Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokok T1 362007059 BAB IV

(1)

39

BAB IV

ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASI

1. Sejarah Rokok

Rokok berawal dari sebuah tradisi kuno masyarakat asli benua amerika (Maya, Aztec dan Indian) sejak 1000 tahun sebelum masehi. Pada mulanya tradisi tersebut dilakukan dengan cara mengunyah tembakau dan menghisap tembakau dengan menggunakan sebuah pipa. Tujuan tradisi ini pada masa itu adalah untuk menunjukan persahabatan dan persaudaraan saat beberapa suku yang berbeda berkumpul, serta sebagai ritual pengobatan.

Setelah itu dengan adanya jalur perdagangan maka tradisi mengunyah dan menghisap tembakau ini mulai menyebar ke daratan Eropa. Jean nicot seorang diplomat dan petualang perancislah yang mengenalkan rokok hampir ke seluruh Eropa dan nama nikotin diambil dari namanya. Beberapa catatan lain mengungkapkan bahwa tradisi merokok yang lebih tua berasal dari Turki

Di Indonesia, Haji Jamahri dari kudus adalah orang pertama yang meramu tembakau dengan cengkeh pada tahun 1880-an. Awalnya Haji Jamahri mencari ramuan untuk mengobati penyakit asma yang dideritanya. Namun racikan tembakau dan cengkeh menjadi terkenal.

Rokok sendiri Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia rokok n gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yg dibungkus (daun nipah, kertas,


(2)

40

dsb)(KBBI 2008: 1217). Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dan berdiameter sekitar 10 mm yang berisi daun tembakau yang dicacah. Rokok dibakar pada salah satu unjungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.

Ada dua tipe rokok yaitu rokok non-filter dan rokok filter. Yang membedakan adalah terdapat filter penyaring dalam setiap gulungan rokok. Tujuannya adalah meringankan efek yang muncul dari setiap hisapan rokok. Kandungan-kandungan cengkeh dan tembakau yang tidak baik tidak langsung masuk kedalam tubuh. Filter atau penyaring biasa terbuat dari spon terdapat dibagian ujung yang dihisap.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 28 tahun 2013 tentang pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau (2013: 5) Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4 menerangkan

bahwa rokok merupakan produk tembakau yang berarti suatu produk yang

secara keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau sebagai bahan bakunya yang diolah untuk digunakan dengan cara dibakar, dihisap, dihirup atau dikunyah. Rokok termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan. (8Permenkes no 28/2013: 5)

Sedangkan merokok didefinisikan sebagai kegiatan membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa

8

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 28 tahun 2013 tentang pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau.


(3)

41

(Arum, 2008). Senada dengan itu definisi merokok juga dikemukakan oleh amstrong seperti yang dikutip oleh Nasution (2007) yakni menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali ke luar.

2. Dinamika rokok di Indonesia

Kutipan Latar belakang Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 40 tahun 2013 tentang peta jalan pengendalian dampak konsumsi rokok bagi kesehatan (2013: 4) menyebutkan bahwa konsumsi rokok merupakan epidemi yang mengancam kelangsungan generasi di Indonesia. Berdasarkan data dari Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementrian Kesehatan (2013), saat ini Indonesia masih menjadi negara ketiga dengan jumlah perokok aktif terbanyak di dunia 61,4 juta perokok setelah Cina dan India sekitar 60 persen pria dan 4,5 persen wanita di Indonesia adalah perokok. Sementara itu, perokok pada anak dan remaja juga terus meningkat 43 juta dari 97 juta warga Indonesia adalah perokok pasif.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Republik Indonesia, Hampir satu dari tiga orang dewasa merokok. Prevalensi merokok di kalangan orang dewasa meningkat ke 31,5% pada tahun 2001 dari 26,9 % pada tahun 1995 Lebih dari 6 dari 10 pria merokok, namun sedikit wanita yang merokok. Pada tahun 2001, 62,2% dari pria dewasa merokok, dibandingkan dengan 53,4 % pada tahun 1995. Hanya 1,3% wanita dilaporkan merokok secara teratur pada tahun 2001. Sebagian besar (68,8%) perokok mulai merokok sebelum umur 19


(4)

42

tahun, saat masih anak-anak atau remaja. Rata-rata umur mulai merokok yang semula 18,8 tahun pada tahun 1995 menurun ke 18,4 tahun pada tahun 2001 (sumber : DEPKES RI/2001).

