T1 852012026 BAB III
24 BAB III
ANALISIS DATA
Komposisi “Harapan Sejati”, merupakan sebuah karya musik vokal dan instrumental berbentuk kantata untuk paduan suara dan iringan orkes kamar. Kantata ini terdiri dari lima movement yaitu “Prelude”, “Haleluya, Puji Dia!”,
“Janganlah Takut” , “Ajarku Percaya.” , dan “Selalu Ada Harapan”.
Berikut ini akan dipaparkan analisis struktural dan analisis lirik dari seluruh komposisi yang diciptakan. Masing-masing komposisi akan dianalisis secara struktural dilanjutkan dengan analisis lirik.
A.Prelude
1. Analisis Struktural a. Struktur
Prelude adalah sebuah komposisi musik instrumental yang
dimainkan sebagai bagian pembukaan.1 Struktur secara keseluruhan dalam komposisi prelude ini adalah introduksi-A-transisi-B-development-retransisi-postlude.
Tabel 3.1 Struktur Komposisi “Prelude” Birama Keterangan
1-5 Introduksi
6-28 Bagian A
29-32 Transisi
33-59 Bagian B
60-77 Development 78-79 Re-transisi
80-100 Postlude
1
Agastya Rama Listya, A-Z Direksi Paduan Suara (Jakarta : Yayasan Musik Gereja,2007), 120
(2)
25 b. Teknik Komposisi
1) Introduksi (1-5)
(3)
26
Komposisi Prelude diawali dengan introduksi sebanyak 5 birama. Introduksi dimulai dengan instrumen biola, biola alto, cello dan contrabass pada birama pertama dengan akord D Mayor. Lalu disusul oleh instrumen flute, oboe, trumpet, trombone dan timpani pada birama kedua hingga birama kelima. Tema utama pada introduksi ini dimainkan oleh biola satu. Teknik komposisi yang digunakan pada introduksi ini adalah imitasi, repetisi dan kontrapung.
(4)
27 2) Bagian A ( 6-28)
(5)
28
Bagian A dimulai pada birama 6 dan berakhir pada birama 28. Tema utama bagian A dimainkan oleh biola satu. Teknik komposisi yang digunakan pada bagian A adalah imitasi dan repetisi.
3) Transisi (29-32)
Notasi 3.3 Transisi birama 29-32
Setelah bagian A berakhir dilanjutkan dengan transisi I yang akan menghubungkan bagian A dengan bagian B. Transisi I dimulai pada birama 29 hingga birama 32. Semua instrumen bermain secara serempak dan motif diolah dengan sekuens naik. Penyelesaian transisi terjadi pada birama 32 sekaligus untuk persiapan memasuki bagian B.
(6)
29 4) Bagian B (33-59)
(7)
30
Bagian B diawali pada birama 33 yang memainkan motif pada salah satu komposisi dalam kantata ini sebagai pengenalan. Motif dengan akord D Mayor ini diolah secara sekuens dan kontrapung. Bagian B berakhir pada birama 59.
(8)
31 5) Development (60-77)
(9)
32
Pada bagian development ini merupakan pengembangan dari bagian A dan bagian B. Biola satu memainkan motif utama pada birama 60 hingga birama 63 dan di imitasi pada birama 64. Bagian development dimulai pada birama 60 dan berakhir pada birama 77. 6) Retransisi (78-79)
Notasi 3.6 Retransisi birama 78-79
Setelah development berakhir terdapat retransisi pada birama 78 dan birama 79 yang akan menghubungkan ke bagian postlude.
7) Postlude (80-100)
Notasi 3.7 Postlude birama 80-85
(10)
33
Postlude merupakan bagian terakhir yang memunculkan tema
yang sudah dimainkan sebelumnya dengan dengan pengembangan motif pada bagian menjelang akhir dengan suasana yang lebih megah. Postlude dimulai pada birama 80 dan berakhir pada birama 100. Pada birama 90 hingga birama 93 motif diolah dengan menggunakan teknik komposisi sekuens.
2. Analisis Lirik
Dalam komposisi Prelude pada kantata ini tidak menggunakan lirik.
B.“Haleluya, Puji Dia!”
1. Analisis Struktural a. Struktur
Komposisi kedua dari kantata ini berjudul “Haleluya, Puji Dia!”
yang terdiri dari 75 birama. Struktur komposisi secara keseluruhan adalah introduksi-A-transisi-B-transisi-C.
Tabel 3.2 Struktur Komposisi Choral “Haleluya,Puji Dia!” Birama Keterangan
1-24/3 Introduksi
24/4-33 Bagian A
34-38 Transisi
39-61 Bagian B
62-64 Transisi
65-75 Bagian C
b. Teknik Komposisi
Karya komposisi kantata yang berjudul “Haleluya, Puji Dia” merupakan movement kedua dalam kantata ini. Movement kedua disusun untuk paduan suara dan orkes kamar sebagai iringan. Pada movement ini menggunakan tangga nada D Mayor dengan tempo moderato dan menggunakan sukat 4/4.
