merupakan satuan kebahasaan tertinggi yang paling kompleks dan paling lengkap yang disajikan secara teratur dan sistematis.
B. Jenis Wacana
Untuk dapat memahami dan mengkaji wacana secara tepat terlebih dahulu mengetahui klasifikasi atau jenis-jenis wacana. Hal ini sangat diperlukan agar
pada saat proses pengkajian wacana tidak mengalami kekeliruan. Mulyana 2005: 47-63 menyatakan bahwa jenis wacana dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis,
yaitu berdasarkan: 1 bentuk, 2 media penyampaian, 3 jumlah penutur, 4 sifat, dan 5 isi.
Masih menurut Mulyana 2005: 47-63, berdasarkan bentuknya wacana diklasifikasikan menjadi menjadi wacana naratif, wacana prosedural, wacana
ekspositori, wacana hortatori, wacana dramatik, wacana epistoleri, dan wacana seremonial. Wacana naratif merupakan bentuk wacana yang digunakan untuk
menceritakan suatu kisah. Kemudian wacana prosedural digunakan untuk memberikan petunjuk mengenai sesuatu yang harus dilaksanakan. Kemudian
wacana ekspositori berfungsi untuk menjelaskan sesuatu secara informatif dengan menggunakan bahasa yang cenderung denotatif dan rasional. Sementara itu
wacana hortatori merupakan wacana yang bersifat persuasif yaitu mempengaruhi pendengar atau pembaca agar tertarik terhadap pendapat yang disampaikan.
Kemudian wacana dramatik merupakan wacana yang berisi percakapan antar penutur. Wacana epistoleri biasanya digunakan dalam surat menyurat dan wacana
seremonial digunakan dalam kesempatan seremonial upacara.
Berdasarkan media penyampaiannya, wacana dibedakan menjadi wacana tulis dan wacana lisan. Wacana tulis yaitu wacana yang dikemukakan melalui
tulisan. Sedangan wacana lisan disampaikan secara langsung dengan bahasa verbal. Selain itu berdasarkan jumlah penuturnya, wacana dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu wacana monolog dan wacana dialog. Wacana monolog adalah jenis wacana yang penuturnya dilakukan oleh satu orang, sedangkan wacana
dialog penuturnya dilakukan oleh dua orang atau lebih. Berdasarkan sifatnya, wacana terdiri dari wacana fiksi dan wacana
nonfiksi. Wacana fiksi merupakan wacana yang bentuk dan isinya berorientasi pada imajinasi. Wacana ini terdiri dari wacana prosa, wacana puisi, dan wacana
drama, sedangkan wacana nonfiksi disebut juga sebagai wacana ilmiah karena disampaikan dengan pola dan cara-cara ilmiah sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Berdasarkan isinya, wacana dapat diklasifikasikan menjadi: wacana
politik, wacana sosial, wacana ekonomi, wacana budaya, wacana militer, wacana hukum dan kriminalitas, serta wacana olah raga dan kesehatan. Jenis wacana
tersebut merupakan wacana yang disampaikan berdasarkan persoalan, keadaan dan kompleksitas kehidupan manusia.
C. Analisis Wacana
Dubois 1976: 32 mendefinisikan bahwa “On appelle analyse de discours la partie de la linguistique qui détermine les règles commandant la production
des suites de phrases structurées”. Analisis wacana merupakan bidang ilmu linguistik yang menyusun tata cara mengatur hubungan kalimat secara terstruktur.