Produk Simpanan : Deskripsi Hasil Penelitian

6. Pengawas Bertugas dan berkewajiban melakukan pengawasan dan pemeriksaan sekurang-kurangnya tiga bulan sekali atas tata kehidupan kopersi yang meliputi organisasi, usaha, keuangan, pembukuan, dan pelaksanaan kebijakan pengurus.

4.1.4. Jenis – Jenis Usaha

1. Simpan Pinjam

a. Produk Simpanan :

1 Simpanan Sukarela Simpanan yang dapat disetor maupun ditarik setiap saat dengan setoran minimal Rp 2.500,- 2 Simpanan Harian Simpanan dengan bunga harian yang dapat disetor dan ditarik setiap saat. 3 Simpanan Setia Plus Simpanan terbatas minimal Rp 500 ribu yang diwujudkan dalam bentuk bilyet dengan jangka waktu 6 bulan dan 1 tahun. 4 Simpanan Berjangka Investasi aman, terpercaya sekaligus memberikan jasa yang kompetitif. Dana dapat disimpan sesuai jangka waktu yang dikehendaki yaitu 3, 6 dan 12 bulan dengan system perpanjangan otomatis tanpa perlu instruksi pada saat jatuh tempo.

b. Produk Pnjaman

1 Pinjaman dengan system tanggung renteng : Pinjaman ini diperuntukkan bagi anggota melalui kelompok dengan system tanggung renteng Untuk pinjaman pada anggota ini besarnya dihitung berdasarkan plafon pribadi dan plafon kelompok. Ada beberapa jenis pinjaman yakni : a Pinjaman SP 1 Pengajuan pinjaman melalui kelompok sesuai dengan system tanggung renteng Sedang besar pinjaman 4 empat kali simpanan wajib anggota dengan batas maksimal Rp 10 juta. b Pinjaman SP 2 Pengajuan pinjaman melalui kelompok untuk pembelian barang diluar Kopwan Setia Bhakti Wanita dengan Plafon 2 dua kali simpanan wajib dengan batas maksimal Rp 5 juta. c Pinjaman SP 3 Pengajuan pinjaman maksimal Rp 1 juta melalui kelompok untuk pembelian kebutuhan bahan pokok dan garment yang bisa diangsur maksimal 10 kali. 2 Pinjaman diluar tanggungan kelompok: a Pinjaman Toko Kecil Pinjaman dalam bentuk barang untuk anggota yang mempunyai toko atau kios tanpa agunan. b Pinjaman UKM Pinjaman untuk anggota dan anggota luar biasa yang punya usaha dengan menggunakan jaminan berupa BPKB, perhiasan, simpanan berjangka dan sertifikat.

2. Swalayan

Usaha ini berawal dari tuntutan anggota agar Kopwan Setia Bhakti Wanita juga melayani barang kebutuhan sehari-hari anggota sesuai dengan keputusan dalam rapat anggota, maka dibukalah Waserda Namun seiring dengan perkembangan anggota yang mencapai sepuluh ribu lebih, tuntutanpun berkembang dari Waserda menjadi swalayan Gedung III yang digunakan untuk swlayan ini diresmikan oleh Ali Marwan Hanan, Meneg Kop dan UKMRI pada 22 April 2003.

3. Learning Center

Unit ini dibentuk pada tahun 2004 dan diresmikan oleh Sutarto, Deputy Kelembagaan Kementerian Negara Koperasi dan UKMRI, setelah Kopwan SBW mendapat tugas untuk mensosialisasikan system tanggung renteng di samping itu juga ditunjang dari data yang menunjukkan banyaknya tamu yang berkunjung ke Kopwan SBW untuk studi banding. Di unit inilah, peserta learning center akan mendapatkan materi tentang pengelolaan koperasi dan aplikasi system tanggung renteng dalam hal ini materi tidak hanya diberikan dalam kelas tapi peserta juga bisa melihat langsung bagaimana pelaksanaan system tanggung renteng di kelompok anggota. Kemudian dilengkapi pula dengan simulasi system tanggung renteng.

