Varietas Padi Lokal Bali yang Dikoleksi

“Cicih” berarti genjah. Umur tanaman dari tanam sampai panen berkisar antara 135-145 hari 2. Varietas Cicih Medang Putih Jenis padi ini termasuk grup bulu. Bulu medang berwarna putih dengan panjang 1,3-3,5 cm. Lemma palea kulit luar beras berwarna coklat muda, berbulu tipis. Endosperm berwarna putih, dengan panjang 7-8 mm. Panjang malai berkisar antara 24-34 cm. Rata-rata jumlah anakan maksimum 18 dengan tinggi maksimum 165 cm Gambar 4.2. Umur tanaman padi ini mirip dengan padi Cicih Medang Selem yaitu berkisar antara 130-140 hari setelah tanam. Gambar 4.2. Cicih Medang Putih 3. Varietas Padi Merah Varietas Padi Merah ini termasuk grup bulu. Bulu medang berwarna coklat muda dengan panjang 4,5 -7 cm. Lemma palea berwarna coklat muda, berbulu halus. Endosperm berwarna merah muda dengan panjang 6-7 mm. Panjang malai berkisar antara 35-45 cm. Rata-rata jumlah anakan maksimum 33 dengan tinggi maksimum 120 cm Gambar 4.3. Umur tanaman Padi Merah bervariasi antara 145-155 hari setelah tanam. Gambar 4.3. Padi Merah Penebel 4. Ketan Hitam Injin Varioetas Ketan Hitam, di Bali dikenal dengan nama Injin termasuk grup padi bulu. Bulu berwarna kekuningan dengan panjang berkisar antara 0,5-1,5 cm. Lemma palea berwarna coklat muda, berbulu tipis. Endosperm berwarna hitam dengan panjang sekitar 6 mm. Panjang malai berkisar antara 25-29 cm. Rata-rata jumlah anakan maksiumum 35 dengan tinggi maksimum 118 cm Gambar 4.4. Umur Injin betrkisar antara 145-155 hari. Gambar 4.4. Ketan Hitam Injin 5. Varietas Ketan Medang Selem Ketan Medang Selem termasuk grup padi bulu. Bulu berwarna hitam dengan panjang berkisar antara 3,5- 7,5 cm. Lemma palea berwarna coklat muda berbulu. Endosperm berwarna putih dengan panjang sekitar 7 mm. Panjang malai berkisar antara 32-37,5 cm. Rata-rata jumlah anakan maksimum 26 dengan tinggi maksimum 124 cm Gambar 4.5. Umur padi jenis ini berkisar antara 150-160 hari. Gambar 4.5. Ketan Medang Selem Penebel 6. Padi Del Padi Del sesuai dengan namanya berarti berumur panjang atau termasuk tipe padi dengan umur “dalam”. Padi ini termasuk kelompok padi bulu. Bulu berwarna putih kekuningan dengan panjang 2,5-6 cm. Lemma palea berwarna Coklat muda, berbulu tipis. Endosperm berwarna putih kekuningan, dengan panjang 7-8 mm. Panjang malai berkisar antara 32-34 cm Gambar 4.6. Gambar 4.6. Padi lokal Del Penebel

4.2 Ketahanan terhadap Penyakit Blas

Semua varietas yang berhasil dikumpulkan diuji ketahanannya terhadap penyakit blas. Berdasarkan hasil pengujian terbukti bahwa varietas padi merah paling peka terhadap penyakit blas, dimana diantara 40 tanaman yang diinokulasikan jamur Pyricularia oryzae, 31 tanaman 78 terinfeksi dan mengalami kematian, dengan intensitas penyakit rata-rata 85,74. Tanaman Ketan Medang Selem dan Ketan Hitam Injin masing-masinbg sebanyak 25 terinfeksi oleh P. oryzae dengan intensitas penyakit masing-masing sebesar 47,26 dan 42,56. Varietas padi lokal yang relatif tahan adalah Cicih Medang Putih dan Cicih Medang Selem dengan intensitas penyakit masing-masing sebesar 9,75 dan 21,37. Data selengkapnya disajikan pada Tabel 4.1. Berdasarkan hasil pengujian ini, maka untuk kegiatan kemampuan rizobakteri dalam memacu pertumbuhan dan menginduksi ketahanan terhadap penyakit blas digunakan jenis atau varietas padi lokal yang paling peka terhadap penyakit blas yaitu Padi Merah. Tabel 4.1. Persentase bibit padi lokal Bali yang terinfeksi penyakit Blas setelah diinokulasi dengan spora jamur Pyricularia oryzae No. Varietas padi lokal Jumlah bibit yang diinokulasi Jumlah bibit yang terinfeksi mati Persentase bibit yang terinfeksi dan mati Rata-rata intensitas penyakit 1 Padi Merah 40 31 78 85,74 2 Ketan Medang Selem 40 10 25 47,26 3 Cicih Medang Putih 40 3 8 9,75 4 Cicih Medang Selem 40 5 13 21,37 5 Ketan Hitam Injin 40 10 25 42,56

4.3 Isolat Rizobakteri yang Diperoleh

Sebanyak 95 isolat rizobakteri berhasil diperoleh pada kegiatan penelitian ini. Isolat ini diisolasi dari rozosfer beberapa jenis tanaman di Bali. Daftar nama isolat yang diperoleh disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Daftar nama isolat rizobakteri yang diisolasi dari rizosfer beberapa jenis tanaman di Bali No. Kode isolat Asal rizosfer tanaman 1 O3.9 Padi organik 2 O3.8 Padi organik 3 KtEB1 Kacang tanah 4 O3.3 Padi organik 5 KtE7 Kacang tanah 6 KtEB9 Kacang tanah 7 KtEB5 Kacang tanah 8 O3.4 Padi organik 9 O5.9 Padi organik

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Bakteri Perakaran Pemacu Pertumbuhan Tanaman (Plant Growth-Promoting Rhizobacteria) Untuk Mengendalikan Penyakit Mosaik Tembakau (Tobacco Mosaic Virus) Pada Tanaman Cabai

4 21 55

Pemanfaatan Kompos Bioaktif Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan Ketahanan Padi Gogo Terhadap Penyakit Blas Di Lapangan

0 8 148

Seleksi Plant Growth Promoting Rhizobacteria untuk Pengendalian Hayati Penyakit Embun Bulu (Pseudoperonospora cubensis) pada Tanaman Mentimun

1 4 86

Keefektifan Beberapa Isolat Plant Growth Promoting Rhizobacteria untuk Menekan Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis (Rac.) Shaw) pada Tanaman Jagung Manis

1 7 48

Keefektifan Kombinasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria dan Unsur Mikro dalam Pengendalian Penyakit Antraknosa pada Cabai Merah

1 11 45

Rhizobacteria Pendukung Pertumbuhan Tanaman Plant Growth Promotor Rhizobacteria.

0 7 52

PENGEMBANGAN FORMULA PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA UNTUK MENGINDUKSI KETAHANAN TERHADAP PENYAKIT BLAS DAN MENINGKATKAN HASIL TANAMAN PADI LOKAL BALI.

1 9 48

PENGARUH APLIKASI PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) PADA PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU DENGAN MEDIA TANAM YANG BERBEDA Effect of Application of Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) on Growth of Green Bean on an Ultisol

0 2 10

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN PGPR (PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA) PADA BUDIDAYA TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.)

0 0 11

B. PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) - LUTFI RACHMANDA BAB II

0 0 9