STRUKTUR ORGANISASI LATAR BELAKANG MASALAH

commit to user 23 e. Melakukan penghimpunan serta pengolahan data dan informasi yang berhubungan dengan pengelolaan perlengkapan di Sekretariat Daerah.

D. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi sangat penting bagi perkembangan suatu instansi baik instansi pemerintah maupun instansi swasta. Struktur organisasi merupakan suatu susunan yang sistematik untuk mempermudah satuan pemberi perintah kepada satuan penerima pelaksana perintah. Susunan organisasi Pemerintah Kota Surakarta Bagian Perekonomian SETDA Kota Surakarta dapat dilihat pada bagan sebagai berikut ini. Susunan organisasi Sekretariat Daerah Kota Surakarta adalah sebagai berikut: Asisten Administrasi Bagian Humas dan Protokol Bagian Umum Bagian Organisasi dan Kepegawaian Subbagian Kelembagaan Subbagian Ketatalaksanaan Subbagian Pendayaguna an Aparatur dan Kepegawaian Subbagian Publikasi dan Dokumentasi Subbagian Analisis dan Kemitraan Media Subbagian Protokol Subbagian TU Pimpinan dan Sandi Telekomunikasi Subbagian Rumah Tangga Keuangan Subbagian Perlengkapan Asisten Pemerintahan Bagian Hukum Dan HAM Bagian Kerjasama Bagian Pemerintahan Umum Subbagian Administrasi Pemerintahan Umum Subbagian Otomi Daerah Subbagian Administrasi Penataan Wilayah Subbagian Peraturan Perundang- Undangan Subbagian Bantuan Hukum dan HAM Subbagian Dokumentasi Hukum Subbagian Kerjasama Dalam Negeri Subbagian Kerjasama Luar Negeri Sekretaris Daerah Asisten Ekonomi, Pembangunan, dan Kesra Bagian Administrasi Pembangunan Bagian Kesejahteraan Rakyat Bagian Perekonomian Subbagian Pengembangan Usaha Daerah Subbagian Infrastruktur Perekonomian Subbagian Perekonomian Rakyat Subbagian Penyusunan Program Subbagian Pengendalian Program Subbagian Pelaporan Subbagian Kesejahteraan Subbagian Agama, Pendidikan Dan kebudaaan Subbagian Pemuda dan Olah raga Gambar I.1 Struktur Organisasi Setda Kota Surakarta 2 4 commit to user 25