(11)
34 1) Introduksi (1-24/3)
Notasi 3.8 Introduksi birama 1-11
Bagian ini diawali dengan introduksi sebanyak 24 birama. Pada introduksi dimulai dengan nada panjang dalam akord D Mayor yang dimainkan oleh strings section dan woodwinds section dengan dinamika agak lembut (mp) dimulai dari birama pertama hingga birama tiga untuk memberikan kesan suasana tenang. Brasswinds section kemudian masuk pada birama empat untuk memberikan aksen.
Pada birama 5, instrumen timpani mulai masuk untuk menambah suasana megah. Pembuatan introduksi ini menggunakan teknik komposisi sekuens dan imitasi. Dalam introduksi ini terjadi dialog antara strings section, woodwinds sections dan brasswinds section.
(12)
35
Notasi 3.9
Penyelesaian introduksi dan persiapan memasuki bagian A
Birama 19 hingga birama 21 merupakan penyelesaian untuk berakhirnya introduksi dan sebagai persiapan untuk masuk ke bagian A. Dalam penyelesaian ini, suasana menjadi lebih megah yang didukung dengan ritme seperenambelas yang dimainkan oleh biola satu dan biola dua. Pada birama 22 dan 23 merupakan penghantar untuk masuk ke bagian A.
(13)
36
2) Bagian A (24/4-33)
(14)
37
Pada bagian A, paduan suara mulai masuk dengan syair Haleluya. Teknik komposisi pada bagian paduan suara yang digunakan adalah polifonik yang dimulai dari birama 26/4 sampai birama 31. Cadence yang digunakan adalah authentic cadence yaitu pergerakan akord V ke akord I. Bagian A berakhir pada birama 33.
3) Transisi (34-38)
Notasi 3.11 Transisi birama 34-38
Setelah bagian A berakhir, dilanjutkan dengan transisi pada birama 34 hingga birama 38 sebagai penghubung pada bagian B. Transisi ini hanya dimainkan oleh strings sections. Penyelesaian transisi pada birama 38 yaitu nada panjang yang dimainkan oleh strings sections sebagai penghantar untuk masuk ke bagian B.
(15)
38 4) Bagian B (39-61)
(16)
39
Bagian B dimulai dari birama 39 dan diawali dengan masuknya sopran dan alto yang menyanyikan melodi utama. Tenor dan bass menyusul pada birama 40 secara unison. Teknik komposisi pada birama 43 yang dinyanyikan sopran dan alto menggunakan teknik polifonik.
5) Transisi (62-64)
Notasi. 3.13 Transisi birama 62-64
Bagian transisi pada birama 62 hingga birama 64 hanya dimainkan oleh instrumen horn dan flute.
(17)
40 6) Bagian C (65-75)
(18)
41
Awal bagian C dimulai dari birama 65 hingga birama 70. Lirik komposisi dinyanyikan secara bersahutan antara sopran alto dan tenor bass.
(19)
42
(20)
43
Akhir bagian C dimulai dari birama 71 dan berakhir pada birama 75. Permainan ritmis seperenambelas pada instrumen biola satu, biola dua, flute, dan oboe pada birama 74 dibuat untuk memberikan variasi pada melodi yang membentuk kadens.
2. Analisis Lirik a. Lirik Komposisi Haleluya, haleluya!
Haleluya, haleluya, haleluya, Haleluya, haleluya!
Pujilah Dia, Raja diatas segala raja
Puji Dia, sbab kasihNya besar, kekal selamanya. Dia brikan cinta dan kasihNya
Dia brikan nyawa-Nya tuk tebus manusia Dia bangkit dan menang brikan kita harapan Sbab kasih cintaNya, kekal selamanya.
b. Pemaknaan
“Haleluya, Puji Dia!” merupakan komposisi vokal dan instrumental pertama yang menjadi pembuka kantata ini. Untuk mengawali kantata ini, penulis mengambil tema yang menceritakan tentang ucapan syukur manusia kepada Tuhan yang diwujudkan melalui puji-pujian. Lirik pada komposisi yang berjudul “Haleluya, Puji Dia” ini didasarkan pada 1 Petrus 1:3 yang menceritakan tentang puji-pujian kepada Tuhan sebagai bentuk ucapan syukur manusia. Di awal lirik, penulis menceritakan puji-pujian yang dituangkan dalam kalimat “Haleluya” yang menggambarkan ungkapan syukur, pujian, harapan kepada Tuhan. Pada akhir komposisi menceritakan tentang cinta kasih Tuhan yang terwujud melalui kematianNya untuk menebus dosa manusia. Kebangkitan dan kemenangan-Nya membawa hidup baru yang penuh pengharapan bagi manusia.
(21)
44
C.“Janganlah Takut!”
Karya komposisi movement ketiga dari kantata ini berjudul “Janganlah
Takut!” yang terdiri dari komposisi resitatif, aria dan paduan suara. Pada
bagian resitatif ini menggunakan sukat 4/4 dalam tonalitas Eb Mayor. Pada bagian aria menggunakan sukat 4/4 dalam tonalitas D Mayor. Bagian menggunakan sukat ¾ dalam tonalitas G Mayor.
