19
BAB III KERANGKA PIKIR PENELITIAN
3.1 Kerangka Pikir Penelitiam
Perubahan kewenangan kelembagaan yang sangat fundamental telah dilaksanakan sejak tahun 1999 dengan perubahan kewenangan Bank Indonesia
untuk berdiri sendiri dan tidak lagi dibawah kekuasaan pemerintah. Dengan demikian, berdasarkam UU Nomor 17 uhun 1999, maka Bank Indonesia
mengemban tugas pokok melaksanakan dan memelihara stabilitas nilai rupiah. Dengan tugas tersebut, maka Bank Indonesia sejak tahun 2005 telah menetapkan
kebijakan inflation targeting framework ITF yang mempergunakan instrumen suku bunga BI rate sebagai instrumen kebijakan untuk mengendalikan besaran
inflasi. Pertama, bahwa kebijakan moneter di Indonesia dilakukan melalui otoritas moneter Bank Indonesia secara terpusat berlaku di seluruh Indonesia.
Kedua, bahwa kebijakan moneter yang dilaksanakan Bank Indonesia didukung oleh keberadaan industri perbankan nasional, regional dan lokal
setingkat BPR serta lembaga keuangan mikro lainnya. Dalam rangka mendapatkan gambaran prihal efektivitas kebijakan moneter bagi kinerja
pertumbuhan ekonomi, kajian ini memberikan focus kepada dinamika sektor financial khususnya pada mobilisasi dana tabungan masyarakat yang dikelola
perbankan, serta pada saat bersamaan juga dapat disalurkan sebagai pinjaman atau bantuan permodalan kepada masyarakat umum maupun pengusaha.
Pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka melakukan pemetaan pengaruh kebijakan moneter terhadap kinerja industri perbankan nasional
dilakukan dengan menganalisis prilaku financial credit KreditM2, financial
20 saving tabunganM2, serta perilaku inflasi dimana diprediksi dipengaruhi oleh
dinamika sektor riel dan dinamika sektor moneter. Berdasarkan kajian Romer 2000, Michael 2009 dan Sutikno 2007,
Deasy Ariyanti 2008, Sato 2001, Hussain 2009, maka dapat disusun kerangka pikir penelitian tentang kinerja kebijakan moneter terhadap pembentuan
ekonomi regional Bali sebagaimana disajikan pada Gambar 2.3. Pembentukan PDB dinyatakan sebagai produk domestic regional bruto Propinsi Bali yang
dipengaruhi pergerakannya oleh arah perubahan suku bunga riel suku bunga- inflasi, financial saving FS yang merupakan ratio dari TabunganPDB, serta
financial credit FC yang merupakan ratio dari total kreditPDB. Pada sisi lain, penelitian juga merespon perilaku suku bunga SBI terhadap
frinancial saving FS dan financial_credit FC. sehingga dimungkinkan dapat diperoleh gambaran lebih nyata peranan dari instrument moneter suku bunga
SBI terhadap pembentukan PDB Propinsi Bali melalui jalur transmisi financial saving dan financial credit. Dengan demikian, diharapkan dapat dikembangkan
model simulasi suku bunga SBI untuk diletakan pengaruhnya terhadap kondisi financial saving dan financial credit, untuk kemudian diharapkan dapat ditelusuri
dampak akhir dari perubahan financial saving dan financial credit terhadap pembentukan produk secara nasional.
3.2 Konsep Operasonal Makro Ekonomi Financial Deepening