Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikoliniaritas adalah dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor.
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF Variance Inflation Factor 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi
tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas Ghozali, 2002 : 57-59
3. Heteroskedasitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas adalah dengan uji korelasi rank
spearman Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig 2-tailed
0,05, maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya atau bebas Heteroskedastisitas Santoso, 2001 : 161
3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.6.1. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = β
+ β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ e Anonim, 2008: L-21
Keterangan : Y
= Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern
β =
Konstanta X
1
= Independensi
X
2
= Keahlian
Profesional X
3
= Pengalaman Kerja Pengawas Intern β
1…3
= Koefisien
regresi e
= Standart Error
3.6.2. Uji Hipotesis
3.6.2.1. Uji Kesesuaian Model
Uji F ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh Independensi, Keahlian
Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern
Hipotesis Statistik
1. H
o
: β
1
= 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh Independensi, Keahlian
Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian
Intern H
1
: β
1
≠ 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh Independensi, Keahlian Profesional,
dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05
3. Kriteria keputusan
i. Jika nilai probabilitas 0,05, maka H
diterima dan H
1
ditolak yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna
melihat pengaruh Independensi, Keahlian Profesional, dan
Pengalaman Kerja Pengawas Intern terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern
ii. Jika nilai probabilitas 0,05, maka H
ditolak dan H
1
diterima yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat
pengaruh Independensi, Keahlian Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern terhadap Efektivitas Penerapan Struktur
Pengendalian Intern
3.6.2.2. Uji Parsial
Uji t ini digunakan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh Independensi, Keahlian Profesional, dan Pengalaman
Kerja Pengawas Intern secara parsial terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern
Hipotesis Statistik
1. H
o
: β
1
= 0, menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan Independensi, Keahlian Profesional, dan Pengalaman
Kerja Pengawas Intern secara parsial terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern
H
1
: β
1
≠ 0, menunjukkan ada pengaruh yang signifikan Independensi,
Keahlian Profesional, dan Pengalama Kerja Pengawas
Intern secara parsial terh Efektivitas Penerapan
S n
adap truktur
Pengendalian
digunakan tingkat signifikan 0,05 Intern
2. Dalam penelitian ini
3. Kriteria keputusan
i. Jika nilai probabilitas 0,05, maka H
diterima dan H
1
ditolak yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan Independensi,
adap Efektivitas Penerapan Struktur
adap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern
Keahlian Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern secara parsial terh
Pengendalian Intern ii.
Jika nilai probabilitas 0,05, maka H ditolak dan H
1
diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan Independensi,
Keahlian Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern secara parsial terh
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita
Dalam perjalanannya memang telah banyak capaian maupun prestasi yang telah diraih Kopwan Setia Bhakti Wanita Kedalam Kopwan
Setia Bhakti Wanita telah mampu meningkatkan omset, asset dan jumlah anggotanya Sementara keluar berbagai pengakuan juga telah didapat.
Namun bila dilihat perjalanan kebelakang semua itu bermula dari kumpulan ibu-ibu arisan yang terdiri dari 35 orang. Mereka adalah orang-
orang yang punya komitmen dan idealisme. Setiap bulan mereka berkumpul dari rumah anggota satu ke yang lain secara bergiliran Dan nilai
arisannya sebesar Rp 2000 per orang. Sekitar 1975 kelompok kini telah mempunyai usaha simpan pinjam
walau kecil-kecilan. Waktu itu anggota bisa pinjam Rp 5 ribu yang dicicil 5 kali, kemudian terus berkembang pinjaman bisa meningkat hingan Rp 10
ribu. Seiring waktu, modal pun bertambah, pinjaman bisa semakin ditingkatkan menjadi Rp 50 ribu. Dan biasanya pinjaman oleh anggota
digunakan untuk membuka usaha walaupun sifatnya temporer. Seperti misalnya membuat kue yang dijual tatkala lebaran. Sementara ditempat
lain, tepatnya di Malang telah berkembang pula Kopwan Setia Budi Wanita. Dan kebetulan Ibu Syafril salah satu tokohnya dekat dengan
anggota kelompok arisan ini. Sejak 1977 Ibu Syafril mulai datang ke pertemuan arisan untuk memperkenalkan tentang koperasi bahkan para
pengurus Kopwan Setia Budi Wanita juga diajak