Komposisi ini didasarkan pada ayat Alkitab dalam Yohanes 3:16 pada bagian resitatif dan dalam Mazmur 42:6 pada komposisi aria. Bagian paduan suara didasarkan pada kedua ayat tersebut. Dalam bagian ini, penulis menceritakan tentang kasih Tuhan yang sangat besar sehingga saat mengalami pergumulan dan persoalan apapun, manusia tidak perlu takut untuk menghadapinya. Tuhan akan selalu menolong dan menopang manusia. Kasih Tuhan yang besar seharusnya membuat manusia tidak takut pada apapun.
1. Resitatif
a. Analisis Struktural 1) Struktur
Resitatif merupakan gaya bernyanyi secara deklamatif2. Komposisi resitatif dalam bagian ketiga dari kantata ini ditulis untuk solo sopran, oboe dan harpsichord yang terdiri dari 22 birama.
Tabel 3.3 Struktur Komposisi Resitatif “Janganlah Takut”
2
Agastya Rama Listya, A-Z Direksi Paduan Suara (Jakarta : Yayasan Musik Gereja,2007), 120
Birama Keterangan Lirik
1-4 Frase pertama “Karena begitu besar kasih Allah kan dunia ini,” 7-9 Frase kedua “hingga Ia tlah karuniakan,
AnakNya yang tunggal” 10-15 Frase ketiga “supaya stiap orang yang
(22)
45 2
2) Teknik Komposisi a) Frase Pertama (1-6)
Notasi 3.16 Frase pertama resitatif birama 1-5 Komposisi resitatif ini dimulai dengan harpsichord yang
memainkan akord tonika dengan teknik arpeggio dan oboe memainkan penggalan motif utama pada birama 1 hingga birama 2. Setelah tema utama dimainkan, terdapat transisi dua birama untuk mengantar ke frase selanjutnya.
b) Frase Kedua (7-9)
Notasi 3.17 Frase kedua resitatif birama 7-9
binasa melainkan beroleh hidup kekal” 16-19 Frase keempat “besar kasih-Nya, besar
cinta-Nya” 20-22 Frase kelima “untuk manusia kasihNya”
(23)
46
Frase kedua dimulai dari birama 7 yang diawali dengan akord subdominan. Terdapat transisi satu birama pada birama 9 yang diolah dengan teknik komposisi diminusi sekaligus menjadi akhir dari frase kedua.
c) Frase Ketiga (10-15)
Notasi 3.18 Frase ketiga resitatif birama 10-13
Frase selanjutnya pada birama 10 diawali dengan akord tonika pada harpsichord. Pada birama 14 hingga birama 15 merupakan akhir dari frase ketiga dengan pergerakan bass yang melangkah. Frase ketiga berakhir pada birama 15.
d) Frase Keempat (16-19)
Notasi 3.19 Frase keempat resitatif birama 16-19 Frase keempat dimulai pada birama 16 yang diawali dengan
arpeggio akord tonika. Teknik permainan arpeggio untuk
(24)
47 e) Frase Kelima (20-22)
Notasi 3.20 Frase kelima resitatif birama 20-22
Dalam frase kelima terdapat nada yang disusun secara melismatis untuk menekankan makna kata “kasih-Nya”. Nada yang melismatis menggambarkan kasih Tuhan yang tidak akan terputus. Frase kelima ditutup dengan akord tonika yang dimainkan oleh harpsichord.
b. Analisis Lirik 1) Lirik Komposisi
Karna begitu besar kasih Allah, kan dunia ini Hingga Dia karuniakan anakNya yang tunggal
Supaya stiap orang yang percaya padaNya tidak binasa Mlainkan beroleh hidup kekal
Besar kasihNya, besar cintaNya untuk manusia KasihNya
2) Pemaknaan
Yohanes 3:16 menceritakan tentang kasih Allah yang sangat besar pada dunia ini yang diwujudkan dalam mengutus putraNya yang tunggal yaitu Yesus untuk menebus dosa manusia. Yesus telah menebus dosa manusia agar setiap orang yang percaya tidak akan binasa, melainkan mendapat hidup kekal di dalam Tuhan. Allah itu kasih dan sikap-Nya terhadap manusia itu adalah kasih.3 Oleh karena itu, hendaknya manusia tidak perlu takut menghadapi pergumulan hidup di dunia karena kasih cinta Tuhan sangat besar bagi manusia.
3
(25)
48 2. Aria
a. Analisis Struktural 1) Struktur
Tabel 3.4 Struktur Komposisi Aria “Janganlah Takut!” Birama Keterangan
1-5/3 Introduksi
5/4-18/3 Bagian A 18/4-21/3 Transisi
21/4-33 Bagian B
34-35 Transisi
36-52 Section
53-59 Codetta
Komposisi aria dalam movement ketiga dari kantata ini terdiri dari 59 birama. Struktur komposisi aria secara keseluruhan adalah introduksi-A-transisi-B-transisi-section-codetta.
(26)
49 2) Teknik Komposisi
a) Introduksi (1-5/3)
(27)
50
Komposisi aria ini diawali dengan introduksi sebanyak 5 birama. Introduksi ini dimulai dengan strings section yang memainkan pola iringan dalam akord D Mayor, woodwinds sectons dan brasswinds section memainkan diminusi motif utama dengan dinamika yang agak pelan (mp) pada strings section dan dinamika yang agak keras (mf) pada woodwinds section.
