BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian, maka kesimpulan yang di peroleh adalah :
1. Dari 40 sampel, tidak ada pertumbuhan bakteri pada 17 sampel 42,5,
terdapat pertumbuhan flora normal pada 9 sampel 22,5 dan terdapat pertumbuhan bakteri potensial patogen pada 14 sampel 35.
2. Dari 40 sampel yang diperiksa, bakteri yang sering ditemui adalah flora
normal yaitu Bacillus subtilis sebanyak 22,5, dan diikuti dengan potensial patogen yaitu Klebsiella sp. 15, Staphylococcus aureus
7,5, Pseudomonas sp. 5, Proteus sp. 5 dan E.coli 2,5. 3.
Hasil kuesioner menunjukkan 60 pengguna lensa kontak mangamalkan cara penggunaan yang baik.
6.2. Saran
Saran yang diberikan peneliti berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kontaminasi pada peralatan lensa kontak.
2.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar untuk mengembangkan penelitian ini.
3.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara cara penggunaan lensa kontak dan terjadinya kontaminasi pada peralatan
lensa kontak.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lensa Kontak 2.1.1. Definisi
Lensa kontak adalah lensa plastik tipis yang dipakai menempel pada kornea mata dimana memiliki fungsi yang sama dengan kacamata, yaitu
mengoreksi kelainan refraksi, kelainan akomodasi, terapi dan kosmetik Klinik Mata Nusantara, 2008.
2.1.2. Klasifikasi Lensa Kontak
Klasifikasi lensa kontak beserta keuntungan dan kelemahannya berdasarkan American Optometric Association 2014:
1. Rigid gas-permeable RGP: Dibuat dari plastik tipis yang fleksibel yang
mempermudah masuknya oksigen ke mata. Keuntungan: penglihatan lebih baik, waktu berdaptasi pendek, nyaman,
mengoreksi hampir seluruh kelainan refraksi mata, mudah digunakan dan disimpan, jangka penggunaannya relatif lama, tersedia dalam berbagai warna,
dan bifokal. Kelemahan: lebih mudah terlepas pada pusat mata daripada tipe yang lain,
debris lebih mudah menempel pada lensa, memerlukan penggunaan yang konsisten dan pemeriksaan kesehatan mata.
2. Daily-wear soft lens: Dibuat dari plastik yang lembut dan fleksibel, yang
mempermudah masuknya oksigen ke mata. Keuntungan: waktu beradaptasi sangat pendek, lebih nyaman dan tidak mudah
terlepas seperti RGP, tersedia dalam berbagai warna dan bifokal, baik untuk yang selalu menjaga penampilan.
Kelemahan: tidak mengoreksi semua kelainan refraksi mata, penglihatan tidak setajam seperti menggunakan lensa RGP, lensanya mudah berminyak dan
harus diganti, dan memerlukan perawatan yang intensif.
Universitas Sumatera Utara
3. Extended-wear: Digunakan pada malam hari, tersedia dalam jenis soft lens
dan RGP. Keuntungan: bisa dipakai selama 7 hari tanpa dilepas.
Kelemahan: tidak mengoreksi semua kelainan refraksi mata, risiko komplikasi meningkat, memerlukan pemeriksaan kesehatan mata yang rutin, dan
pelayanan yang profesional. 4.
Extended-wear disposable: Digunakan dalam waktu berjangka, dari hari pertama sampai 6 hari kemudian diganti.
Keuntungan: tidak perlu dibersihkan, memiliki risiko yang rendah jika digunakan sesuai petunjuk, tersedia dalam berbagai warna, bifokal, dan
sebagai lensa cadangan. Kelemahan: Penglihatan tidak setajam seperti menggunakan lensa RGP, tidak
mengoreksi semua kelainan refraksi mata, dan perawatannya lebih sulit. 5.
