33 Postlude merupakan bagian terakhir yang memunculkan tema
yang sudah dimainkan sebelumnya dengan dengan pengembangan motif pada bagian menjelang akhir dengan suasana yang lebih megah.
Postlude dimulai pada birama 80 dan berakhir pada birama 100. Pada birama 90 hingga birama 93 motif diolah dengan menggunakan teknik
komposisi sekuens. 2.
Analisis Lirik Dalam komposisi Prelude pada kantata ini tidak menggunakan lirik.
B. “Haleluya, Puji Dia”
1. Analisis Struktural
a. Struktur
Komposisi kedua dari kantata ini berjudul “Haleluya, Puji Dia” yang terdiri dari 75 birama. Struktur komposisi secara keseluruhan
adalah introduksi-A-transisi-B-transisi-C. Tabel 3.2 Struktur Komposisi Choral
“Haleluya,Puji Dia” Birama
Keterangan 1-243
Introduksi 244-33
Bagian A 34-38
Transisi 39-61
Bagian B 62-64
Transisi 65-75
Bagian C
b. Teknik Komposisi
Karya komposisi kantata yang ber judul “Haleluya, Puji Dia”
merupakan movement kedua dalam kantata ini. Movement kedua disusun untuk paduan suara dan orkes kamar sebagai iringan. Pada
movement ini menggunakan tangga nada D Mayor dengan tempo moderato dan menggunakan sukat 44.
34 1
Introduksi 1-243
Notasi 3.8 Introduksi birama 1-11 Bagian ini diawali dengan introduksi sebanyak 24 birama. Pada
introduksi dimulai dengan nada panjang dalam akord D Mayor yang dimainkan oleh strings section dan woodwinds section dengan
dinamika agak lembut mp dimulai dari birama pertama hingga birama tiga untuk memberikan kesan suasana tenang. Brasswinds
section kemudian masuk pada birama empat untuk memberikan aksen.
Pada birama 5, instrumen timpani mulai masuk untuk menambah suasana megah. Pembuatan introduksi ini menggunakan
teknik komposisi sekuens dan imitasi. Dalam introduksi ini terjadi dialog antara strings section, woodwinds sections dan brasswinds
section.
35 Notasi 3.9
Penyelesaian introduksi dan persiapan memasuki bagian A
Birama 19 hingga birama 21 merupakan penyelesaian untuk berakhirnya introduksi dan sebagai persiapan untuk masuk ke
bagian A. Dalam penyelesaian ini, suasana menjadi lebih megah yang didukung dengan ritme seperenambelas yang dimainkan oleh
biola satu dan biola dua. Pada birama 22 dan 23 merupakan penghantar untuk masuk ke bagian A.
36 2
Bagian A 244-33
Notasi 3.10 Bagian A birama 24-28
37 Pada bagian A, paduan suara mulai masuk dengan syair
Haleluya. Teknik komposisi pada bagian paduan suara yang digunakan adalah polifonik yang dimulai dari birama 264 sampai
birama 31. Cadence yang digunakan adalah authentic cadence yaitu pergerakan akord V ke akord I. Bagian A berakhir pada
birama 33. 3
Transisi 34-38
Notasi 3.11 Transisi birama 34-38
Setelah bagian A berakhir, dilanjutkan dengan transisi pada birama 34 hingga birama 38 sebagai penghubung pada bagian B.
Transisi ini hanya dimainkan oleh strings sections. Penyelesaian transisi pada birama 38 yaitu nada panjang yang dimainkan oleh
strings sections sebagai penghantar untuk masuk ke bagian B.
38 4
Bagian B 39-61
Notasi 3.12 Bagian B birama 39-44
39 Bagian B dimulai dari birama 39 dan diawali dengan
masuknya sopran dan alto yang menyanyikan melodi utama. Tenor dan bass menyusul pada birama 40 secara unison. Teknik
komposisi pada birama 43 yang dinyanyikan sopran dan alto menggunakan teknik polifonik.
5 Transisi 62-64
Notasi. 3.13 Transisi birama 62-64 Bagian transisi pada birama 62 hingga birama 64 hanya
dimainkan oleh instrumen horn dan flute.
40 6
Bagian C 65-75
Notasi 3.14 Bagian C birama 65-68
41 Awal bagian C dimulai dari birama 65 hingga birama 70. Lirik
komposisi dinyanyikan secara bersahutan antara sopran alto dan tenor bass.
42 Notasi 3.15 Akhir Bagian C birama 71-75
43 Akhir bagian C dimulai dari birama 71 dan berakhir pada
birama 75. Permainan ritmis seperenambelas pada instrumen biola satu, biola dua, flute, dan oboe pada birama 74 dibuat untuk
memberikan variasi pada melodi yang membentuk kadens. 2.
Analisis Lirik a.
Lirik Komposisi Haleluya, haleluya
Haleluya, haleluya, haleluya, Haleluya, haleluya
Pujilah Dia, Raja diatas segala raja Puji Dia, sbab kasihNya besar, kekal selamanya.
Dia brikan cinta dan kasihNya Dia brikan nyawa-Nya tuk tebus manusia
Dia bangkit dan menang brikan kita harapan
Sbab kasih cintaNya, kekal selamanya. b.
Pemaknaan “Haleluya, Puji Dia” merupakan komposisi vokal dan instrumental
pertama yang menjadi pembuka kantata ini. Untuk mengawali kantata ini, penulis mengambil tema yang menceritakan tentang ucapan syukur
manusia kepada Tuhan yang diwujudkan melalui puji-pujian. Lirik pada komposisi yang berjudul “Haleluya, Puji Dia” ini didasarkan pada 1
Petrus 1:3 yang menceritakan tentang puji-pujian kepada Tuhan sebagai bentuk ucapan syukur manusia. Di awal lirik, penulis menceritakan
puji-pujian yang dituangkan dalam kalimat “Haleluya” yang
menggambarkan ungkapan syukur, pujian, harapan kepada Tuhan. Pada akhir komposisi menceritakan tentang cinta kasih Tuhan yang terwujud
melalui kematianNya untuk menebus dosa manusia. Kebangkitan dan kemenangan-Nya membawa hidup baru yang penuh pengharapan bagi
manusia.
44
C. “Janganlah Takut”