(28)
51 b) Bagian A (5/4-18/3)
Notasi 3.22 Bagian A birama 6-10
Bagian A dimulai pada birama 5/4 yang diawali dengan masuknya solo tenor yang menyanyikan tema utama bagian A dalam akord D Mayor sebagai tonika. Nada Dis pada birama 9
(29)
52
yang dimainkan oleh instrumen flute menggambarkan perasaan gelisah yang dirasakan manusia.
Notasi 3.23 Bagian melismatis pada tenor
Pada birama 16/4 solo tenor mulai menyanyikan bagian melismatis hingga birama 18. Bagian melismatis ini bertujuan untuk menonjolkan ke virtuoso-an penyanyi dan menonjolkan makna lirik “takut” dan berakhir dengan authentic cadence.
(30)
53 c) Transisi (18/4-21/3)
(31)
54
Terdapat transisi pada birama 19/4 hingga birama 21/3 sebelum masuk ke bagian B. Transisi ini menggunakan teknik repetisi introduksi birama 3 ketukan ke 4 hingga birama 5 ketukan ketiga.
(32)
55 d) Bagian B (21/4-33)
(33)
56
Bagian B dimulai pada birama 21 ketukan ke 4 yang diawali oleh solo tenor. Pada bagian ini terjadi modulasi menuju tonalitas G Mayor.
e) Transisi (34-35)
(34)
57
Terdapat transisi pada birama 34 hingga birama 35 sebelum masuk ke bagian B. Melodi pada bagian transisi ini dimainkan oleh instrumen flute yang memainkan penggalan motif utama bagian B.
(35)
58 f) Section (36-52)
Notasi 3. 27 Section birama 36-40
Bagian section dimulai pada birama 36 dan berakhir pada birama 52. Pada bagian ini nuansa menjadi lebih mengalir dan
(36)
59
tenang namun tetap tegas, menyesuaikan makna syair
“berharaplah” dan bersyukurlah”.
g) Codetta (53-59)
(37)
60
Setelah section berakhir, terdapat codetta pada birama 53 hingga birama 59 yang merupakan pengembangan pada melodi bagian section.
b. Analisis Lirik 1) Lirik Komposisi
Mengapakah kau tertekan, mengapakah kau gelisah? Hai jiwaku, hai diriku
Oh jangan kau takut! Hai jiwaku, hai diriku Oh, jangan kau takut!
Berharaplah, bersyukurlah pada Yesus Tuhan Allah Berharaplah, bersyukurlah pada Yesus Tuhan Allah Dia penolongmu, Dia penopangmu
Dia Allah yang hidup Penolongmu, penopangmu. 2) Pemaknaan
Mazmur 42:6 menggambarkan seruan hati pemazmur yang bertanya kepada dirinya sendiri mengapa hanya memandang ke bawah dan memikirkan kesulitan yang sedang dialami. Seringkali manusia pun bertindak sama seperti seruan pemazmur diatas yang hanya memandang sekeliling nya dengan penuh ketakutan dan melihat ancaman bahaya di mana saja. Manusia terlalu sibuk memikirkan kesulitan yang sedang dihadapi sehingga lupa untuk berharap kepada Tuhan dan merenungkan firman Tuhan agar manusia mengetahui bahwa Allah akan menolong manusia, sehingga manusia bersyukur atas pertolongan Allah.4
4
Marie Claire Barth dan B. A. Pareira, Tafsiran Kitab Mazmur 1-72 (PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2001)
(38)
61 3. Choral
a. Analisis Struktural 1) Struktur
Tabel 3.5 Struktur Komposisi Choral “Janganlah Takut!” Birama Keterangan
1-11/1 Introduksi 11/2-20/2 Bagian A 20/3-26/3 Transisi
26/3-43 Bagian B
Komposisi choral dalam movement ketiga dari kantata ini terdiri dari 43 birama. Struktur keseluruhan komposisi ini adalah introduksi-A-B.
(39)
62 2) Teknik Komposisi
a) Introduksi (1-11/1)
(40)
63
Bagian introduksi diawali dengan instrumen organ yang memainkan akord G Mayor dan berakhir pada half cadence. Pada birama 6/2 instrumen flute memainkan pola ritme septool5 untuk mengantar masuknya strings section . Pada birama 7 hingga birama 10 untuk menghantar masuk ke bagian A.
5
Rangkaian nada yang disusun dengan garis lengkung dengan angka tujuh diatasnya,jika nilainot sama, maka terdiri dari tujuh not.
(41)
64 b) Bagian A (11-20)
(42)
65
Bagian A dimulai dari birama 11/2 hingga birama 20. Pada birama 11 hingga birama 15 merupakan 5 frase pertama yang menyatakan penegasan pujian kepada Tuhan. Birama 16 hingga birama 20 merupakan frase selanjutnya yang menyatakan penegasan untuk kedua kalinya. Nada Dis menunjukkan rasa terharu dan kesungguhan manusia dalam meresapi rasa cinta yang Tuhan berikan pada manusia.
c) Transisi (21-26/3)
(43)
66
Transisi dimulai dari birama 21 hingga birama 26/3. Bagian ini dimainkan oleh strings section dan melodi utama dimainkan oleh biola satu dan flute.
