c. Remaja akhir atau late adolescent 18-20 tahun
Tahap ini adalah masa menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu:
1 Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
2 Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan
dalam pengalaman-pengalaman baru. 3
Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. 4
Egosentrisme terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
5 Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya private self dan
masyarakat umum.
2.2.3 Perilaku Mencoba Merokok Remaja
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung yang timbul karena adanya
stimulus dan respons Sunaryo, 2004. Setelah melewati masa kanak-kanak usia 6-12 tahun yang relatif tenang, masa remaja ditandai dengan kehidupan emosi
yang lebih bergejolak. Remaja mulai melonggarkan ikatan emosional dengan kedua orang tuanya walaupun secara finansial remaja menyadari bahwa dirinya
masih bergantung kepada orang tuanya. Melonggarnya ikatan emosional dengan orang tua memang diperlukan dalam rangka membentuk identitas diri seseorang.
Pada saat itu, remaja mulai meninggalkan sebagian aturan, nilai atau norma yang berlaku di rumah orang tuanya dan mulai mencari niai baru dalam kehidupan
pertemanan dengan teman sebayanya. Aturan tidak boleh merokok di rumah mulai ditinggalkan. Agar diakui sebagai manusia yang telah dewasa, karena perilaku
merokok sering dianggap sebagai lambang kedewasaan Joewana, 2005. Perilaku mencoba merokok remaja mencakup tiga domain, yaitu:
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka overt behaviour Sunaryo, 2004. Menurut Rogers dalam Sunaryo 2004 sebelum seseorang mengadopsi
perilaku, di dalam diri orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan Akronim AIETA, yaitu:
1 Awareness kesadaran, individu menyadari adanya stimulus.
2 Interest tetarik, individu mulai tertarik pada stimulus.
3 Evaluation menimbang-nimbang, individu menimbang-nimbang tentang
baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Pada proses ketiga ini subjek sudah memiliki sikap yang lebih baik lagi.
4 Trial mencoba, individu sudah mulai mencoba perilaku baru.
5 Adoption, individu telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
sikap, dan kesadarannya terhadap stimulus. Menurut Sunaryo 2004, tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif,
mencakup 6 tingkatan, yaitu:
a Tahu merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Tahu artinya dapat
mengingat atau mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang itu tahu, adalah ia dapat menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan. b
Memahami, artinya kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan dengan benar tentang objek yang diketahui. Ukuran bahwa seseorang paham
tentang sesuatu dapat menjelaskan, memberikan contoh, dan menyimpulkan. c
Penerapan, yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi nyata atau dapat menggunakan hukum-hukum, rumus,
metode dalam situasi nyata. d
Analisis, artinya adalah kemampuan untuk menguraikan objek ke dalam bagian-bagian lebih kecil, tetapi masih di dalam suatu struktur objek tersebut
dan masih terkait satu sama lain e
Sintesis, yaitu suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan dalam menyusun
formulasi baru dari formulasi yang ada. Ukuran kemampuan adalah seseorang dapat menyusun, meringkaskan, merencanakan, dan menyesuaikan suatu teori
atau rumusan yang telah ada. f
Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek. Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang telah ada atau disusun sendiri.
Menurut Wawan dan Dewi 2010, pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:
1 Baik
: hasil presentasi 76-100
2 Cukup
: hasil presentasi 56-75 3
Kurang : hasil presentasi 56
Pengetahuan merupakan berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan
akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencoba merokok
untuk pertama kalinya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, dampak, dan rasa rokok tersebut Purba, 2009.
b. Sikap
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat langsung
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut. Sikap secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian respons terhadap
stimulus tertentu Sunaryo, 2004. Menurut Azwar 2000 dalam Wawan dan Dewi 2011, struktur sikap terdiri atas
tiga komponen yang saling menunjang, yaitu: 1
Komponen kognitif yaitu representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan, ide dan konsep terhadap
suatu objek. 2
Komponen afektif yaitu perasaan yang menyangkut aspek emosional atau evaluasi terhadap objek.
3 Komponen konatif yaitu aspek kecendurangan berperilaku tertentu sesuai
dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Menurut Jenny 2012, proses kognitif dapat terjadi pada saat individu
memperoleh informasi mengenai objek sikap. Proses kognitif ini dapat terjadi melalui pengalaman langsung, sebagai contoh pada saat individu mencoba rokok
untuk pertama kali kemudian merasakan kenikmatannya atau pengalaman tidak langsung yang diperoleh dengan cara menonton iklan rokok yang memperlihatkan
bintang iklan terlihat gagah, jantan, dan glamour di televisi. Rasa nikmat yang diperoleh tersebut menyebabkan individu atau remaja bersikap positif terhadap
perilaku mencoba merokok.
c. PraktikTindakan
Teori tindakan adalah salah satu pendekatan yang sangat berpengaruh dalam ilmu- ilmu sosial. Sedangkan praktik atau tindakan adalah mekanisme dari suatu
pengamatan yang muncul dari persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan Hardiman, 2008. Hubungan tindakan atau perilaku merokok
sehubungan dengan penyakit yaitu terkait dengan pencegahan dan pengobatan penyakit misalnya tidak mencoba berperilaku merokok meskipun orang tua atau
teman merokok.
Menurut Notoatmodjo 2007 tindakan memiliki beberapa tingkatan, yaitu: 1
Persepsi perception yaitu praktik tingkat pertama yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
2 Respon terpimpin guided response merupakan indikator praktik tingkat dua
yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh.
3 Mekanisme mechanism yaitu praktik tingkat tiga apabila seseorang telah
dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
4 Adaptasi adaptation yaitu suatu praktek atau tindakan yang sudah
berkembang dan dilakukan dengan baik.
2.2.4 Tahap Perilaku Merokok