Jenis Wacana KAJIAN TEORI
1. Kohesi
Menurut Gutwinsky via Tarigan, 1993: 96, kohesi adalah hubungan antarkalimat di dalam sebuah wacana, baik dalam strata gramatikal maupun dalam
strata leksikal tertentu. Senada dengan hal itu Halliday dan Hasan via Mulyana, 2005: 26-27 mengemukakan bahwa unsur-unsur kohesi wacana dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Unsur kohesi gramatikal antara lain yaitu reference referensi, subtitution
subtitusi, elipsis elipsis, dan conjuction konjungsi, sedangkan kohesi leksikal di antaranya adalah reiteration reiterasi dan collocation kolokasi. Reiterasi
terdiri dari repetisi, sinonim, antonim, ekuivalensi, dan hiponim. Mulyana 2005: 26 berpendapat bahwa kohesi dalam wacana diartikan
sebagai kepaduan bentuk yang secara struktural membentuk ikatan sintaktial. Moeliono dkk via Mulyana 2005: 26 menyatakan bahwa untuk memperoleh
wacana yang baik dan utuh, maka kalimat-kalimatnya harus kohesif. Hanya dengan hubungan kohesif seperti itulah suatu unsur dalam wacana dapat
diinterpretasikan, sesuai dengan ketergantungannya dengan unsur-unsur lainnya. Hubungan kohesif dalam wacana sering ditandai oleh kehadiran pemarkah
piranti khusus yang bersifat lingual-formal. a.
Kohesi gramatikal Kohesi gramatikal merupakan piranti kohesi yang menggunakan unsur-
unsur kaidah bahasa yang menghubungkan ide antarkalimat. Sumarlam 2003: 23, menyatakan bahwa dalam analisis wacana, segi bentuk atau struktur lahir
wacana disebut aspek gramatikal wacana. Kohesi gramatikal terdiri dari sebagai berikut.
1 Referensi
Sumarlam 2003: 23 mengemukakan bahwa referensi atau pengacuan adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang
mengacu pada satuan lingual lain atau suatu acuan yang mendahului atau mengikutinya. Berdasarkan tempat acuannya, maka referensi dibedakan menjadi
dua jenis: 1 pengacuan endofora apabila acuannya satuan lingual yang diacu berada atau terdapat di dalam teks wacana itu dan 2 pengacuan eksofora apabila
acuannya berada atau terdapat di luar teks wacana. Pengacuan endofora berdasarkan arah pengacuannya terdiri dari dua jenis,
yaitu pengacuan anaforis dan pengacuan kataforis. Pengacuan anaforis merupakan salah satu kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang mengacu
pada satuan lingual yang lain yang mendahuluinya, atau mengacu di anteseden sebelah kiri, atau mengacu pada unsur yang telah disebut sebelumnya, sedangkan
pengacuan kataforis adalah salah satu kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual yang lain yang mengikutinya,
atau mengacu anteseden sebelah kanan, atau mengacu pada unsur yang disebutkan setelahnya. Perhatikan contoh berikut ini.
2
Nauval hari ini tidak masuk sekolah. Ia ikut ibunya pergi ke Surabaya
3
Seperti kulitnya, mata Zia juga khas; berkelopak tebal, tanpa garis lipatan
Arifin dan Rani, 2006: 99
Pada contoh 2 kata ia pada kalimat kedua mengacu pada anteseden yang disebut sebelumnya yaitu pada kata Nauval yang terdapat pada kalimat pertama sehingga