Planed replacement : Lensa ini digunakan secara berjangka sebagai pengganti dari soft lens, kebanyakan digunakan lebih dari 2 minggu, sebulan atau 4
bulan. Keuntungan: mudah dibersihkan dan tidak mudah terkena infeksi, baik untuk
mata yang sehat, tetapi harus dengan resep dokter. Kelemahan: penglihatan tidak setajam seperti menggunakan lensa RGP, tidak
mengoreksi semua kelainan refraksi mata, dan perawatannya lebih sulit.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Anatomi Mata Terkait Lensa Kontak
Gambar 2.1: Anatomi mata Biographixmedia, 2006
2.2.1. Kornea
Kornea Latin cornum=seperti tanduk merupakan selaput bening mata dan bagian terdepan dari sklera yang bersifat transparan sehingga memudahkan
sinar masuk ke dalam bola mata. Kornea berperan meneruskan dan memfokuskan cahaya ke dalam bola mata. Pembiasan terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40
dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea. Kornea terdiri dari beberapa lapis jaringan yang menutup bola mata bagian depan
yaitu epitel, membran bowman, stroma, membran descement dan endotel Ilyas, 2005.
2.2.2. Palpebra
Palpebra atau sering disebut kelopak mata mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata
di depan kornea. Palpebra merupakan alat menutup mata untuk melindungi bola Posisi letak
lensa kontak
Universitas Sumatera Utara
mata terhadap trauma fisik, trauma kimiawi dan pengeringan bola mata Ilyas, 2005. Kelopak mata membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar karena
pemerataan air mata dan sekresi barbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata Ilyas, et al; 2002. Pada kelopak mata terdapat beberapa
bagian antara lain; kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar zeis pada pangkal rambut bulu mata, serta kelenjar Meibom pada tarsus Ilyas,
2005.
2.2.3. Konjungtiva
Konjungtiva atau selaput lendir mata adalah membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang. Konjungtiva mengandung kelenjar musin
yang dihasilkan oleh sel goblet dan bersifat membasahi bola mata terutama kornea. Terdapat tiga bagian konjungtiva yaitu; konjungtiva tarsal yang menutup
tarsus, konjungtiva bulbi membungkus bulbi okuli serta menutupi sklera, dan konjungtiva forniks sebagai tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan
konjungtiva bulbi Ilyas, 2005.
2.2.4. Air Mata
Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata. Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimalis, kanalikuli lakrimal, sakus
lakrimal yang terletak di bagian depan rongga orbita, air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus inferior Ilyas, 2005.
2.3. Pemilihan Lensa Kontak 2.3.1. Indikasi Penggunaan Lensa Kontak
Menurut Windia 2010, indikasi-indikasi penggunaan lensa kontak adalah sebagai berikut:
a. Indikasi optik
Digunakan pada anisometropia, aphakia unilateral, myopia yang berminus tinggi, keratokonus dan astigmatisma irregular. Lensa kontak dapat
Universitas Sumatera Utara
digunakan oleh setiap orang yang memiliki kelainan refraksi mata dengan tujuan kosmetik.
b. Indikasi terapeutik
1. Penyakit pada kornea, contohnya ulkus kornea non-healing,
keratopathi bullousa, keratitis filamentari, dan sindrom erosi kornea yang rekuren.
2. Penyakit pada iris mata, contohnya aniridia, koloboma, albino
untuk menghindari kesilauan cahaya. 3.
Pada pasien glukoma, lensa kontak digunakan sebagai alat pengantar obat.
4. Pada pasien ambliopia, lensa kontak opak digunakan untuk oklusi.
5. Bandage soft contact lenses digunakan untuk keratoplasti dan
perforasi mikrokornea. c.
Indikasi preventif Digunakan untuk prevensi simblefaron dan restorasi forniks pada penderita
luka bakar akibat zat kimia, keratitis, dan trichiasis. d.
Indikasi diagnostik Digunakan
selama menggunakan
gonioskopi, elektroetinografi,
pemeriksaan fundus pada astigmatisma irregular, fundus fotografi, dan pemeriksaan
goldman’s 3 bayangan. e.