4. Griya Tamu

Unit ini baru dibuka pada penghujung tahun 2007 sebagai bentuk pengembangan usaha. Pembukaan unit ini di latar belakangi banyaknya tamu Kopwan SBW untuk studi banding maupun mengikuti pelatihan tentu saja unit Griya Tamu ini tidak hanya untuk tamu Kopwan SBW tapi juga terbuka untuk umum baik anggota maupun non anggota

5. E – Kopwan SBW

Unit yang baru diresmikan pada saat peringatan Hari Kartini, 21 April 2009 ini dimaksudkan untuk membantu memasarkan produk anggota melalui internet. Disamping itu, juga mengajak anggota untuk memanfaatkan berbagai peluang usaha dengan memanfaatkan teknologi informasi.

4.1.5. Assets Permodalan

Berawal dari sebuah garasi salah satu anggota yang jadi pengurus kini gedung-gedung lantai diatas tanah seluas 1.400 m2 telah dimiliki. Memang semuanya tidak begitu saja terjadi melainkan melalui proses perjalanan panjang selama 25 tahun. Sebelum memiliki gedung sendiri, Kopwan Setia Bhakti Wanita menyewa kantor milik Puskowan Jati di Jl. Panglima Sudirman Surabaya. Sampai akhirnya sebidang tanah di Jl. Jemur Andayani 55 terbeli. Kemudian diatasnya dibangun gedung lantai 2 dan 1988 diresmikan Bapak Bustanil Arifin sebagai Menteri Koperasi waktu itu. Untuk memiliki gedung ini, atas kesepakatan anggota, SHU selama 5 lima tahun tidak dibagikan Kebutuhan terus bertambah, luas gedung serasa sesak ketika anggota telah mencapai 6000 orang. Kembali anggota urunan sebesar Rp 16 ribu yang diangsur selama 5 bulan. Hasilnya sebuah gedung lantai 2 diatas tanah seluas 400 m2. Dan 13 Januari 1996 diresmikan pemakaiannya oleh Bapak Subiyakto Tjakrawardaya Menteri Koperasi waktu itu. Waktu terus berjalan anggota terus bertambah hingga 10 ribu lebih dan kegiatan semakin meningkat. Tak ayal gedung yang ada serasa sesak. Kembali Kopwan Setia Bhakti Wanita membeli sebidang tanah untuk memperluas gedung lama tanpa harus minta sumbangan anggota seperti sebelumnya. Dengan adanya gedung baru ini unit toko bisa dikembangkan menjadi Swalayan dan peresmiannya oleh Bapak Ali Marwan Hanan sebagai Menteri Negara Koperasi Usaha Kegiatan Menengah UKM pada 22 April 2003. Hal tersebut juga merupakan rangkaian acara peringatan perempat abad usia Koperasi Wanita KOPWAN Setia Bhakti Wanita. Sementara asset juga terus berkembang sampai akhir tahun 2002 assetnya telah mencapai 42 milyar. Sedang volume usaha mencapai Rp 59 milyar yang berarti omzet rata-rata Rp 4,9 milyar per bulan Untuk komposisi permodalan saat ini 45 modal sendiri dan 55 modal pinjaman pada pihak luar. Adanya pinjaman pada pihak luar ini berkaitan dengan system plafon yang diterapkan untuk anggota yang pinjam. Artinya anggota mempunyai hak pinjam sebear 4 kali simpanan wajibnya. Untuk memperjelas uraian di atas, maka berikut ini merupakan perkembangan omzet usaha Kopwan Wanita “Setia Bakti Wanita” Surabaya, selama 31 tahun 1996 – 2008,.yang dapat dilihat pada tabel 1, sebagai berikut : Tabel. 1 : Perkembangan Omzet Usaha Kopwan “Setia Bhakti Wanita “ Surabaya Tahun 1978 - 2008 Tahun Piutang Organisasi Piutang Khusus Piutang KPPK Penjualan Pinjaman Toko Piutang KPPK 1978 15,480 0,000 - 1979 62,640 0,000 - 1980 222,971 56,156 5,253 - 1981 479,497 39,143 38,121 - 1982 695,252 77,153 29,260 100,347 - 1983 819,527 43,030 38,400 97,990 - 1984 929,539 43,898 16,555 46,028 - 1985 609,100 22,965 43,425 58,378 - 1986 791,121 26,221 73,790 48,252 - 1987 978,475 29,745 70,375 64,275 - 1988 1,170,265 36,445 44,900 53,766 - 1989 1,644,470 35,285 58,850 69,649 - 