggaran asumsi homoskedastisitas adalah sebagai berikut: 1. Penduga estimator yang diperoleh tetap memenuhi persyaratan tidak bias. Diberikan estimator Anggaplah bahwa: Sehingga: Dengan diketahui bahwa: dan Universitas Sumatera Utara Dengan demikian: Sehingga diperoleh: Demikian juga untuk estimator parameter yaitu Diberikan estimator Dengan mensubsitusikan ke dalam persamaan 2.19, maka: Sehingga akan diperoleh: 2.20 Dapat disimpulkan bahwa sifat ketidakbiasan tidak tergantung pada varian galat. Jika dalam model regresi ada heteroskedastisitas, maka kita tetap memperoleh nilai parameter yang tidak bias karena sebagai penduga tidak bias tidak memerlukan asumsi bahwa varian galat harus konstan. 2. Varian penduga yang diperoleh akan menjadi tidak efisien, artinya penduga tersebut tidak memiliki varian terkecil diantara penduga – penduga tidak bias lainnya. Universitas Sumatera Utara Dengan asumsi adanya homoskedastisitas, maka: ar i j Karena , dan Sehingga diperoleh: var Apabila dengan adanya asumsi heteroskedastisitas maka: var Walaupun dikatakan adalah unbiased, tetapi tidak efisien karena varian – variannya lebih besar daripada yang diperlukan. Untuk melihat penggunaan persamaan 2.21 dan 2.22, diuraikan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Misalnya, dinyatakan bahwa varian dengan asumsi heteroskedastisitas proporsional terhadap dan maka faktor proporsionalitasnya dinyatakan dengan persamaan: Dengan mensubstitusikan nilai ke dalam persamaan 2.22, diperoleh: var Sehingga diperoleh: var var dengan asumsi homoskedastisitas Dapat dikatakan bahwa, jika dan berkorelasi positif atau mempunyai hubungan variabel yang positif dan jika komponen yang kedua dari persamaan 2.23 lebih besar daripada satu atau dapat dituliskan: Maka ar dengan asumsi heteroskedastisitas akan lebih besar daripada ar dengan asumsi homoskedastisitas. Sebagai akibatnya, standar error dari terlalu rendah underestimated . Sebagaimana diketahui bahwa standart error ini memiliki peran dalam pembentukan nilai t hitung yang berkaitan akan menjadi terlalu tinggi overestimated yang mungkin selanjutnya menghasilkan kesimpulan bahwa dalam kasus spesifik adalah kelihatannya signifikan, walaupun sebenarnya tidak Universitas Sumatera Utara signifikan. Oleh karena itu jika asumsi homoskedastisitas tidak dipenuhi maka hasil uji t tidak menentu. Selain uji signifikan tidak dapat diterapkan, batas – batas kepercayaan juga tidak dapat diterapkan. Artinya jika varian penaksir model tidak memenuhi asumsi homoskedastisitas, maka inferensi dan prediksi mengenai koefisien – koefisien populasinya akan keliru. Dalam analisis model regresi linear apabila semua asumsi model regresi linear klasik terpenuhi kecuali asumsi homoskedastisitas yang berarti adanya heteroskedastisitas, maka estimator dari paramater yang diperoleh masih tetap tak bias dan konsisten tetapi estimatornya tidak efisien, baik untuk sampel kecil maupun sampel besar.

2.4.3 Pengujian Heteroskedastisitas