Indikasi operasi Lensa kontak digunakan selama operasi goniotomi untuk glukoma
congenital, vitrektomi, fotokoagulasi endokular. f.
Indikasi kosmetik Digunakan apabila terdapat skar pada kornea mata yang menyilaukan mata
lensa kontak warna, ptosis, lensa sclera kosmetik pada phthisis bulbi. g.
Indikasi occupational Occupational seperti olahragawan, pilot dan actor.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2. Kontraindikasi Penggunaan Lensa Kontak
Menurut Lima, et-al; 2004, sebelum memilih lensa kontak untuk tujuan koreksi mata, adalah penting untuk mengevaluasi motivasi pasien, kebutuhan
mata, dan riwayat penyakit mata. Pasien yang tidak termotivasi, cenderung tidak mematuhi metode dan rejimen perawatan lensa kontak, dan ini menempatkan
mereka pada risiko yang lebih besar terhadap komplikasinya . a.
Peradangan akut atau subakut pada segmen anterior mata b.
Infeksi mata akut dan kronis c.
Setiap penyakit mata yang mempengaruhi kornea, konjungtiva, dan kelopak mata, misalnya: kelainan epitel epithelial fragility, kelainan pada
endotel, mata kering dry eye syndrome, alergi, pinguekula dan pterigium d.
Hipesthesia kornea e.
Glaukoma yang tidak terkontrol f.
Vitreocorneal pada aphakia mata tanpa lensa g.
Intoleransi psikologis h.
Lingkungan kerja yang terpapar dengan debu dan kotor M Kellogg Eye Center, 2015.
i.
Ketidak mampuan untuk menangani dan merawat lenasa dengan benar M
Kellogg Eye Center, 2015.
2.4. Cairan Lensa kontak
Sistem perawatan lensa dan cairan lensa kontak digunakan untuk membersihkan, mendisinfeksi, dan menyimpan lensa kontak. Perawatan lensa
kontak yang tepat adalah penting untuk menjaga kesehatan mata yang bebas dari infeksi CDC, 2015.
Tujuan dari mendisinfeksi dan membersihkan lensa kontak adalah untuk mengurangi jumlah mikroorganisme yang menumpuk pada lensa kontak, sehingga
mengurangi risiko terjadinya infeksi mata. Cairan lensa kontak dapat meningkatkan kenyamanan pada mata dengan menyimpan permukaan lensa
kontak lebih basah. Mengusap dan membilas lensa kontak dengan cairan pembersih
sebelum dan
selepas pemakaian
adalah langkah
yang
Universitas Sumatera Utara
direkomendasikan oleh rezim perawatan. Pengosongan cairan pembersih dalam wadah, membersihkan dan mengeringkan wadah lensa kontak setiap kali pakai
dan mengganti dengan cairan pembersih yang segar setiap kali lensa disimpan dalam wadah adalah hal yang penting dalam penggunaan lensa kontak British
Contact Lens Association, 2015.
2.4.1. Kandungan Cairan Lensa Kontak
Tabel 2.1. Kandungan Cairan Lensa Kontak
Aqueous saline
vehicle Wetting
agent Other polymer
Buffering agent
Preservative Pengawet
NaCl NaCl + KCl
saline mixed salts
not specified PEG-11
lauryl ether
carboxylic acid
polamine poloxamer
e.g. pluronic-
F127 carboxymethylcelluluse
hydroxyethylcellulose hydroxypropyl guar
hypromellose glycerine
polyethylene
glycol PEG
polyvinyl alcohol
PVA povidone
sodium hyaluronate not specified
borate boric acid
citrate phosphate
trometamol chlorite peroxide
chloriteperoxycompound CPC
Polyhexamethylene Biguanide
PHMB polidronium
polyhexanide sodium perborate
sorbic acid stabilised
oxychlorite
Sumber: Michael J Doughty, 2010.
