Analisis Komponen-komponen Model Pembelajaran Inside-Outside

9 Giliran siswa di lingkaran besar membagi informasi. Demikian seterusnya, sampai seluruh siswa selesai berbagi informasi. 10 Pergerakan akan dihentikan jika anggota kelompok lingkaran dalam dan luar sebagai pasangan asal bertemu kembali. 3. Penutup Kegiatan penutup merupakan fase ketiga atau terakhir dalam pembelajaran Inside-Outside Circle. Kegiatan penutup terdiri dari: 1 Siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan dari materi yang telah didiskusikan. 2 Guru memberikan evaluasi atau latihan soal mandiri. 3 Siswa diberikan tugas rumah.

d. Analisis Komponen-komponen Model Pembelajaran Inside-Outside

Circle Joyce, Weill dan Calhoun 2009:104-106 menyebutkan bahwa sebuah model pembelajaran terdiri dari komponen sintaks atau struktur suatu model, komponen prinsip reaksi atau peran guru, komponen sistem sosial atau situasi kelas pada saat model berlangsung, daya dukung yang terdiri dari bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan model, serta dampak instruksional yaitu hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan dampak pengiring sebagai akibat dari terciptanya suasana belajar dalam model tertentu. Komponen-komponen dari model Inside-Outside Circle antara lain sebagai berikut: 1. Sintagmatik Sintagmatik adalah urutan langkah pengajaran. Model pembelajaran IOC memiliki beberapa tahapan, pertama yaitu pendahuluan. Kegiatan pendahuluan diawali dengan guru melakukan apersepsi, menjelaskan tentang pembelajaran IOC, menyampaikan tujuan pembelajaran, serta memberikan motivasi. Tahap kedua adalah kegiatan inti yang terdiri dari pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe IOC. Pada tahap ini guru membagi kelompok yang beranggotakan 3-4 siswa. Dalam pembagian kelompok, tidak ada unsur pemaksaan oleh guru, agar proses pembelajaran berjalan dengan menyenangkan sesuai dengan keinginan siswa. Tiap-tiap kelompok mendapat tugas mencari informasi berdasarkan pembagian tugas dari guru. Setiap kelompok belajar mandiri, mencari informasi berdasarkan tugas yang diberikan. Setelah selesai, seluruh siswa berkumpul saling membaur tidak berdasarkan kelompok. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi dapat dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan. Siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam. Giliran siswa di lingkaran besar membagi informasi. Demikian seterusnya, sampai seluruh siswa selesai berbagi informasi. Pergerakan akan dihentikan jika anggota kelompok lingkaran dalam dan luar sebagai pasangan asal bertemu kembali. Tahap ketiga adalah penutup. Kegiatan penutup merupakan fase ketiga atau terakhir dalam pembelajaran IOC. Kegiatan penutup terdiri pembuatan simpulan dari materi yang telah didiskusikan oleh siswa atas bimbingan dari guru. Guru memberikan evaluasi atau latihan soal mandiri, serta pemberian tugas rumah. 2. Prinsip reaksi Prinsip reaksi mrupakan pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana peran guru dalam memperhatikan dan memperlakukan siswa. Peran guru dalam model IOC sebagai seorang fasilitator yang langsung terlibat dalam proses kelompok membantu siswa dalam merumuskan rencana, bertindak, dan mengatur kelompok serta beberapa kebutuhan dalam sebuah penelitian. Selain itu, guru berperan sebagai konselor akademik. Ketika siswa menghadapi kesulitan dalam memahami materi, mengerjakan tugas, ataupun saat kegiatan kerja kelompok, guru bertugas untuk membimbing agar seluruh siswa dapat memahami materi serta dapat mengikuti aktifitas di dalam kelas dengan baik. Pusat dalam proses pembelajaran kooperatif adalah adanya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Guru bertugas menjelaskan terlebih dahulu langkah kerja dalam kegiatan kelompok maupun bertukar informasi yang harus diikuti siswa dalam pelaksanaan kegiatan. 3. Sistem Sosial Sistem sosial adalah pola hubungan guru dengan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Sistem sosial dalam model pembelajaran IOC adalah menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan diatur oleh suatu kesepakatan yang dikembangkan. Sistem sosial dalam model IOC berlandaskan pada proses demokrasi dan keputusan kelompok, dengan struktur eksternal yang rendah. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru bersama siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui dan memberikan kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Pada akhir pembelajaran, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari bersama. 4. Daya Dukung Sistem pendukung adalah segala sarana, alat dan bahan yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran secara optimal. Sistem pendukung model Inside-Outside Circle harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa pada tujuan yang diharapkan. Lingkungan harus mampu merespon berbagai tuntutan pembelajar yang bermacam-macam. Pada pembelajaran IPS tentang Teknologi Produksi, dibutuhkan berbagai macam alat dan bahan yang akan mendukung terjadinya proses pembelajaran seperti contoh benda konkrit menggunakan blender, cobek, setrika dan lain-lain. Selain contoh konkrit dari benda asli, guru juga dapat menambahkan media gambar mengenai teknologi berupa alat penggiling padi masa lalu dan masa kini, alat perontok padi masa lalu dan masa kini, gambar alat transportasi masa lalu dan masa kini serta alat komunikasi masa lalu dan masa kini. Bagan 2.1 Dampak Pengiring dan Instruksional Model Pembelajaran Inside-Outside Circle 5. Dampak instruksional dan dampak pengiring Dampak instruksional adalah dampak atau hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan siswa pada tujuan yang diharapkan. Secara khusus dampak instruksional dalam pembelajran IPS dengan materi Teknologi melalui model pembelajaran Inside-Outside Circle adalah kemampuan menyatakan macam-macam teknologi, membandingkan, mengelompokkan, menunjukkan dan membedakan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi. Dampak pengiring adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran, sebagai akibat terciptanya susasana belajar yang dialami langsung oleh siswa tanpa pengarahan langsung dari pengajar. Dampak pengiring melalui model Inside-Outside Circle diharapkan dapat terbentuk kemampuan Menghargai orang lain Kemampuan menyatakan macam- macam teknologi Kemampuan membandingkan tiga macam teknologi produksi, komunikasi dan transportasi Menyimak Kemampuan mengelompokkan masing-masing contoh dari ketiga teknologi Kerjasama Model Inside- Outside Circle Komunikatif Kemampuan menunjukkan contoh ketiga teknologi Tanggung- jawab Kemampuan membedakan tiga jenis teknologi Mandiri Keterangan: Dampak Instruksional Dampak Pengiring menghargai orang lain, menyimak, kerjasama, komunikatif, tanggungjawab dan mandiri. Diharapkan timbul penghargaan terhadap martabat orang lain melalui kerjasama dalam kelompok sehingga timbul anggapan bahwa orang lain juga mempunyai kemampuan yang tidak dapat diremehkan, penelitian sosial sebagai pandangan hidup, dan kehangatan yang memunculkan harapan dengan diterapkannya model Inside-Outside Circle dalam pembelajaran IPS, siswa mendapatkan rasa nyaman dalam belajar sehingga penilaian sikap yang positif dapat terbentuk dengan baik.

