41 Arum, 2008. Senada dengan itu definisi merokok juga dikemukakan oleh
amstrong seperti yang dikutip oleh Nasution 2007 yakni menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali ke luar.
2. Dinamika rokok di Indonesia
Kutipan Latar belakang Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 40 tahun 2013 tentang peta jalan pengendalian dampak konsumsi
rokok bagi kesehatan 2013: 4 menyebutkan bahwa konsumsi rokok merupakan epidemi yang mengancam kelangsungan generasi di Indonesia.
Berdasarkan data dari Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan P2PL Kementrian Kesehatan 2013, saat ini Indonesia masih menjadi
negara ketiga dengan jumlah perokok aktif terbanyak di dunia 61,4 juta perokok setelah Cina dan India sekitar 60 persen pria dan 4,5 persen wanita di
Indonesia adalah perokok. Sementara itu, perokok pada anak dan remaja juga terus meningkat 43 juta dari 97 juta warga Indonesia adalah perokok pasif.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Republik Indonesia, Hampir satu dari tiga orang dewasa merokok. Prevalensi merokok di kalangan orang dewasa
meningkat ke 31,5 pada tahun 2001 dari 26,9 pada tahun 1995 Lebih dari 6 dari 10 pria merokok, namun sedikit wanita yang merokok. Pada tahun
2001, 62,2 dari pria dewasa merokok, dibandingkan dengan 53,4 pada tahun 1995. Hanya 1,3 wanita dilaporkan merokok secara teratur pada tahun
2001. Sebagian besar 68,8 perokok mulai merokok sebelum umur 19
42
tahun, saat masih anak-anak atau remaja. Rata-rata umur mulai merokok yang semula 18,8 tahun pada tahun 1995 menurun ke 18,4 tahun pada tahun 2001
sumber : DEPKES RI2001. Menurut Abdillah Ahsan
9
, selaku peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi FE Universitas Indonesia UI, menerangkan bahwa Tahun 1995,
jumlah perokok di Indonesia mencapai 27 persen dari jumlah penduduk di Indonesia. Sedangkan tahun 2011, jumlah perokok meningkat menjadi 36
persen.Untuk penduduk pria, jumlah perokok mencapai 50 persen pada 1995. Tahun 2011 meningkat menjadi 67 persen. Ini berarti setiap dua dari tiga
penduduk pria di Indonesia merokok. Untuk penduduk wanita, jumlah perokok mencapai satu persen pada 1995. Jumlah ini menjadi empat persen
pada 2011. Ini berarti ada peningkatan 400 persen jumlah perokok wanita selama 16 tahun itu.
Abdillah Ahsan juga menyatakan bahwa Peningkatan jumlah perokok itu diakibatkan pemerintah tidak proaktif dalam mengendalikan konsumsi rokok
di Indonesia. Hal ini terbukti dari tidak diratifikasinya Kerangka Kerja Konvensi Pengendalian Tembakau oleh pemerintah Republik Indonesia.
Dinas Kesehatan dibawah kementrian kesehatan melakukan tindakan untuk mengurangi penggunaan rokok salah satunya adalah pemakaian label
iklan mengenai dampak dari merokok yang dipasangkan dalam kemasan
9
dalam Republika Online, Senin 27 Oktober 2014
43
rokok. Peraturan ini harus di patuhi oleh semua produsen rokok baik lokal maupun luar negeri yang rokoknya di perdagangkan di Indonesia.
3. Regulasi rokok di Indonesia