E. LATAR BELAKANG MASALAH

Sistem penggajian merupakan fungsi penting yang menjadi tanggung jawab manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Mulyadi 2001: 373 sistem penggajian adalah proses yang menentukan tingkat penggajian, memantau, atau mengawasi, dan mengendalikan gaji pegawai. Gaji merupakan suatu balas jasa ataupun penghargaan yang diberikan secara teratur kepada seorang pegawai atas jasa dan hasil kerjanya. Gaji juga disebut upah. Keduanya merupakan suatu bentuk kompensasi berupa imbalan jasa yang diberikan secara teratur atas profesi kerja yang diberikan kepada seorang pegawai. Perbedaan antara gaji dan upah hanya terletak pada kuatnya ikatan kerja dan jangka waktu penerimaannya. Seseorang menerima gaji apabila ikatan kerjanya kuat, sedangkat seseorang menerima upah apabila ikatan kerjanya kurang kuat. Dilihat dari jangka waktu penerimaannya, gaji pada umumnya diberikan setiap bulan, sedangkan upah diberikan setiap hari atau setiap minggu. Besar gaji pokok yang diberikan kepada seorang pegawai biasanya tergantung dari latar belakang pendidikan yang dimiliki, kemampuan, maupun pengalaman kerja. Dalam penulisan karya ini, akan dibahas mengenai penggajian karyawan di Pemkot Surakarta Bagian Perekonomian Setda Kota Surakarta, karena di tempat tersebut bentuk pembayaran finansial kepada karyawannya adalah berupa gaji. Untuk dapat memberikan gaji kepada karyawannya, Pemkot Surakarta Setda Kota Surakarta memerlukan suatu sistem penggajian yang dapat memperlancar arus pemberian gaji kepada para commit to user 26 karyawannya. Sistem tersebut telah diterapkan, namun pada kenyataannya di Pemkot Surakarta Setda Kota Surakarta sistem penggajian karyawannya tidak memerlukan langkah rumit seperti yang penulis pelajari selama ini, cukup dengan melibatkan karyawan bagian yang berwenang mengurusi masalah penggajian karyawan. Pembayaran gaji merupakan kegiatan yang mutlak harus dilakukan perusahaan dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini dikarenakan menyangkut tenaga-tenaga pelaksana yang selalu berupaya secara terus-menerus untuk memajukan usahanya. Sistem akuntansi menjadi sarana yang penting untuk memperoleh informasi keuangan, termasuk informasi penggajian, serta juga dapat digunakan sebagai alat bantu mendeteksi penyimpangan yang terjadi. Mengingat pentingnya sistem dan prosedur yang diharapkan dapat memberikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen, dan dapat membantu manajemen dalam melakukan pengawasan terhadap jalannya perusahaan. Untuk itu manajemen harus menciptakan sistem dan prosedur penggajian yang handal dan dapat dipercaya. Berdasarkan penelitian Widitiarga 2008 yang mengevaluasi tentang evaluasi sistem penggajian RSUD Kayen Kabupaten Pati. Hasil penelitiannya adalah kelemahan sistem penggajian karyawan bagian kepegawaian pada sekretariat daerah kota surakarta. Kelemahannya antara lain pembuatan daftar gaji tidak dilakukan oleh bagian kepegawaian RSUD Kayen, karena bagian commit to user 27 kepegawaian mempunyai berbagai informasi operasi seperti nama pegawai, jumlah pegawai, jenis golongan, dan masa kerja pegawai. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Agustian 2011 yang meneliti tentang evaluasi sistem penggajian pada RSUD Dr. Moowardi Surakarta. Hasil penelitiannya adalah kelemahan pada sistem akuntansi penggajian dan pengupahan. Tidak adanya bukti hadir karyawan atau absensi karyawan akan berdampak pada banyaknya penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan karyawan terhadap sistem penggajian yang diterapkan oleh instansi dan juga berpengaruh pada kualitas kerja karyawan itu sendiri. Penelitian yang telah dilakukan oleh Sari 2008 yang meneliti tentang evaluasi sistem akuntansi penggajian pada PT Pos Indonesia PERSERO Surakarta. Hasil penelitiannya mengenai evaluasi sistem akuntansi penggajian pada PT Pos Indonesia PERSERO. Perusahaan terlalu memberikan wewenang yang berlebih terhadap bagian SDM dan ADM subbagian kesejahteraan pegawai dalam sistem penggajian perusahaan. Bagian ini hanya bertugas membuat daftar gaji dan membayar gaji karyawan. Tidak ada pengecekan oleh bagian lain mengenai kebenaran daftar gaji yang dibuat oleh bagian SDM dan ADM subbagian kesejahteraan pegawai. Sistem penggajian pada Pemkot Surakarta menggunakan prosedur pencatatan waktu hadir yang bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan pegawai. Akan tetapi, pencatatan waktu hadir dalam Pemkot Surakarta ini tidak bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya dalam waktu hadir pegawai. Penggunaan data jam hadir tidak ada pengawasan oleh fungsi commit to user 28 pencatat waktu yang bertugas mengawasi karyawan yang benar-benar hadir. Dengan demikian, prestasi kinerja pegawai tidak dapat dicapai karena aktivitas pegawai tidak dapat diukur. Padahal mereka tetap mendapatkan gaji bulanan yang penuh. Selain itu, rekapan gaji pegawai yang diberikan oleh fungsi pembuat daftar gaji tidak diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi akuntansi, karena fungsi pembuat daftar gaji dan fungsi akuntansi pada Pemkot Surakarta belum dipisahkan. Sehingga tidak ada fungsi lain yang menjamin bukti kas keluar dibuat atas dasar dokumen pendukung yang andal. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti sistem penggajian pada Pemkot Surakarta Bagian Perekonomian Setda Kota Surakarta dengan mengambil tugas akhir yang berjudul “EVALUASI SISTEM PENGGAJIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA PEMKOT SURAKARTA BAGIAN PEREKONOMIAN SETDA KOTA SURAKARTA”.

F. PERUMUSAN MASALAH