(44)
67 d) Bagian B (26/3-43)
(45)
68
(46)
69
Bagian B dimulai pada birama 26/3 dan berakhir pada birama 43. Pada birama 29/3 menggunakan akord IV yaitu Cm/Eb yang sengaja dibuat menjadi minor. Akord ini untuk menggambarkan manusia yang bertanya dengan kekhawatiran. Untuk menggambarkan suasana tersebut diwakili oleh nada Eb yang menggambarkan kesedihan lalu bermuara pada nada D yang menggambarkan kebahagiaan.
Pada birama 38 terdapat penegasan tentang Tuhan yang digambarkan oleh suara sopran. Perubahan bunyi yang terkesan “ajaib” terjadi pada birama 38 yang diwakili oleh akord Cm yang bergerak ke birama selanjutnya. Hal ini menggambarkan bahwa Bapa merupakan sang Maha Ajaib.
b. Analisis Lirik 1) Lirik Komposisi
Betapa besar cintaMu Tuhan Betapa besar kasih setiaMu. Pada siapakah aku harus takut?
Pada siapakah aku harus gentar? Sbab Kau penolongku, penopangku Kau Allah Bapa yang hidup. 2) Pemaknaan
Pada komposisi choral ini penulis mengambil tema gabungan dari kedua ayat yaitu Yohanes 3:16 dan Mazmur 42:6. Di awal lirik, penulis menggambarkan bahwa manusia telah tersadar bahwa cinta kasih setia Tuhan sangat besar melebihi apapun. Di akhir lirik, penulis menceritakan bahwa manusia seharusnya tidak takut menghadapi apapun karena Tuhan Allah yang hidup akan selalu menjadi penolong dan penopang manusia.
(47)
70
D.“Ajarku Percaya”
Komposisi movement keempat dari kantata ini berjudul “Ajarku
Percaya” yang terdiri dari komposisi resitatif dan aria. Pada bagian resitatif
menggunakan sukat ¾ dalam tonalitas A Mayor. Pada bagian aria menggunakan sukat 4/4 dalam tonalitas Eb Mayor.
Komposisi ini didasarkan pada ayat Alkitab dalam Keluaran 14:14 pada komposisi resitatif dan dalam Ibrani 13:5b pada komposisi aria. Dalam komposisi ini, penulis menceritakan tentang pribadi Tuhan yang tidak akan pernah meninggalkan manusia. Tuhan akan memampukan manusia dalam menghadapi persoalan apapun. Pada bagian ini, manusia belajar untuk percaya dengan segenap hati akan kehadiran dan pertolongan Tuhan dalam kehidupan manusia.
1. Resitatif
a. Analisis Struktural 1) Struktur
Resitatif merupakan gaya bernyanyi secara deklamatif6. Komposisi resitatif dalam bagian keempat dari kantata ini ditulis untuk solo bass, oboe dan harpsichord yang terdiri dari 24 birama. Tabel 3.6 Struktur Komposisi Resitatif “Ajarku Percaya”
Birama Keterangan Lirik
1-7 Frase pertama “Ketika gelombang menerpa, ketika kau tak lagi
sanggup,”
8-15 Frase kedua “Dia kan datang dengan segenap kasih, Dia takkan tinggalkanmu, Dia takkan
membiarkanmu” 16-20 Frase ketiga “tak usah kau gentar, tak
usah kau ragu,sbab Dia akan
6
Agastya Rama Listya, A-Z Direksi Paduan Suara (Jakarta : Yayasan Musik Gereja,2007), 120
(48)
71
berperang untukmu” 21-24 Frase keempat “namun satu hal yang Dia
minta, taruh hatimu percaya padaNya”
2) Teknik Komposisi a) Frase Pertama (1-7)
Notasi 3.34 Frase pertama birama 1-6
Komposisi resitatif ini dimulai dengan harpsichord yang memainkan akord A Mayor secara arpeggio dan oboe yang memainkan penggalan motif pada birama 1 hingga birama 2. Pada birama 5 melodi yang bergerak turun menggambarkan lirik “tak
lagi sanggup”. Setelah motif pertama dimainkan, terdapat transisi
dua birama untuk mengantar ke frase selanjutnya sekaligus menjadi akhir dari frase pertama.
b) Frase Kedua (8-15)
(49)
72
Frase berikutnya dimulai pada birama 8 yang diawali dengan akord dominan. Frase kedua berakhir pada birama 15.
Notasi 3.36 Transisi birama 13-15
Pada birama 12/2 hingga birama 15 terdapat transisi untuk mengantar ke frase selanjutnya sekaligus menjadi akhir frase kedua.
c) Frase Ketiga (16-20)
Notasi 3.37 Frase ketiga birama 16-19
Frase ketiga dimulai pada birama 16 dalam akord tonika. Frase ketiga berakhir pada birama 20.
