44
C. “Janganlah Takut”
Karya komposisi movement ketiga dari kanta ta ini berjudul “Janganlah
Takut” yang terdiri dari komposisi resitatif, aria dan paduan suara. Pada bagian resitatif ini menggunakan sukat 44 dalam tonalitas Eb Mayor. Pada
bagian aria menggunakan sukat 44 dalam tonalitas D Mayor. Bagian menggunakan sukat ¾ dalam tonalitas G Mayor.
Komposisi ini didasarkan pada ayat Alkitab dalam Yohanes 3:16 pada bagian resitatif dan dalam Mazmur 42:6 pada komposisi aria. Bagian paduan
suara didasarkan pada kedua ayat tersebut. Dalam bagian ini, penulis menceritakan tentang kasih Tuhan yang sangat besar sehingga saat
mengalami pergumulan dan persoalan apapun, manusia tidak perlu takut untuk menghadapinya. Tuhan akan selalu menolong dan menopang manusia.
Kasih Tuhan yang besar seharusnya membuat manusia tidak takut pada apapun.
1. Resitatif
a. Analisis Struktural
1 Struktur
Resitatif merupakan gaya bernyanyi secara deklamatif
2
. Komposisi resitatif dalam bagian ketiga dari kantata ini ditulis untuk solo
sopran, oboe dan harpsichord yang terdiri dari 22 birama. Tabel 3.3 Struktur
Komposisi Resitatif “Janganlah Takut”
2
Agastya Rama Listya, A-Z Direksi Paduan Suara Jakarta : Yayasan Musik Gereja,2007, 120
Birama Keterangan
Lirik 1-4
Frase pertama “Karena begitu besar kasih
Allah kan dunia ini,” 7-9
Frase kedua “hingga Ia tlah karuniakan,
AnakNya yang tunggal” 10-15
Frase ketiga “supaya stiap orang yang
percaya padaNya, tidak
45
2
2 Teknik Komposisi a
Frase Pertama 1-6
Notasi 3.16 Frase pertama resitatif birama 1-5 Komposisi resitatif ini dimulai dengan harpsichord yang
memainkan akord tonika dengan teknik arpeggio dan oboe memainkan penggalan motif utama pada birama 1 hingga birama 2.
Setelah tema utama dimainkan, terdapat transisi dua birama untuk mengantar ke frase selanjutnya.
b Frase Kedua 7-9
Notasi 3.17 Frase kedua resitatif birama 7-9 binasa melainkan beroleh
hidup kekal” 16-19
Frase keempat “besar kasih-Nya, besar
cinta- Nya”
20-22 Frase kelima
“untuk manusia kasihNya”
46 Frase kedua dimulai dari birama 7 yang diawali dengan akord
subdominan. Terdapat transisi satu birama pada birama 9 yang diolah dengan teknik komposisi diminusi sekaligus menjadi akhir
dari frase kedua. c
Frase Ketiga 10-15
Notasi 3.18 Frase ketiga resitatif birama 10-13 Frase selanjutnya pada birama 10 diawali dengan akord tonika
pada harpsichord. Pada birama 14 hingga birama 15 merupakan akhir dari frase ketiga dengan pergerakan bass yang melangkah.
Frase ketiga berakhir pada birama 15. d
Frase Keempat 16-19
Notasi 3.19 Frase keempat resitatif birama 16-19 Frase keempat dimulai pada birama 16 yang diawali dengan
arpeggio akord tonika. Teknik permainan arpeggio untuk memberikan penekanan pada syair
“besar”.
47 e
Frase Kelima 20-22
Notasi 3.20 Frase kelima resitatif birama 20-22
Dalam frase kelima terdapat nada yang disusun secara melismatis untuk menekankan makna kata
“kasih-Nya”. Nada yang melismatis menggambarkan kasih Tuhan yang tidak akan terputus.
Frase kelima ditutup dengan akord tonika yang dimainkan oleh harpsichord.
b. Analisis Lirik
1 Lirik Komposisi
Karna begitu besar kasih Allah, kan dunia ini Hingga Dia karuniakan anakNya yang tunggal
Supaya stiap orang yang percaya padaNya tidak binasa Mlainkan beroleh hidup kekal
Besar kasihNya, besar cintaNya untuk manusia KasihNya
2 Pemaknaan
Yohanes 3:16 menceritakan tentang kasih Allah yang sangat besar pada dunia ini yang diwujudkan dalam mengutus putraNya yang
tunggal yaitu Yesus untuk menebus dosa manusia. Yesus telah menebus dosa manusia agar setiap orang yang percaya tidak akan
binasa, melainkan mendapat hidup kekal di dalam Tuhan. Allah itu kasih dan sikap-Nya terhadap manusia itu adalah kasih.