e. Penerapan Model Pembelajaran Inside-Outside Circle IOC dalam

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe IOC dan BD pada Siswa Kelas 4 SD Gugus Mawar Suruh T1 292012245 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Menggunakan Model Pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus Joko Tingkir Salatiga T1 292012150 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Menggunakan Model Pembelajaran PBL dan PjBL di Gugus Joko Tingkir Salatiga T1 292012150 BAB II

0 0 22

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar T1 BAB II

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay (CRH)

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Kooperatif Tipe Jigsaw dan STAD terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Imbas Gugus Diponegoro Kabupaten Blora

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keefektifan Model Pembelajaran Picture and Picture dan Make A Match Ditinjau dari Hasil Belajar dalam Pembelajaran IPA Kelas 4 SD Gugus Mawar Suruh

0 0 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keefektifan Model Pembelajaran Picture and Picture dan Make A Match Ditinjau dari Hasil Belajar dalam Pembelajaran IPA Kelas 4 SD Gugus Mawar Suruh

0 0 38

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keefektifan Model Pembelajaran Picture and Picture dan Make A Match Ditinjau dari Hasil Belajar dalam Pembelajaran IPA Kelas 4 SD Gugus Mawar Suruh

0 0 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keefektifan Model Pembelajaran Picture and Picture dan Make A Match Ditinjau dari Hasil Belajar dalam Pembelajaran IPA Kelas 4 SD Gugus Mawar Suruh

0 0 39