Menurut Notoatmodjo 2007 tindakan memiliki beberapa tingkatan, yaitu: 1
Persepsi perception yaitu praktik tingkat pertama yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
2 Respon terpimpin guided response merupakan indikator praktik tingkat dua
yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh.
3 Mekanisme mechanism yaitu praktik tingkat tiga apabila seseorang telah
dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
4 Adaptasi adaptation yaitu suatu praktek atau tindakan yang sudah
berkembang dan dilakukan dengan baik.
2.2.4 Tahap Perilaku Merokok
Menurut Leventhal dan Clearly dalam Fuadah 2011 menyatakan bahwa terdapat empat perilaku merokok sehingga menjadi perokok, yaitu:
a. Tahap prepatory.
Tahap prepatory adalah ketika seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat atau hasil
bacaan yang dapat menimbulkan minat untuk merokok. b.
Tahap initiation. Tahap initiation adalah tahap perintisan apakah seseorang akan meneruskan
atau tidak terhadap perilaku merokok.
c. Tahap becoming a smoker.
Tahap becoming a smoker adalah ketika seseorang telah menghisap rokok sebanyak empat batang per hari.
d. Tahap maintenance of smoking
Tahap maintenance of smoking yaitu tahap dimana perokok telah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri self regulating yang dilakukan
untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.
2.2.5 Tipe Perilaku Merokok
Menurut Smet 1994 dalam Nasution 2007, mengklasifikasikan tiga tipe perilaku merokok menurut berdasarkan banyaknya rokok yang dihisap, yaitu:
a. Perokok berat
: seseorang menghisap rokok 15 batang rokok dalam sehari. b.
Perokok sedang : perokok yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari. c.
Perokok ringan : perokok yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari.
Menurut Silvan dan Tomkins dalam Fuadah 2011, terdapat empat tipe perilaku merokok berdasarkan management of affect theory, yaitu:
a. Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan positif.
Terdapat tiga sub tipe perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan positif, yaitu: 1
Pleasure relaxation. Perilaku merokok hanya menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah
didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan. 2
Simulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
3 Pleasure of handling the cigarette.
Kenikmatan yang diperoleh dari memegang rokok. b.
Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan negatif.
Banyak orang yang berperilaku merokok untuk mengurangi perasaan negatif dalam dirinya. Mereka menghisap rokok agar terhindar dari perasaan yang tidak
enak, misalnya merokok apabila marah, cemas, dan gelisah. c.
Perilaku merokok yang adiktif. Perokok yang sudah adiksi akan menambah dosis rokok yang dihisap setiap efek
rokok yang telah dihisapnya berkurang. d.
Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan.
Perokok menggunakan rokok sama sekali bukan untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena merokok sudah menjadi kebiasaan.
2.2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Mencoba Merokok