(50)
73 d) Frase Keempat (21-24)
Notasi 3.38 Frase keempat birama 21-24
Frase keempat dimulai dari birama 21 dan berakhir pada birama 24 dengan progresi akord I-I-V-I . Pada birama 23, lompatan nada A yang bergerak secara oktaf ke bawah menggambarkan makna syair “meletakkan”. Nada terakhir dalam resitatif ini bergerak keatas untuk meyakinkan pendengar untuk percaya serta nada terakhir yaitu A melukiskan Tuhan sebagai muara dari segalanya. Frase ini ditutup dengan pergerakan akord V-I yang membentuk authentic cadence.
b. Analisis Lirik 1) Lirik Komposisi
Ketika gelombang menerpa, ketika kau tak lagi sanggup Dia kan datang dengan segenap kasih
Dia tak akan tinggalkanmu, Dia tak akan membiarkanmu Tak usah kau gentar,
Tak usah kau ragu,kau kan diam saja Sbab Dia kan berperang untukmu Namun satu hal yang Dia minta Taruh hatimu percaya pada-Nya. 2) Pemaknaan
Lirik pada komposisi resitatif didasarkan pada Keluaran 14:14 yang menceritakan tentang firman Tuhan yang menyatakan bahwa
(51)
74
Tuhan akan berperang untuk manusia. Kata ‘berperang’ memiliki makna bahwa sebenarnya Tuhan akan memberikan jalan keluar serta memampukan manusia untuk melewati setiap pergumulannya, seperti yang tercantum dalam kitab Keluaran tentang Israel yang berjuang mendapatkan kemerdekaan, semua itu adalah perbuatan Tuhan, Israel hanya menerima saja.7 Tuhan tidak akan pernah meninggalkan dan membiarkan manusia. Hendaknya manusia tidak lagi merasa ragu dan gentar, namun belajar untuk percaya bahwa Tuhan sendiri yang akan memampukan.
2. Aria
a. Analisis Struktural 1) Struktur
Tabel 3.7 Struktur Komposisi Aria “Ajarku Percaya” Birama Keterangan
1-7/3 Introduksi
7/4-24/1 Bagian A 24/2-26/3 Transisi
26/4-43 Bagian B
44-45 Transisi
46-57 Section
58-62 Transisi
63-68 Codetta
Komposisi aria dalam movement keempat dari kantata ini terdiri dari 68 birama. Struktur komposisi aria secara keseluruhan adalah introduksi-A-transisi-B-transisi-section-transisi-codetta.
7
(52)
75 2) Teknik Komposisi
a) Introduksi (1-7/3)
(53)
76
Komposisi aria pada movement keempat ini diawali oleh introduksi sebanyak 7 birama. Melodi pada introduksi dimainkan oleh instrumen flute dan oboe dalam akord Eb Mayor sebagai tonika. Introduksi berakhir pada birama 7/3.
(54)
77 b) Bagian A (7/4-24/1)
(55)
78
Bagian A dimulai pada birama 7/4 dimana solois mulai masuk. Pada bagian ini lebih menonjolkan solois sehingga string section hanya menjadi latar pengiring. Bagian A berakhir pada birama 24/1.
c) Transisi (24/2-26/3)
Notasi 3.41 Transisi birama 24/2-26
Setelah transisi selesai terdapat transisi pada birama 24/2 dan berakhir pada birama 26 untuk menghubungkan ke bagian B. Transisi dimainkan oleh string section dan instrumen flute.
(56)
79
Teknik komposisi yang digunakan adalah diminusi dan augmentasi.
(57)
80 d) Bagian B (26/4-43)
(58)
81
Bagian B dimulai dari birama 26/4 yang diawali oleh masuknya solo tenor. Pada bagian ini strings section hanya menjadi latar pengiring untuk solo tenor. Bagian B berakhir pada birama 43. e) Transisi (44-45)
Notasi 3.43 Transisi birama 44-45
Setelah bagian B selesai, terdapat transisi pada birama 44 hingga birama 45. Transisi ini untuk menghubungkan ke bagian selanjutnya.
(59)
82 f) Section (46-57)
(60)
83
Section dimulai pada birama 46 dengan melodi yang berbeda dari bagian sebelumnya. Section berakhir pada birama 57.
g) Transisi (58-62)
Notasi 3.45 Transisi birama 58-62
Transisi dimulai pada birama 58 dan berakhir pada birama 62. Transisi diolah dengan menggunakan teknik komposisi imitasi, diminusi, dan repetisi.