1990 2,460,062 12,596 53,700 145,618 - 1991 2,786,105 25,017 56,300 173,418 - 1992 3,460,659 81,020 64,075 302,657 - 1993 4,938,262 144,683 40,800 584,557 - 1994 6,388,126 516,115 52,950 683,607 - 1995 7,157,214 406,185 40,100 826,090 - 1996 9,217,878 551,985 45,850 1,030,695 - 1997 11,106,557 599,273 81,700 1,023,759 - 1998 11,137,416 2,430,350 282,825 2,079,601 - 1999 16,478,381 4,541,099 436,200 4,215,038 - 2000 21,528,982 6,950,206 503,300 6,427,372 6,427,372 2001 29,688,577 15,509,415 23,900 8,087,296 2,249,500 2002 39,673,586 18,263,831 - 11,029,536 1,988,990 2003 47,236,619 16,604,395 - 17,097,782 1,117,000 2004 70,557,853 20,823,320 - 10,994,332 1,413,200 2005 81,376,341 3,158,100 - 15,756,233 1,058,000 2006 92,073,520 2,072,319 - 25,466,856 727,500 2007 105,993,097 4,635,850 - 3,515,700 403,500 2008 105,249,148 5,664,050 - 3,823,013 436,850 Sumber : Koperasi Wanita “Setia Bakti Wanita”, 2009 Bermula dari 35 perempuan yang tergabung dalam sebuah kelompok arisan. Kini setelah 25 tahun sejak 30 Mei 1978, anggota telah berkembang menjadi 10 ribu lebih. Bermula dari 2 kelompok dalam satu kecamatan. Kini setelah 25 tahun berkembang menjadi 358 kelompok. bukan lagi di satu kecamatan tapi tersebar di Surabaya dan sekitarnya. Perkembangan anggota yang ribuan kali lipat dari awalnya, tidak mengurangi rasa kebersamaan. Melalui pertemuan kelompok setiap bulan, melalui temu wicara setiap 6 bulan dan melalui rapat anggota setiap tahun membuat rasa kebersamaan selalu terasa dan animo masyarakat untuk bergabung menjadi anggota Kopwan Setia Bhakti Wanita terus meningkat. Masyarakat mendengar dan melihat sendiri bagaimana anggota diberdayakan berbagai fasilitas kredit untuk penunjang usaha dan kebutuhan lainnya, bisa diperoleh berbagai ketrampilan dan wawasan tentang usaha juga didapat dan anggota merasa tidak dijadikan obyek usaha untuk memperkaya lembaga. Anggota diberdayakan dan diajak musyawarah untuk ikut memikirkan koperasinya. Sedang untuk bisa bergabung menjadi anggota Kopwan Setia Bhakti Wanita haruslah melalui kelompok-kelompok yang sudah ada. Diterima atau tidaknya seseorang menjadi anggota, tergantung dari hasil kesepakatan anggota kelompok yang akan dimasuki. Namun masyarakat juga bisa bergabung menjadi anggota Kopwan Setia Bhakti Wanita dengan membentuk kelompok baru. Sedang persyaratannya minimal sudah tergabung 15 perempuan dan diantara mereka saling mengenal. Selain itu seluruh anggota harus bersepakat untuk menerima dan menjalankan system tanggung renteng beserta konsekuensinya. Tentunya beberapa persyaratan administrasi juga harus dipenuhi. Untuk memperjelas uraian di atas, maka berikut ini merupakan perkembangan jumlah anggota Kopwan Setia Bakti Wanita Surabaya, selama 30 tahun 1978 – 2008, yang dapat dilihat pada tabel 2, sebagai berikut Tabel. 2 : Perkembangan Jumlah Anggota Kopwan “ Setia Bhakti Wanita “ Surabaya Tahun 1978 - 2008 Tahun Organisasi KPPK Luar Biasa 1978 75 1979 778 - 1980 1,525 - 1981 2,347 - 1982 3,496 298 - 1983 3,618 327 - 1984 2,913 447 - 1985 2,933 365 - 1986 3,161 793 - 1987 3,147 493 1988 3,431 396 - 1989 4,029 497 - 1990 4,884 307 - 1991 4,942 223 - 1992 5,255 101 - 1993 6,029 85 - 1994 6,414 137 - 1995 6,232 93 - 1996 6,678 87 - 1997 7,055 123 - 1998 7,318 172 - 1999 7,639 313 - 2000 8,812 365 2001 9,631 - 201 2002 9,871 - 360 2003 10,479 - 180 2004 10,664 - 232 2005 10,858 - 176 2006 10,847 - 152 2007 10,405 - 91 2008 9,956 - 104 Sumber : Koperasi Wanita “Setia Bakti Wanita”, 2009