Menurut Abdillah Ahsan9, selaku peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Indonesia (UI), menerangkan bahwa Tahun 1995, jumlah perokok di Indonesia mencapai 27 persen dari jumlah penduduk di Indonesia. Sedangkan tahun 2011, jumlah perokok meningkat menjadi 36 persen.Untuk penduduk pria, jumlah perokok mencapai 50 persen pada 1995. Tahun 2011 meningkat menjadi 67 persen. Ini berarti setiap dua dari tiga penduduk pria di Indonesia merokok. Untuk penduduk wanita, jumlah perokok mencapai satu persen pada 1995. Jumlah ini menjadi empat persen pada 2011. Ini berarti ada peningkatan 400 persen jumlah perokok wanita selama 16 tahun itu.

Abdillah Ahsan juga menyatakan bahwa Peningkatan jumlah perokok itu diakibatkan pemerintah tidak proaktif dalam mengendalikan konsumsi rokok di Indonesia. Hal ini terbukti dari tidak diratifikasinya Kerangka Kerja Konvensi Pengendalian Tembakau oleh pemerintah Republik Indonesia.

Dinas Kesehatan dibawah kementrian kesehatan melakukan tindakan untuk mengurangi penggunaan rokok salah satunya adalah pemakaian label iklan mengenai dampak dari merokok yang dipasangkan dalam kemasan

9


(5)

43

rokok. Peraturan ini harus di patuhi oleh semua produsen rokok baik lokal maupun luar negeri yang rokoknya di perdagangkan di Indonesia.

3. Regulasi rokok di Indonesia

3.1. Peraturan Pemerintah mengenai penggunaan iklan (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok.

JAKARTA/jawa pos – Mulai hari Selasa (24/6) ini satu lagi aturan yang membuat aktivitas merokok semakin tidak nyaman diterapkan. Pemerintah mewajibkan semua kemasan rokok yang beredar mencantumkan gambar kondisi organ tubuh yang rusak jika kebiasaan merokok tidak dihentikan. Dengan gambar yang ‟‟seram‟‟ itu, diharapkan jumlah perokok aktif di Indonesia bisa ditekan10. Aturan penempelan gambar bahaya merokok itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 109/2012.

Peraturan Pemerintah No 109/2012 diadopsi dari Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada bagian 17 mengenai pengamanan zat adiktif (termasuk rokok) pasal 114 yang berbunyi

“Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan rokok ke wilayah Indonesia wajib mencantumkan peringatan kesehatan”. Selain itu dalam pasal 160 di undang-undang yang sama yang berisi :


(6)

44

1. Pemerintah, pemerintah daerah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi yang benar tentang faktor risiko penyakit tidak menular yang mencakup seluruh fase kehidupan.

2. Faktor risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain meliputi diet tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, merokok, mengkonsumsi alkohol, dan perilaku berlalu lintas yang tidak benar.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan bagian II tentang produksi dan impor pasal 14 menyebutkan bahwa :

1. Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau ke wilayah Indonesia wajib mencantumkan peringatan kesehatan.

2. Peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk gambar dan tulisan yang harus mempunyai satu makna.

3. Peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercetak menjadi satu dengan Kemasan Produk Tembakau.


(7)

45

Sedangkan dalam pasal 15 ayat 1 menyebutkan bahwa Setiap 1 (satu) varian Produk Tembakau wajib dicantumkan gambar dan tulisan peringatan kesehatan yang terdiri atas 5 (lima) jenis yang berbeda, dengan porsi masing-masing 20% (dua puluh persen) dari jumlah setiap varian Produk Tembakaunya.

Dalam pasal 17 menyebutkan tentang teknik pemasangan label bahaya merokok dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Gambar dan tulisan peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dicantumkan pada setiap Kemasan terkecil dan Kemasan lebih besar Produk Tembakau.

2. Setiap Kemasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencantumkan 1 (satu) jenis gambar dan tulisan peringatan kesehatan.

3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi Rokok klobot, Rokok klembak menyan, dan cerutu Kemasan batangan.

