1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “Apakah ada hubungan tipe pola asuh orang tua dengan perilaku
mencoba merokok pada remaja putra di SMA Negeri 1 Selemadeg? ”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dirumuskan menjadi dua bagian yaitu:
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara tipe pola asuh orang tua dengan perilaku mencoba merokok pada remaja putra di SMA Negeri 1 Selemadeg.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden di SMA Negeri 1 Selemadeg.
b. Mengidentifikasi tipe pola asuh yang diterapkan orang tua pada remaja putra
di SMA Negeri 1 Selemadeg. c.
Mengidentifikasi perilaku mencoba merokok pada remaja putra di SMA Negeri 1 Selemadeg.
d. Menganalisis hubungan antara tipe pola asuh orang tua dengan perilaku
mencoba merokok pada remaja putra di SMA Negeri 1 Selemadeg. e.
Menganalisis tipe pola asuh orang tua berhubungan paling dominan dengan perilaku mencoba merokok pada remaja putra di SMA Negeri 1 Selemadeg.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ditinjau dari dua segi yaitu:
1.4.1 Manfaat Dari Segi Praktis
a.
Bagi peserta didik
Diharapkan siswa-siswa SMA agar memahami dan mempertimbangkan kembali akan dampak negatif perilaku merokok sehingga bisa untuk hidup
sehat dan mengurangi perilaku merokoknya.
b. Bagi orang tua
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam mendidik anak dan menentukan tipe pola asuh yang tepat dalam membimbingmengasuh para
remaja khususnya remaja putra dalam mencegah perilaku mencoba merokok. c.
Bagi pihak sekolah Diharapkan pihak sekolah untuk memberikan masukan dalam membantu
sekolah menghadapi perilaku remaja dalam merokok dengan melibatkan orang tua sehingga pola asuh yang diberikan dapat mengurangi perilaku remaja
untuk mencoba merokok. d.
Bagi daerahmasyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan
pengetahuan bagi daerah terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.
1.4.2 Manfaat Dari Segi Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan khususnya pada psikologi remaja untuk mendapatkan pemahaman tentang tipe pola asuh dalam
mendidik remaja sehingga remaja tidak terjerumus dalam perilaku negatif
yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
b. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan pada penelitian tipe pola asuh orang tua dengan perilaku mencoba merokok pada remaja
khususnya remaja putra.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pola Asuh Orang Tua
2.1.1 Pengertian Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh orang tua adalah pola perilaku orang tua yang diterapkan pada anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan
oleh anak, secara negatif maupun positif Petranto, 2007. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orang tua dan lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Oleh karena
itu, seringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negatif atau lingkungan yang kurang mendukung, cenderung
mempunyai konsep diri yang negatif Rifanto, 2010. Menurut Gunarsa 2002 dalam Suwono 2008, orang tua mempunyai peran yang
sangat penting dalam menjaga, mengajar, mendidik, serta memberi contoh bimbingan kepada anak-anak untuk mengetahui, mengenal, mengerti, dan
akhirnya dapat menerapkan tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat dan pola asuh merupakan sikap orang
tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Pola asuh orang tua sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak.
Pola asuh juga berpengaruh terhadap keberhasilan keluarga dalam mentransfer
nilai-nilai agama, kebaikan, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Pola asuh pada anak meliputi interaksi antara orang tua dan anak dalam
pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis Fathi, 2011.
2.1.2 Tipe Pola Asuh Orang Tua
Menurut Baumrind dalam Santrock 2007 mengemukakan empat macam pola asuh yang dilakukan orang tua dalam keluarga, yaitu pola asuh otoriter, pola asuh
demokratis, pola asuh permisif, dan pola asuh penelantaran laissez faire.
a. Pola asuh otoriter
Orang tua yang memiliki pola asuh jenis ini berusaha membentuk, mengendalikan, dan mengevaluasi perilaku serta sikap anak berdasarkan
serangkaian standar mutlak, nilai-nilai kepatuhan, menghormati otoritas, kerja, tradisi, tidak saling memberi dan menerima komunikasi verbal. Orang tua kadang-
kadang menolak anak dan sering menerapkan hukuman. Orang tua otoriter tidak menyadari pentingnya mengahrgai pendapat anak. Mereka tidak menyadari bahwa
mendengarkan pendapat anak bisa mendorong kepercayaan diri dan kemandirian anak dalam berpikir, dan dapat diarahkan untuk mencapai standar moral yang
internal memiliki kesadaran moral melalui diskusi Widyarini, 2009. Pada pola asuh otoriter, orang tualah yang menentukan semuanya. Orang tua
menganggap semua yang mereka katakan adalah yang paling benar dan baik. Anak dianggap tak tahu apa-apa. Orang tua tak pernah mendorong anak untuk
mandiri dan mengambil keputusan-keputusan yang berhubungan dengan tindakan
anak. Orang tua hanya mengatakan apa yang harustidak dilakukan dan tak menjelaskan mengapa hal itu harustidak dilakukan Senjaya, 2011. Pola asuh
otoriter ditandai apabila orang tua melakukan aturan-aturan baku, berupa pelanggaran-pelanggaran yang kadang tidak masuk akal dan sering kali
mengorbankan otonomi anak. Dengan pola asuh otoriter, hubungan orang tua dan anak akan terlihat kaku PsikologID, 2013.
b. Pola asuh demokratis
Pola asuh demokratis menggunakan penjelasan mengapa sesuatu boleh atau tidak boleh dilakukan. Orang tua terbuka untuk berdiskusi dengan anak. Orang tua
melihat anak sebagai individu yang patut didengar, dihargai, dan diberi kesempatan Senjaya, 2011. Pola asuh orang tua yang demokratis pada umumnya
ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak. Mereka membuat semacam aturan-aturan yang disepakati bersama. Orang tua yang
demokratis mencoba mengargai kemampuan anak secara langsung PsikologID, 2013.
Orang tua yang memiliki pola asuh jenis ini berusaha mengarahkan anaknya secara rasional, berorientasi pada masalah yang dihadapi, menghargai komunikasi
yang saling memberi dan menerima, menjelaskan alasan rasional yang mendasari tiap-tiap permintaan atau disiplin tetapi juga menggunakan kekuasaan bila perlu,
mengharapkan anak untuk mematuhi orang dewasa tetapi juga mengharapkan anak untuk mandiri dan mengarahkan diri sendiri, saling menghargai antara anak
dan orang tua, memperkuat standar-standar perilaku. Orang tua tidak mengambil
posisi mutlak, tetapi juga tidak mendasarkan pada kebutuhan anak semata Widyarini, 2009.
c. Pola asuh permisif