3
Oleh karena itu, hendaknya manusia tidak perlu takut menghadapi pergumulan
hidup di dunia karena kasih cinta Tuhan sangat besar bagi manusia.
3
J. Wesley. Brill, Tafsiran Injil Yohanes Jakarta: Anggota IKAPI, 1999
48 2.
Aria a.
Analisis Struktural 1
Struktur Tabel 3.4 Struktur
Komposisi Aria “Janganlah Takut” Birama
Keterangan 1-53
Introduksi 54-183
Bagian A 184-213
Transisi 214-33
Bagian B 34-35
Transisi 36-52
Section 53-59
Codetta
Komposisi aria dalam movement ketiga dari kantata ini terdiri dari 59 birama. Struktur komposisi aria secara keseluruhan
adalah introduksi-A-transisi-B-transisi-section-codetta.
49 2
Teknik Komposisi a
Introduksi 1-53
Notasi 3.21 Introduksi birama 1-5
50 Komposisi aria ini diawali dengan introduksi sebanyak 5
birama. Introduksi ini dimulai dengan strings section yang memainkan pola iringan dalam akord D Mayor, woodwinds
sectons dan brasswinds section memainkan diminusi motif utama dengan dinamika yang agak pelan mp pada strings section dan
dinamika yang agak keras mf pada woodwinds section.
51 b
Bagian A 54-183
Notasi 3.22 Bagian A birama 6-10 Bagian A dimulai pada birama 54 yang diawali dengan
masuknya solo tenor yang menyanyikan tema utama bagian A dalam akord D Mayor sebagai tonika. Nada Dis pada birama 9
52 yang dimainkan oleh instrumen flute menggambarkan perasaan
gelisah yang dirasakan manusia.
Notasi 3.23 Bagian melismatis pada tenor Pada birama 164 solo tenor mulai menyanyikan bagian
melismatis hingga birama 18. Bagian melismatis ini bertujuan untuk menonjolkan ke virtuoso-an penyanyi dan menonjolkan
makna lirik “takut” dan berakhir dengan authentic cadence.
53 c
Transisi 184-213
Notasi 3.24 Transisi birama 19-213
54 Terdapat transisi pada birama 194 hingga birama 213
sebelum masuk ke bagian B. Transisi ini menggunakan teknik repetisi introduksi birama 3 ketukan ke 4 hingga birama 5 ketukan
ketiga.
55 d
Bagian B 214-33
Notasi 3.25 Bagian B birama 214-25
56 Bagian B dimulai pada birama 21 ketukan ke 4 yang diawali
oleh solo tenor. Pada bagian ini terjadi modulasi menuju tonalitas G Mayor.
e Transisi 34-35
Notasi 3.26 Transisi birama 34-35
57 Terdapat transisi pada birama 34 hingga birama 35 sebelum
masuk ke bagian B. Melodi pada bagian transisi ini dimainkan oleh instrumen flute yang memainkan penggalan motif utama
bagian B.
58 f
Section 36-52
Notasi 3. 27 Section birama 36-40 Bagian section dimulai pada birama 36 dan berakhir pada
birama 52. Pada bagian ini nuansa menjadi lebih mengalir dan
59 tenang namun tetap tegas, menyesuaikan makna syair
“berharaplah” dan bersyukurlah”. g
Codetta 53-59
Notasi 3. 28 Codetta birama 53-56
60 Setelah section berakhir, terdapat codetta pada birama 53
hingga birama 59 yang merupakan pengembangan pada melodi bagian section.
b. Analisis Lirik
1 Lirik Komposisi
Mengapakah kau tertekan, mengapakah kau gelisah? Hai jiwaku, hai diriku
Oh jangan kau takut Hai jiwaku, hai diriku
Oh, jangan kau takut
Berharaplah, bersyukurlah pada Yesus Tuhan Allah Berharaplah, bersyukurlah pada Yesus Tuhan Allah
Dia penolongmu, Dia penopangmu Dia Allah yang hidup
Penolongmu, penopangmu.