Cairan lensa kontak umumnya mengandung 4 jenis bahan yaitu aqueous saline vehicle, wetting agent agen pembasah, polymer dan buffering agent
untuk memberikan PH cairan yang tepat. Tambahan bahan pengawet pada cairan lensa kontak sebagai suatu agen antimikroba, khususnya digunakan untuk
melemahkan atau mencegah pertumbuhan mikroba dalam botol cairan lensa kontak. Beberapa bahan pengawet tertentu dapat menyebabkan terjadinya efek
toksik pada mata yaitu salah satunya dapat menyebabkan alergi mata Doughty, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2. Jenis-jenis Cairan lensa Kontak:
Sistem perawatan terbaru menggabungkan cairan-cairan lama menjadi dua jenis cairan yaitu peroksida Hydrogen Peroxide-Based Lens Care Systems dan
cairan serbaguna Multipurpose Contact Lens Solutions. Kedua cairan ini mengandung agen pembersih seperti senyawa bifosfonat untuk membersihkan
protein dan struktur polimer untuk mencegah penempelan lensa dan protein. Cairan tersebut pada umumnya juga mengandung bahan pelembab seperti
selulosa, propylene glycol, atau polyvinyl. Selain itu terdapat juga pengatur
keasaman dan pengawet.
Cairan peroksida sendiri merupakan cairan yang secara kimiawi berbahaya untuk jaringan mata, namun memiliki sifat pembunuh bakteri yang superior
dibanding cairan serbaguna. Maka dalam cairan peroksida yang digunakan untuk lensa kotak terkandung juga didalamnya penetral peroksida untuk mencegah
kerusakan jaringan mata. Cairan serbaguna menggunakan polimer sebagai disinfektan, namun fungsi
lainnya yang lebih diutamakan adalah sebagai media penyimpanan steril selama lensa kontak tidak digunakan. Karena lensa kontak yang direndam dalam cairan
ini dapat langsung digunakan ke mata maka agen polimer yang digunakan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mengiritasi mata dengan mengurangi kekuatan
disinfeksinya Kosasih, 2015.
2.5. Teknik Penggunaan Lensa Kontak
Menurut Johnson-Johnson Vision Care 2009, terdapat beberapa langkah terhadap cara memasang dan melepaskan lensa kontak.
2.5.1. Cara Memakai Lensa Kontak
Langkah 1: Benar-benar mencuci dan mengeringkan tangan dengan sabun dan
kain bersih. Langkah 2:
Bilas lensa
kontak dengan
cairan lensa
kontak untuk
menghilangkan debris. untuk menghindari tercampur lensa kontak, selalu memakai dan melepaskan lensa pada mata KANAN terlebih
dahulu.
Universitas Sumatera Utara
Langkah 3: Tempatkan lensa kontak pada ujung jari telunjuk dan pastikan lensa
benar-benar berorientasi dengan baik. Langkah 4:
Gunakan tangan yang lain untuk menahan kelopak mata atas sehingga mata tidak akan berkedip.
Langkah 5: Tarik kelopak mata bawah dengan jari-jari tangan yang memasang
lensa kontak. Langkah 6:
Lihat ke atas dan letakkan lensa kontak di bagian bawah mata secara perlahan.
Langkah 7: Perlahan-lahan lepaskan kelopak mata dan tutup mata.
Langkah 8: Kedip mata beberapa kali untuk memposisikan lensa di tengah
mata. Langkah 9:
Jika matanya tidak nyaman, lepaskan lensa kontak dan memeriksa kerusakan atau debris pada lensa kontak serta bilas kembali dengan
cairan lensa kontak dan memakai pada mata.
2.5.2. Cara Melepaskan Lensa Kontak
Langkah 1: Benar-benar mencuci dan mengeringkan tangan dengan sabun dan
kain bersih. Langkah 2:
Lihat ke atas dan menarik kelopak mata ke bawah. untuk menghindari tercampur lensa kontak, selalu melepaskan dengan
urutan yang sama. Langkah 3:
Letakkan jari telunjuk pada tepi bagian bawah lensa kontak. Langkah 4:
Geser lensa kontak kearah bagian putih mata. Langkah 5:
Jepit lensa kontak dengan jari telunjuk dan ibu jari secara perlahan dan lepaskannya berlahan.