4. Pencantuman gambar dan tulisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian depan dan belakang masing-masing seluas 40% (empat puluh persen), diawali dengan kata “Peringatan” dengan menggunakan huruf berwarna putih dengan dasar hitam,


(8)

46

harus dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian atau seluruhnya;

b. gambar sebagaimana dimaksud pada huruf a harus dicetak berwarna; dan

c. jenis huruf harus menggunakan huruf arial bold dan font 10 (sepuluh) atau proporsional dengan Kemasan, tulisan warna putih di atas latar belakang hitam.

d. dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian depan dan belakang masing-masing seluas 40% (empat puluh persen), diawali dengan kata “Peringatan” dengan menggunakan huruf berwarna putih dengan dasar hitam, harus dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian atau seluruhnya;

e. gambar sebagaimana dimaksud pada huruf a harus dicetak berwarna; dan

5. jenis huruf harus menggunakan huruf arial bold dan font 10 (sepuluh) atau proporsional dengan Kemasan, tulisan warna putih di atas latar belakang hitam.

Peraturan lainnya adalah Permenkes 28/2013 telah sangat jelas menerangkan mengenai pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemsan produk tembakau. Bab II


(9)

47

(Permenkes 28/2013: 6-7) berisi tentang peringatan kesehatan. Pasal 3 berisi :

1. Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor produk tembakau ke dalam wilayah Indonesia wajib mencantumkan Peringatan Kesehatan pada Kemasan terkecil dan Kemasan lebih besar Produk Tembakau.

2. Kemasan terkecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa bungkus yang berhubungan langsung dengan Produk Tembakau untuk dijual eceran.

3. Kemasan yang lebih besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa slop.

4. Gambar dan tulisan Peringatan Kesehatan harus mempunyai satu makna yang tercetak menjadi satu dengan Kemasan Produk Tembakau dan bukan merupakan stiker yang ditempelkan pada Kemasan Produk Tembakau.

5. Peringatan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tercantum dalam Lampiran yang berbentuk cetak dan file elektronik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

6. Peringatan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (4) tidak boleh tertutup oleh apapun sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, kecuali


(10)

48

pembungkus plastik transparan sehingga Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan masih dapat terbaca dengan jelas.

7. Dalam hal Kemasan Produk Tembakau dibungkus dengan pembungkus yang tidak transparan sehingga peringatan kesehatan tidak dapat terbaca dengan jelas maka Peringatan Kesehatan harus tercetak pada pembungkus.

8. Ketentuan sebagaimana ayat (1) tidak termasuk rokok klobot, klembak menyan, dan cerutu kemasan batangan. Selanjutnya adalah pasal 4 Bab II Permenkes 28/2013 yang berisi :

1. Peringatan Kesehatan terdiri atas 5 (lima) jenis yang berbeda, yang dicantumkan pada setiap 1 (satu) varian Produk Tembakau dengan porsi masing-masing 20% (dua puluh persen) dari jumlah setiap varian Produk Tembakau pada waktu yang bersamaan.

2. Bagi industri Produk Tembakau non Pengusaha Kena Pajak wajib mencantumkan paling sedikit 2 (dua) jenis Peringatan Kesehatan dari 5 (lima) jenis Peringatan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Dalam pasal 5 Bab II Permenkes 28/2013 berisi tentang teknik pemasangan label iklan bahaya rokok dengan ketentuan sebagai berikut :


(11)

49

1. Pencantuman Peringatan Kesehatan pada Kemasan berbentuk kotak

persegi panjang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian depan dan belakang masing-masing seluas 40% (empat puluh persen);

b. dalam hal Kemasan memiliki sisi lebar yang sama maka Peringatan Kesehatan dicantumkan pada sisi depan dan sisi belakang Kemasan;

c. pada bagian atas gambar terdapat tulisan

“PERINGATAN” dengan menggunakan jenis huruf arial bold berwarna putih di atas dasar hitam dengan ukuran huruf 10 (sepuluh) atau proporsional dengan Kemasan;

d. gambar dicetak berwarna dengan kombinasi 4 (empat) warna (Cyan, Magenta, Yellow, Black) dengan kualitas gambar resolusi tinggi atau paling sedikit 300 dot per inch (dpi);

e. di bagian bawah gambar dicantumkan tulisan berwarna putih dengan dasar hitam sesuai dengan makna gambar sebagaimana tercantum dalam Lampiran;

f. dicetak dengan jelas dan mencolok baik gambar ataupun tulisannya; dan


(12)

50

g. tidak mudah rusak, lepas, dan luntur baik karena pengaruh sinar ataupun udara.