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 79 orang audit internal pada Koperasi Wanita ”Setia Bhakti Wanita” Di Surabaya, dan kuesioner tersebut terdiri dari 15 pernyataan yang dibagi menjadi 4 bagian. Untuk memperjelas uraian tersebut di atas, maka berikut ini adalah hasil dari jawaban kuisioner untuk masing masing variabel, yaitu sebagai berikut: 1 Bagian I berkaitan dengan pernyataan mengenai “Independensi X 1 ”. Merupakan sikap seseorang bertindak jujur, tidak memihak, dan melaporkan temuan-temuan hanya berdasarkan bukti yang ada. Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai Independensi, dapat dilihat pada tabel 3, sebagai berikut : Tabel. 3 : Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Independensi X 1 Jawaban Quisioner 1 2 3 4 5 Item Pertanyaan Resp Resp Resp Resp Resp 1 23 29,11 22 27,85 9 11,39 9 11,39 16 20,25 2 22 27,85 19 24,05 12 15,19 1 1,27 25 31,65 3 28 35,44 18 22,78 9 11,39 6 7,59 18 22,78 4 27 34,18 23 29,11 8 10,13 6 7,59 15 18,99 Mean 31,65 25,95 12,03 6,96 23,42 Sumber : Lampiran. 1 Berdasarkan dari tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata mean tertinggi berada pada skor 1 atau jawaban sangat tidak setuju yaitu sebesar 31,65 yang artinya bahwa tingkat independensi yang dimiliki oleh para audit internal pada Koperasi Wanita ”Setia Bhakti Wanita” Di Surabaya adalah rendah. 2 Bagian II berkaitan dengan pernyataan mengenai “Keahlian Profesional X 2 ”. Merupakan keberadaan dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalah-masalah yang timbul dalam lingkungan tersebut dan ketrampilan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai Keahlian Profesional, dapat dilihat pada tabel 4, sebagai berikut : Tabel. 4 : Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Keahlian Profesional X 2 Jawaban Quisioner 1 2 3 4 5 Item Pertanyaan Resp Resp Resp Resp Resp 1 20 25,32 13 16,46 19 24,05 5 6,33 22 27,85 2 16 20,25 16 20,25 20 25,32 13 16,46 14 17,72 3 24 30,38 11 13,92 9 11,39 14 17,72 21 26,58 4 20 25,32 16 20,25 17 21,52 13 16,46 13 16,46 Mean 25,32 17,72 20,57 14,24 22,15 Sumber : Lampiran. 2 Berdasarkan dari tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata mean tertinggi berada pada skor 1 atau jawaban sangat tidak setuju yaitu sebesar 25,32 yang artinya bahwa tingkat Keahlian Profesional yang dimiliki oleh para audit internal pada Koperasi Wanita ”Setia Bhakti Wanita” Di Surabaya adalah rendah. 3 Bagian III berkaitan dengan pernyataan mengenai “Pengalaman Kerja Pengawas Intern X 3 ”. Merupakan suatu keyakinan dan dukungan yang kuat untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai Pengalaman Kerja Pengawas Intern, dapat dilihat pada tabel 5, sebagai berikut : Tabel. 5 : Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Pengalaman Kerja Pengawas Intern X 3 Jawaban Quisioner 1 2 3 4 5 Item Pertanyaan Resp Resp Resp Resp Resp 1 37 46,84 11 13,92 8 10,13 8 10,13 15 18,99 2 37 46,84 14 17,72 3 3,80 8 10,13 17 21,52 3 27 34,18 16 20,25 6 7,59 7 8,86 23 29,11 4 17 21,52 19 24,05 7 8,86 11 13,92 25 31,65 Mean 37,34 18,99 7,59 10,76 25,32 Sumber : Lampiran. 3 Berdasarkan dari tabel 5 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata- rata mean tertinggi berada pada skor 1 atau jawaban sangat tidak setuju yaitu sebesar 37,34 yang artinya bahwa tingkat Pengalaman Kerja Pengawas Intern yang dimiliki oleh para audit internal pada Koperasi Wanita ”Setia Bhakti Wanita” Di Surabaya adalah rendah. 4 Bagian IV berkaitan dengan pernyataan mengenai “Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Y”. Merupakan suatu kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan assurance yang memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan dicapai. Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern, dapat dilihat pada tabel 6, sebagai berikut : Tabel. 6 : Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern X 3 Jawaban Quisioner 1 2 3 4 5 Item Pertanyaan Resp Resp Resp Resp Resp 1 2 2,53 2 2,53 5 6,33 44 55,70 26 32,91 2 3 3,80 2 2,53 12 15,19 53 67,09 9 11,39 3 3 3,80 2 2,53 7 8,86 50 63,29 17 21,52 Mean 3,38 2,53 10,13 62,03 21,94 Sumber : Lampiran. 4 Berdasarkan dari tabel 6 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata mean tertinggi berada pada skor 4 atau jawaban setuju yaitu sebesar 62,03 yang artinya bahwa tingkat Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern yang dimiliki oleh para audit internal pada Koperasi Wanita ”Setia Bhakti Wanita” Di Surabaya adalah tinggi.