(61)
84 h) Codetta (63-68)
(62)
85
Bagian codetta yang menjadi penutup pada komposisi ini dimulai pada birama 63 dan berakhir pada birama 68. Melodi pada bagian ini mengimitasi pada melodi bagian section yang kemudian sedikit dikembangkan untuk membentuk authentic cadence.
b. Analisis Lirik 1) Lirik Komposisi
Kuatkanlah dan teguhkanlah dirimu Hadapi semua pergumulan ini Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu Hadapi semua pergumulan ini
Tak usah kau khawatir, kan pergumulanmu Tak usah kau ragu, kan pertolonganNya Karna Dia tlah berfirman
Tak akan pernah tinggalkanmu, tak akan pernah biarkanmu Tak usah kau ragu, kan pertolonganNya
Namun Dia hatimu,percaya padaNya 2) Pemaknaan
Ibrani 13:5b menceritakan tentang firman Tuhan yang menyatakan bahwa Tuhan adalah pribadi yang setia. Tuhan telah berfirman bahwa Dia tidak akan membiarkan kita dan tidak akan meninggalkan kita. Pada waktu kita mengalami kekurangan, kesakitan, penganiayaan dan kesusahan dalam kehidupan, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan manusia.8
8
(63)
86
E.“Selalu Ada Harapan”
Komposisi movement kelima dari kantata ini berjudul “Selalu Ada
Harapan” yang berbentuk choral. Komposisi ini menggunakan sukat ¾ dan
4/4 dalam tonalitas A mayor. Komposisi ini didasarkan pada ayat Alkitab dalam Yeremia 29:11 dan Amsal 23:18. Dalam bagian ini, penulis menceritakan rancangan Tuhan atas masa depan manusia adalah rancangan kebaikan.
1. Analisis Struktural a. Struktur
Komposisi choral dalam bagian kelima dari kantata ini terdiri dari 98 birama. Struktur keseluruhan komposisi ini adalah introduksi-A-B.
Tabel 3.8 Struktur Komposisi Choral “Selalu Ada Harapan” Birama Keterangan
1-14/2 Introduksi
14/3-22 Bagian A
23-27/2 Transisi
27/3-43 Bagian B
44-52 Bagian A
53-65/2 Bagian C 65/3-81/2 Bagian B’
(64)
87 b. Teknik Komposisi
1) Introduksi (1-14/2)
Notasi 3.47 Introduksi birama 1-7
Bagian kelima ini terdapat introduksi sebanyak 14 birama. Introduksi ini diawali dengan strings section yang memainkan akord
(65)
88
tonika dengan nuansa yang lembut dan tenang. Melodi bergerak semakin melebar dan meningkat dengan dinamika crescendo. Pada birama 5 instrumen trombone mulai masuk dan juga instrumen horn yang mengimitasi melodi yang dimainkan oleh biola satu dan memberikan kesan megah.
(66)
89 2) Bagian A (14/3-22)
(67)
90
Bagian A dimulai pada birama 14/3. Dalam bagian ini paduan suara mulai masuk. Suara sopran menyanyikan melodi utama yang juga dinyanyikan oleh suara alto dengan interval yang berbeda. Tenor dan Bass menyanyikan bagian latar dari melodi utama. Bagian A berakhir pada birama 22.
3) Transisi (23-27/2)
(68)
91
Setelah bagian A selesai, terdapat transisi pada birama sebanyak empat birama yang akan menghubungkan ke bagian B. Awal transisi ini dimainkan oleh strings section, trumpet, dan trombone yang disusul oleh insrumen horn pada birama 24 dan 25. Pada akhir transisi, instrumen biola satu memainkan melodi utama pada transisi. Nada panjang yang dimainkan oleh instrumen horn serta masuknya timpani yang memainkan ritmis serdepalan dan seperenambelas menjadi pertanda untuk masuk ke bagian B.
(69)
92 4) Bagian B (27/3-43)
(70)
93
Pada bagian B, motif utama dinyanyikan oleh paduan suara. Woodwinds section mengimitasi melodi utama pada birama 27/3 hingga birama 29. Brasswinds section memainkan penggalan motif utama. Bagian B berakhir pada birama 43.
(71)
94 5) Bagian A (44-52)
(72)
95
Bagian A dimulai dari birama 44 dan berakhir pada birama 52. Teknik komposisi yang digunakan pada bagian ini adalah repetisi. 6) Transisi (53-56/1)
Notasi 3.52 Transisi birama 53-56/1
Setelah bagian A selesai, terdapat transisi pada birama 53 hingga birama 56/1. Teknik komposisi yang digunakan dalam transisi ini adalah repetisi, imitasi, dan diminusi.
(73)
96 7) Bagian C (53-65/2)
(74)
97
Bagian C dimulai dari birama 53. Paduan suara mulai masuk pada birama 56. Dalam bagian ini, mengambil motif yang sama dengan bagian A pada komposisi movement kedua. Pengulangan motif pada bagian ini menyesuaikan dengan tema syair yang disusun. Bagian C berakhir pada birama 65/2.
(75)
98
8) Bagian B’ (65/3-81/2)
(76)
99
Bagian B’ dimulai pada birama 65/3 yang mengulang motif pada bagian B. Terjadi perubahan tempo pada bagian ini menjadi andante maestoso. Teknik komposisi yang digunakan pada bagian ini adalah repetisi, imitasi dan augmentasi. Bagian B’ berakhir pada birama 81/2.
(77)
100 9) Codetta (81/3-89)
(78)
101
Codetta merupakan bagian akhir dari komposisi ini yang dimulai pada birama 81/3. Pada codetta ini menggunakan teknik repetisi dari melodi penutup pada bagian B.