2. Pencantuman Peringatan Kesehatan pada Kemasan berbentuk silinder memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. dicantumkan dengan ukuran sebesar 40% dari luas permukaan sisi badan silinder, yang dihitung mulai dari bagian atas sisi samping tutup kemasan silinder;

b. menggunakan 2 (dua) Peringatan Kesehatan yang sama; c. pada bagian atas gambar terdapat tulisan

“PERINGATAN” dengan menggunakan jenis huruf

arial bold berwarna putih di atas dasar hitam dengan ukuran huruf 10 (sepuluh) atau proporsional dengan kemasan;

d. gambar dicetak berwarna dengan kombinasi 4 (empat) warna (Cyan, Magenta, Yellow, Black) dengan kualitas gambar resolusi tinggi atau paling sedikit 300 dot per inch (dpi);

e. di bagian bawah gambar dicantumkan tulisan berwarna putih dengan dasar hitam sesuai dengan makna gambar sebagaimana tercantum dalam Lampiran;

f. dicetak dengan jelas dan mencolok baik gambar ataupun tulisannya;


(13)

51

g. tidak mudah rusak, lepas, dan luntur baik karena pengaruh sinar ataupun udara; dan

h. rasio dan komposisi warna gambar sesuai dengan Lampiran dan tidak boleh diubah.

3.2. Ketentuan pemakaian label iklan bahaya merokok

Peraturan pemerintah telah mengatur ketentuan penggunaan gambar bahaya meroko dengan jelas dengan ketentuan-ketentuan yang harus dijalankan para produsen rokok

Sumber : Permenkes 28/2013


(14)

52

Gambar diatas merupakan ketentuan yang dikeluarkan pemerintah mengenai kemasan rokok yang harus dibuat oleh produsen rokok. Terdapat 5 gambar label iklan bahaya rokok yang harus dipakai produsen rokok sebagai peringatan kesehatan. Gambar tersaebut antara lain :

1. Gambar kangker mulut

Sumber : Permenkes 28/2013 Gambar 4 : Kangker mulut

Pada gambar diatas, terdapat tulisan „PERINGATAN‟ yang ditulis dengan jenis huruf arial bold kapital, ukuran 10, berwarna putih dan diberi blok latar belakang hitam pekat. Gambar menunjukkan mulut seorang perokok yang tampak mengenaskan karena diserang kanker mulut. Di bawah gambar


(15)

53

terdapat tulisan „MEROKOK SEBABKAN KANKER MULUT‟.

2. Gambar orang merokok dengan asap yang membentuk tengkorak

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 5 : orang merokok dengan asap yang membentuk tengkorak

Sama dengan gambar pertama, setiap peringatan bergambar di

bungkus rokok harus menyertakan tulisan „PERINGATAN‟ di

bagian atas gambar. Untuk gambar kedua, tampak seorang perokok yang memegang sebatang rokok sambil menghembuskan asap rokok yang membentuk tengkorak. Di

bawah gambar terdapat tulisan „MEROKOK


(16)

54

3. Gambar kanker tenggorokan

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 6 : kanker tenggorokan.

Gambar no 6 diatas menggambarkan seorang pecandu rokok yang menderita kanker tenggorokan dengan leher bolong dan terdapat benjolan kanker yang menjijikkan. Di bawah gambar

terdapat tulisan besar „MEROKOK SEBABKAN KANKER TENGGOROKAN‟.


(17)

55

4. Gambar orang merokok dengan anak di dekatnya

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 7 : orang merokok dengan anak di dekatnya.

Gambar diatas lebih menekankan bahaya merokok bagi orang lain, terutama anak-anak. Pada gambar tersebut, tampak seorang perokok yang menghisap rokoknya sambil menggendong anak kecil. Di bawah gambar terdapat tulisan

„MEROKOK DEKAT ANAK BERBAHAYA BAGI


(18)

56

5. Gambar paru-paru yang menghitam karena kanker

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 8 : paru-paru yang menghitam karena kanker.

pada gambar diatas, peringatan bergambar menunjukkan dengan jelas bagaimana paru-paru si perokok menghitam karena kanker. Di bawah gambar tersebut terdapat tulisan

„MEROKOK SEBABKAN KANKER PARU-PARU DAN


(1)

51

g. tidak mudah rusak, lepas, dan luntur baik karena pengaruh sinar ataupun udara; dan

h. rasio dan komposisi warna gambar sesuai dengan Lampiran dan tidak boleh diubah.

