Autokorelasi Multikolinieritas Pengaruh Independensi X Pengaruh Keahlian Profesional X

atau item pertanyaan yang terbagi atas 4 bagian dan terdiri dari 15 item pernyataan tersebut adalah berdistribusi normal, sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

4.3.2. Uji Asumsi Klasik

Untuk mengambil keputusan BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi klasik yang tidak boleh dilanggar oleh persamaan tersebut, yaitu tidak boleh ada autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedasitas Gujarati, 1999 : 153 Berdasarkan hasil uji asumsi klasik dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0 For Windows. diperoleh hasil sebagai berikut

1. Autokorelasi

Dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data time series, sehingga untuk Uji Autokorelasi tidak dilakukan Gujarati, 1999 : 201.

2. Multikolinieritas

Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikoliniaritas adalah dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF Variance Inflation Factor 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas Ghozali, 2002 : 57-59 Berdasarkan hasil Uji Multikolinieritas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0., dapat dilihat pada tabel 10, sebagai berikut Tabel 10 : Hasil Uji Multkolinieritas Variabel VIF Keterangan Independensi X 1 1,084 Bebas Multikolinieritas Keahlian Profesional X 2 1,042 Bebas Multikolinieritas Pengalaman Kerja Pengawas Intern X 3 1,124 Bebas Multikolinieritas Sumber : Lampiran 10 Berdasarkan pada tabel 10 di atas menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas X yang digunakan dalam penelitian ini baik X 1 , X 2, dan X 3 mempunyai nilai VIF Variance Inflation Factor lebih kecil dari 10, dan sesuai dengan dasar pengambilan keputusan, hal ini berarti bahwa dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas.

3. Heteroskedastisitas

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas adalah dengan uji korelasi rank spearman Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig 2-tailed 0,05, maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bebas Heteroskedastisitas Santoso, 2001 : 161 Berdasarkan hasil Uji Heteroskedastisitas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0., dapat dilihat pada tabel 11, sebagai berikut Tabel 11 : Hasil Uji Heteroskedastisitas : Variabel Probabilitas Sig 2 - tailed Keterangan Independensi X 1 0,489 Bebas Heteroskedastisitas Keahlian Profesional X 2 0,590 Bebas Heteroskedastisitas Pengalaman Kerja Pengawas Intern X 3 0,960 Bebas Heteroskedastisitas Sumber : Lampiran 11 Berdasarkan pada tabel 11 di atas menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas X yang digunakan dalam penelitian ini baik X 1 , X 2, dan X 3 , mempunyai nilai nilai Sig 2-tailed lebih besar dari 0,05, dan sesuai dengan dasar pengambilan keputusan, hal ini berarti bahwa dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bebas Heteroskedastisitas. Setelah dilakukan Uji Asumsi Klasik tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi linier dalam penelitian ini, bebas dari asumsi dasar klasik tersebut, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t yang akan dilakukan dalam penelitian ini tidak akan bias atau sesuai dengan tujuan penelitian.

4.3.3. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil dari hasil olah data dengan alat bantu komputer yang menggunakan program SPSS.16.0, dapat dilihat pada tabel 12, sebagai berikut Tabel 12 : Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda Coefficients a -,736 3,120 ,933 ,250 ,498 ,102 -,425 ,116 Constant Independensi X1 Keahlian Profesional X2 Pengalaman Kerja Pengawas Intern X3 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Dependent Variable: Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Y a. Sumber : Lampiran. 10 Berdasarkan pada 12 di atas dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut : Y = -0,736 + 0,933 X 1 + 0,498 X 2 - 0,425 X 3 Dari model persamaan regresi linier tersebut di atas, dapat diinterprestasikan, sebagai berikut : Konstanta β Nilai konstanta β sebesar -0,736 menunjukkan bahwa, apabila variabel independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja pengawas intern konstan maka besarnya nilai efektivitas penerapan struktur pengendalian intern yaitu sebesar 0,736 satuan Koefisien β 1 Untuk Variabel Independensi X 1 Besarnya nilai koefisien regresi β 1 sebesar 0,933, nilai β 1 yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara efektivitas penerapan struktur pengendalian intern Y dengan independensi X 1 yang artinya jika independensi X 1 naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai efektivitas penerapan struktur pengendalian intern Y akan naik sebesar 0,933 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan. Koefisien β 2 Untuk Variabel Keahlian Profesional X 2 Besarnya nilai koefisien regresi β 2 sebesar 0,498, nilai β 2 yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara efektivitas penerapan struktur pengendalian intern Y dengan keahlian profesional X 2 yang artinya jika keahlian profesional X 2 naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai efektivitas penerapan struktur pengendalian intern Y akan naik sebesar 0,498 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan. Koefisien β 3 Untuk Variabel Pengalaman Kerja Pengawas Intern X 3 ngan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan.