Langkah 6: Menggunakan cara yang sama untuk melepaskan lensa kontak pada
mata yang lain.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3. Teknik Penggunaan Lensa Kontak Yang Aman
Rekomendasi dari American Optometric Association 2014 bagi para pengguna lensa kontak terkait hal-hal yang harus dilakukan dan hal-hal yang
harus dihindari agar penggunaannya aman: 1.
Selalu cuci tangan sebelum mengendalikan lensa kontak. 2.
Membersihkan lensa kontak secara rutin, usap lensa kontak dengan jari dan bilas sebelum lensa berendam dalam wadah yang sudah diisi larutan
serbaguna yang cukup untuk benar-benar menutupi seluruh lensa. 3.
Meletakkan lensa dalam wadah penyimpanan lensa yang tepat dan mengganti wadah penyimpan minimal setiap tiga bulan sekali.
4. Gunakan hanya produk cairan pembersih yang direkomendasikan oleh
dokter mata untuk membersihkan dan mendisinfeksi lensa kontak. Saline solution dan rewetting drops adalah bukan cairan untuk disinfeksi lensa.
5. Gunakan cairan yang masih baru untuk membersihkan dan menyimpan
lensa kontak. Jangan menggunakan cairan yang sudah dipakai. Cairan lensa kontak harus diganti menurut rekomendasi pabrikan, meskipun lensa
kontaknya sendiri tidak dipakai setiap hari. 6.
Selalu ikuti jadwal penggantian lensa kontak sesuai resep dokter. 7.
Lepaskan lensa kontak sebelum berenang atau merendam dalam air panas. 8.
Konsultasi ke dokter mata secara rutin untuk melakukan pemeriksaan mata.
2.5.4. Cara Perawatan Lensa Kontak
Lensa kontak sekali buang didesain untuk hanya dipaki sekali dan langsung dibuang, jadi tidak perlu kawatir untuk membesihkan dan menyimpan
lensa kontak. Langkah perawatan lensa kontak adalah sangat mudah untuk dilakukan apabila memakai lebih dari satu hari. Pengguna lensa kontak harus
mengikuti rutinitas yang disarankan oleh tenaga medis profesional, untuk menjaga kesehatan mata dan kenyamanan memakai lensa kontak dengan memilih cairan
lensa kontak yang sesuai Bausch +Lomb, 2015.
Universitas Sumatera Utara
Merunut Bausch + Lomb 2015 cara penggunaan cairan lensa kontak adalah: Langkah 1:
Teteskan 3 tetes cairan pembersih pada kedua permukaan lensa kontak dan gosok secara lembut selama 20 detik. Hal ini
memastikan bahawa permukaan lensa kontak bebas dari debu dan deposit.
Langkah 2 : Membilas kedua permukaan lensa kontak selama 5 detik dengan cairan pembersih lensa kontak.
Langkah 3: Letakkan lensa kontak di dalam wadah lensa kontak yang diisi oleh
cairan pembersih lensa kontak yang segar membuang cairan dari wadah lensa kontak setelah digunakan.
Rendam lensa kontak paling tidak 4 jam. Sekarang lensa kontak siap untuk dipakai kapanpun kita inginkan.
2.6. Keberadaan Kontaminan
2.6.1. Flora Normal Pada Kulit
Karena kulit secara konstan selalu kontak atau berhubungan dengan lingkungannya baik dengan udara, air, tanah dan sebagainya, kulit manusia
mengandungi bermacam-macam mikroorganisme. Namun demikian, kulit manusia tidak memberikan suasana yang menguntungkan bagi kebanyakan
mikroorganisme, terutama mikoorganisme yang patogen karena harus mengadakan kompetisi dengan flora mikroba yang telah ada pada kulit.