3.2. Ketentuan pemakaian label iklan bahaya merokok

Peraturan pemerintah telah mengatur ketentuan penggunaan gambar bahaya meroko dengan jelas dengan ketentuan-ketentuan yang harus dijalankan para produsen rokok

Sumber : Permenkes 28/2013


(2)

52

Gambar diatas merupakan ketentuan yang dikeluarkan pemerintah mengenai kemasan rokok yang harus dibuat oleh produsen rokok. Terdapat 5 gambar label iklan bahaya rokok yang harus dipakai produsen rokok sebagai peringatan kesehatan. Gambar tersaebut antara lain :

1. Gambar kangker mulut

Sumber : Permenkes 28/2013 Gambar 4 : Kangker mulut

Pada gambar diatas, terdapat tulisan „PERINGATAN‟ yang ditulis dengan jenis huruf arial bold kapital, ukuran 10, berwarna putih dan diberi blok latar belakang hitam pekat. Gambar menunjukkan mulut seorang perokok yang tampak mengenaskan karena diserang kanker mulut. Di bawah gambar


(3)

53

terdapat tulisan „MEROKOK SEBABKAN KANKER MULUT‟.

2. Gambar orang merokok dengan asap yang membentuk tengkorak

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 5 : orang merokok dengan asap yang membentuk tengkorak

Sama dengan gambar pertama, setiap peringatan bergambar di bungkus rokok harus menyertakan tulisan „PERINGATAN‟ di bagian atas gambar. Untuk gambar kedua, tampak seorang perokok yang memegang sebatang rokok sambil menghembuskan asap rokok yang membentuk tengkorak. Di bawah gambar terdapat tulisan „MEROKOK MEMBUNUHMU‟.


(4)

54

3. Gambar kanker tenggorokan

Sumber : Permenkes 28/2013 Gambar 6 : kanker tenggorokan.

Gambar no 6 diatas menggambarkan seorang pecandu rokok yang menderita kanker tenggorokan dengan leher bolong dan terdapat benjolan kanker yang menjijikkan. Di bawah gambar terdapat tulisan besar „MEROKOK SEBABKAN KANKER TENGGOROKAN‟.


(5)

55

4. Gambar orang merokok dengan anak di dekatnya

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 7 : orang merokok dengan anak di dekatnya.

Gambar diatas lebih menekankan bahaya merokok bagi orang lain, terutama anak-anak. Pada gambar tersebut, tampak seorang perokok yang menghisap rokoknya sambil menggendong anak kecil. Di bawah gambar terdapat tulisan „MEROKOK DEKAT ANAK BERBAHAYA BAGI MEREKA‟.


(6)

56

5. Gambar paru-paru yang menghitam karena kanker

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 8 : paru-paru yang menghitam karena kanker.

pada gambar diatas, peringatan bergambar menunjukkan dengan jelas bagaimana paru-paru si perokok menghitam karena kanker. Di bawah gambar tersebut terdapat tulisan „MEROKOK SEBABKAN KANKER PARU-PARU DAN BRONKITIS KRONIS‟


Dokumen yang terkait

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KEMASAN ROKOK-ROKOK IMITATIF PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KEMASAN ROKOK-ROKOK IMITATIF (Studi Deskriptif Persepsi Konsumen Tentang Kemasan Primer Rokok-Rokok yang Imitatif Terhadap Produk Gudang Garam, Produk HM Sampoerna, Produk

0 3 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokok

0 2 106

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokok T1 362007059 BAB I

0 2 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokok T1 362007059 BAB II

0 1 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokok T1 362007059 BAB V

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokok T1 362007059 BAB VI

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokok

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Stigma "Illegal" Rokok, dan Kompleksitas Relasi di Dalamnya D 902007011 BAB IV

0 1 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koherensi Larangan Iklan Rokok dalam Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan dan Rokok: Perilaku Konsumen Perempuan Usia 17 – 25 Tahun T2 912013032 BAB IV

0 0 68