4.3.4.1. Uji Ke

analisis rikut Tabel 13 : Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model Besarnya nilai koefisien regresi β 3 sebesar -0,425, nilai β 3 yang positif menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah antara efektivitas penerapan struktur pengendalian intern Y dengan variabel pengalaman kerja pengawas intern X 3 yang artinya jika pengalaman kerja pengawas intern X 3 naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai efektivitas penerapan struktur pengendalian intern Y akan turun sebesar 0,425 satuan de

4.3.4. Uji Hipotesis

sesuaian Model Dari hasil Uji Kesesuaian Model dengan menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS.16.0, For Windows mengenai hubungan kesesuaian, dapat dilihat pada tabel 13, sebagai be ANOVA b 919,206 3 306,402 13,049 ,000 a 1761,098 75 23,481 2680,304 78 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: Constant, Pengalaman Kerja Pengawas Intern X3, Keahlian Profesional X2, Independensi X1 a. Dependent Variable: Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Y b. Sumber ; Lampiran. 10 Berdasarkan pada tabel 13 di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai F hitung sebesar 13,049 dengan tingkat taraf signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka H ditolak dan H 1 diterima yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh Independensi, Keahlian Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Dari hasil pengujian juga diperoleh nilai R square yang dapat dilihat pada tabel 14, sebagai berikut: Tabel. 14 : Koefisien Determinasi R square R 2 Model Summary b ,586 a ,343 ,317 4,846 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: Constant, Pengalaman Kerja Pengawas Intern X3, Keahlian Profesional X2, Independensi X1 a. Dependent Variable: Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Y b. Sumber ; Lampiran. 10 Berdasarkan tabel 14 di atas menunjukkan besarnya nilai koefisien Determinasi R square R 2 sebesar 0,343, hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern sebesar 34,3 dipengaruhi oleh variabel Independensi, Keahlian Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern, sedangkan sisanya 65,7 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model.

4.3.4.2. Uji Parsial

Dari hasil pengujian dengan menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS.16.0, For Windows mengenai analisis hubungan secara parsial, dapat dilihat pada tabel 15, sebagai berikut : Tabel 15 : Hasil Analisis Varians Hubungan Secara Parsial Variabel t hitung Sig Keterangan Independensi X 1 3.733 0,000 Berpengaruh Keahlian Profesional X 2 4.881 0,000 Berpengaruh Pengalaman Kerja Pengawas Intern X 3 -3.678 0,000 Berpengaruh Sumber ; Lampiran. 10 Berdasarkan dari tabel 15 di atas dapat diinterprestasikan, yaitu sebagai berikut :

1. Pengaruh Independensi X

1 Secara Parsial terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Y Berdasarkan tabel 15 di atas menunjukkan besarnya nilai t hitung sebesar 3,733, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka H ditolak dan H 1 diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan independensi secara parsial terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern.

2. Pengaruh Keahlian Profesional X

2 Secara Parsial terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Y Berdasarkan tabel 15 di atas menunjukkan besarnya nilai t hitung sebesar 4,881, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka H ditolak dan H 1 diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan keahlian profesional secara parsial terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern..

3. Pengaruh Pengalaman Kerja Pengawas Intern X

Dokumen yang terkait

Pengaruh kualitas jasa auditor internal terhadap efektifitas sistem pengendalian intern : pada pt. pln penyaluran dan pusat pengaturan beban jawa bali di jakarta selatan

1 8 176

Independensi, Keahlian Profesional dan Pengalaman Kerja Pengawas pada Koperasi Simpan Pinjam.

0 3 8

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN DAN PELATIHAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN Pengaruh Pendidikan, Pengalaman Dan Pelatihan Kerja Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Intern (Survei Pada Perusahaan Tekstil Di Kabupaten Sukoharj

0 2 14

PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN PROFESIONAL, PENGALAMAN KERJA, GAYA KEPEMIMPINAN PENGAWAS INTERN, SERTA FREKUENSI AUDIT TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI KABUPATEN KLATEN.

0 1 10

PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN PROFESIONAL, DAN PENGALAMAN KERJA PENGAWAS INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PADA PT. GATRA KANAKA HARUM SURABAYA.

0 5 99

(ABSTRAK) PENGARUH INDEPENDENSI PENGAWAS INTERN DAN KEAHLIAN PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIFITAS PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PADA BPR-BKK KABUPATEN PATI.

0 0 2

PENGARUH INDEPENDENSI PENGAWAS INTERN DAN KEAHLIAN PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIFITAS PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PADA BPR-BKK KABUPATEN PATI.

0 1 116

Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional, Pengalaman Kerja dan Kinerja Pengawas terhadap Kinerja Koperasi Simpan Pinjam di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

0 0 8

PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN PROFESIONAL, DAN PENGALAMAN KERJA PENGAWAS INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PADA KOPERASI WANITA SETIA BHAKTI WANITA

0 0 16

KATA PENGANTAR - PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN PROFESIONAL, DAN PENGALAMAN KERJA PENGAWAS INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PADA PT. GATRA KANAKA HARUM SURABAYA

0 0 16