(79)
102
Notasi 3.56 Codetta birama 85-89
(80)
103 2. Analisis Lirik
a. Lirik Komposisi
Saat cobaan datang menghadang
Saat jiwa mencoba bertahan dalam pergumulan Dia yang tlah mati, bangkit dan menang, Hadir tawarkan sejuta harapan.
Tak lagi ku takut dan gelisah,tak lagi ku gentar dan khawatir RancanganMu indah,rancanganMu ajaib, KasihMu terlebih besar Buluh terkulai tak Kau patahkan, sumbu tlah pudar tak Kau padamkan Ajarku percaya Kau punya rancangan yang slalu ada harapan.
Haleluya (7x)
Pujilah Dia, Raja diatas segala raja
Puji Dia, sbab kasihNya besar, kekal selamanya.
Tak lagi ku takut dan gelisah,tak lagi ku gentar dan khawatir RancanganMu indah,rancanganMu ajaib, KasihMu terlebih besar
Buluh terkulai tak Kau patahkan, sumbu tlah pudar tak Kau padamkan Ajarku percaya Kau punya rancangan yang slalu ada harapan.
Amin. b. Pemaknaan
Lirik pada bagian terakhir dar kantata ini yang berbentuk paduan suara didasarkan dalam Yeremia 29:11 dan Amsal 23:18. Ayat ini mencertitakan bahwa Tuhan selalu mempunyai rancangan indah dan damai sejahtera yang penuh harapan bagi manusia.9 Pada bait pertama, penulis menceritakan kehadiran Tuhan membawa harapan bagi manusia yang sedang bergumul oleh berbagai persoalan. Bait kedua, penulis menceritakan bahwa manusia tidak lagi merasa takut, gentar dan khawatir karena kasih Tuhan sangat besar bagi manusia sehingga manusia dapat mempunyai harapan akan masa depan yang indah dan penuh harapan.
Pada komposisi ini terdapat pengulangan tema dan lirik dari
komposisi Haleluya, Puji Dia. Lirik “haleluya” yang
9
Robert M. Patterson,Tafsiran Kitab Yeremia (PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2000 )
(81)
104
menggambarkan ucapan syukur, puji-pujian, harapan manusia kepada Tuhan. Pada bagian akhir syair “Amin” menggambarkan iman percaya manusia akan rancangan indah dari Tuhan.
(1)
99
Bagian B’ dimulai pada birama 65/3 yang mengulang motif pada bagian B. Terjadi perubahan tempo pada bagian ini menjadi
andante maestoso. Teknik komposisi yang digunakan pada bagian ini adalah repetisi, imitasi dan augmentasi. Bagian B’ berakhir pada birama 81/2.
(2)
100 9) Codetta (81/3-89)
(3)
101
Codetta merupakan bagian akhir dari komposisi ini yang dimulai pada birama 81/3. Pada codetta ini menggunakan teknik repetisi dari melodi penutup pada bagian B.
(4)
102
Notasi 3.56 Codetta birama 85-89
(5)
103 2. Analisis Lirik
a. Lirik Komposisi
Saat cobaan datang menghadang
Saat jiwa mencoba bertahan dalam pergumulan Dia yang tlah mati, bangkit dan menang, Hadir tawarkan sejuta harapan.
Tak lagi ku takut dan gelisah,tak lagi ku gentar dan khawatir RancanganMu indah,rancanganMu ajaib, KasihMu terlebih besar Buluh terkulai tak Kau patahkan, sumbu tlah pudar tak Kau padamkan Ajarku percaya Kau punya rancangan yang slalu ada harapan.
Haleluya (7x)
Pujilah Dia, Raja diatas segala raja
Puji Dia, sbab kasihNya besar, kekal selamanya.
Tak lagi ku takut dan gelisah,tak lagi ku gentar dan khawatir RancanganMu indah,rancanganMu ajaib, KasihMu terlebih besar
Buluh terkulai tak Kau patahkan, sumbu tlah pudar tak Kau padamkan Ajarku percaya Kau punya rancangan yang slalu ada harapan.
Amin.
b. Pemaknaan
Lirik pada bagian terakhir dar kantata ini yang berbentuk paduan suara didasarkan dalam Yeremia 29:11 dan Amsal 23:18. Ayat ini mencertitakan bahwa Tuhan selalu mempunyai rancangan indah dan damai sejahtera yang penuh harapan bagi manusia.9 Pada bait pertama, penulis menceritakan kehadiran Tuhan membawa harapan bagi manusia yang sedang bergumul oleh berbagai persoalan. Bait kedua, penulis menceritakan bahwa manusia tidak lagi merasa takut, gentar dan khawatir karena kasih Tuhan sangat besar bagi manusia sehingga manusia dapat mempunyai harapan akan masa depan yang indah dan penuh harapan.
Pada komposisi ini terdapat pengulangan tema dan lirik dari
komposisi Haleluya, Puji Dia. Lirik “haleluya” yang
9
Robert M. Patterson,Tafsiran Kitab Yeremia (PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2000 )
(6)
104
menggambarkan ucapan syukur, puji-pujian, harapan manusia kepada Tuhan. Pada bagian akhir syair “Amin” menggambarkan iman percaya manusia akan rancangan indah dari Tuhan.