2 Pemaknaan
Mazmur 42:6 menggambarkan seruan hati pemazmur yang bertanya kepada dirinya sendiri mengapa hanya memandang ke
bawah dan memikirkan kesulitan yang sedang dialami. Seringkali manusia pun bertindak sama seperti seruan pemazmur diatas yang
hanya memandang sekeliling nya dengan penuh ketakutan dan melihat ancaman bahaya di mana saja. Manusia terlalu sibuk
memikirkan kesulitan yang sedang dihadapi sehingga lupa untuk berharap kepada Tuhan dan merenungkan firman Tuhan agar
manusia mengetahui bahwa Allah akan menolong manusia, sehingga manusia bersyukur atas pertolongan Allah.
4
4
Marie Claire Barth dan B. A. Pareira, Tafsiran Kitab Mazmur 1-72 PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2001
61 3.
Choral a.
Analisis Struktural 1
Struktur Tabel 3.5 Struktur Komposisi Choral
“Janganlah Takut” Birama
Keterangan 1-111
Introduksi 112-202
Bagian A 203-263
Transisi 263-43
Bagian B
Komposisi choral dalam movement ketiga dari kantata ini terdiri dari 43 birama. Struktur keseluruhan komposisi ini adalah
introduksi-A-B.
62 2
Teknik Komposisi a
Introduksi 1-111
Notasi 3.29 Introduksi Birama 1-10
63 Bagian introduksi diawali dengan instrumen organ yang
memainkan akord G Mayor dan berakhir pada half cadence. Pada birama 62 instrumen flute memainkan pola ritme septool
5
untuk mengantar masuknya strings section . Pada birama 7 hingga
birama 10 untuk menghantar masuk ke bagian A.
5
Rangkaian nada yang disusun dengan garis lengkung dengan angka tujuh diatasnya,jika nilainot sama, maka terdiri dari tujuh not.
64 b
Bagian A 11-20
Notasi 3.30 Bagian A birama 11-20
65 Bagian A dimulai dari birama 112 hingga birama 20. Pada
birama 11 hingga birama 15 merupakan 5 frase pertama yang menyatakan penegasan pujian kepada Tuhan. Birama 16 hingga
birama 20 merupakan frase selanjutnya yang menyatakan penegasan untuk kedua kalinya. Nada Dis menunjukkan rasa
terharu dan kesungguhan manusia dalam meresapi rasa cinta yang Tuhan berikan pada manusia.
c Transisi 21-263
Notasi 3.31 Transisi birama 21-263
66 Transisi dimulai dari birama 21 hingga birama 263. Bagian ini
dimainkan oleh strings section dan melodi utama dimainkan oleh biola satu dan flute.
67 d
Bagian B 263-43
Notasi 3.32 Bagian B birama 263-33
68 Notasi 3.33 Akhir Bagian B birama 36-43
69 Bagian B dimulai pada birama 263 dan berakhir pada
birama 43. Pada birama 293 menggunakan akord IV yaitu CmEb yang sengaja dibuat menjadi minor. Akord ini untuk
menggambarkan manusia yang bertanya dengan kekhawatiran. Untuk menggambarkan suasana tersebut diwakili oleh nada Eb
yang menggambarkan kesedihan lalu bermuara pada nada D yang menggambarkan kebahagiaan.
Pada birama 38 terdapat penegasan tentang Tuhan yang digambarkan oleh suara sopran. Perubahan bunyi yang terkesan
“ajaib” terjadi pada birama 38 yang diwakili oleh akord Cm yang bergerak ke birama selanjutnya. Hal ini menggambarkan bahwa
Bapa merupakan sang Maha Ajaib. b.
Analisis Lirik 1
Lirik Komposisi Betapa besar cintaMu Tuhan
Betapa besar kasih setiaMu. Pada siapakah aku harus takut?
Pada siapakah aku harus gentar? Sbab Kau penolongku, penopangku
Kau Allah Bapa yang hidup. 2
Pemaknaan Pada komposisi choral ini penulis mengambil tema gabungan
dari kedua ayat yaitu Yohanes 3:16 dan Mazmur 42:6. Di awal lirik, penulis menggambarkan bahwa manusia telah tersadar bahwa cinta
kasih setia Tuhan sangat besar melebihi apapun. Di akhir lirik, penulis menceritakan bahwa manusia seharusnya tidak takut
menghadapi apapun karena Tuhan Allah yang hidup akan selalu menjadi penolong dan penopang manusia.
70
D. “Ajarku Percaya”