Flora normal yang ada pada kulit secara garis besar dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu flora tetap resident flora dan flora tidak menetap transient
flora. Flora tetap terdiri atas mikroorganisme yang relatif menetap pada kulit atau bagian-bagian tertentu dari kulit. Flora tetap umumnya bersifat komensal dan non-
invasif pada lingkungannya yang terbatas. Pada keadaan tertentu dapat berpindah tempat, misalnya kedalam aliran darah atau jaringan lain, maka flora residen ini
akan menjadi ganas dan dapat menimbulkan penyakit. Mikroorganisme ini disebut sebagai patogen oportunistik. Mekanisme bacterial interference mencegah
kolonisasi dari bakteri patogen. Flora residen yang terdapat pada kulit antara lain
Universitas Sumatera Utara
adalah Basil difteroid, Streptococcus viridians, Streptococcus faecalis, Staphylococcus epidermidis, basil pembentuk spora, mikrobakteria saprofitik.
Flora tidak menetap terdiri atas mikroorganisme non-patogen dan patogen potensial yang tidak menetap atau selalu ada pada kulit , mungkin hanya
beberapa jam, beberapa hari atau beberapa minggu. Flora yang tidak menetap ini diperoleh dari lingkungan sekitarnya dan tidak membahayakan selama flora
residen tetap intak. Apabila flora residen terganggu, transien flora akan berkembang biak dan dapat menyebabkan penyakit Tim Mikrobiologi, Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya, 2003.
2.6.2. Flora Normal Pada Mata
Tanpa pemakaian lensa kontak, kornea dianggap steril. Namun, pada konjungtiva dan kelopak mata terdapat kediaman mikroorganisme semasa
pemakaian yang tidak rumit. Flora normal yang terdapat pada permukaan lensa adalah koagulase staphylococci negatif, Corynebacterium sp., Micrococcus sp.,
Bacillus sp., dan Propionibacterium sp. Szczotka-Flynn, 2010. Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid Corynebacterium xerosis, S. epidermidis
dan steptokokus non hemolitik. Sering juga ditemui Neisseria dan basil gram negatif yang menyerupai spesies Hemophilus Moraxella. Flora konjungtiva
dalam keadan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim Brooks, 2005.
2.7. Dasar Masalah Pada Pemakaian Lensa Kontak
a. Pemakaian lensa kontak yang berpanjangan
b. Cara penggunaan lensa kontak yang tidak sesuai
c. Cara pembersih lensa kontak yang tidak professional
d. Kerutinan pencucian lensa kontak
e. Kekurangan higienitas dalam pengendalian lensa kontak
f. Tidur malam tanpa melepaskan lensa kontak Graham, 2012.
Universitas Sumatera Utara
2.8. Kontaminasi Pada Cairan Pembersih
Botol cairan pembersih sendiri mudah terkontaminasi dan menjadi sumber mikroba yang mungkin mencemari wadah penyimpanan lensa, mengikuti
lensa dan menyebabkan reaksi inflamasi, atau menginfeksi kornea. Sebenarnya, keratitis mikroba telah dikaitkan dengan produk perawatan yang terkontaminasi.
Semua jenis cairan pembersih, termasuk hidrogen peroksida, telah terbukti menjadi terkontaminasi, bahkan apabila botol pembersih yang masih belum
dibuka atau disegal. Meskipun, koagulase-negatif staphylococci biasanya terdeteksi, patogen potensial seperti S.marcescens dan P.aeruginosa biasanya
terisolasi, dan menyebabkan kekhawatiran, karena organisme ini bisa langsung menginfeksi kornea dalam kondisi yang tertentu. Disamping itu , mikroorganisme
ini dapat berfungsi sebagai sumber makanan bagi organisme patogen lain seperti Acanthamoeba sp. Szczotka-Flynn, 2012. Selain itu, bakteri potensial patogen
seperti Pseudomonas sp., Serratia sp., E.coli, Haemophilus influenza, Streptococcus dan Staphylococcus mampu mengikuti lensa kontak menyebabkan
keratitis mata Ibrahim, 2008.
2.9. Mikroorganisme Yang Sering Terdapat Pada Cairan Pembersih Lensa Kontak