4.3. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis.

Dokumen yang terkait

Pengaruh kualitas jasa auditor internal terhadap efektifitas sistem pengendalian intern : pada pt. pln penyaluran dan pusat pengaturan beban jawa bali di jakarta selatan

1 8 176

Independensi, Keahlian Profesional dan Pengalaman Kerja Pengawas pada Koperasi Simpan Pinjam.

0 3 8

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN DAN PELATIHAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN Pengaruh Pendidikan, Pengalaman Dan Pelatihan Kerja Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Intern (Survei Pada Perusahaan Tekstil Di Kabupaten Sukoharj

0 2 14

PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN PROFESIONAL, PENGALAMAN KERJA, GAYA KEPEMIMPINAN PENGAWAS INTERN, SERTA FREKUENSI AUDIT TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI KABUPATEN KLATEN.

0 1 10

PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN PROFESIONAL, DAN PENGALAMAN KERJA PENGAWAS INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PADA PT. GATRA KANAKA HARUM SURABAYA.

0 5 99

(ABSTRAK) PENGARUH INDEPENDENSI PENGAWAS INTERN DAN KEAHLIAN PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIFITAS PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PADA BPR-BKK KABUPATEN PATI.

0 0 2

PENGARUH INDEPENDENSI PENGAWAS INTERN DAN KEAHLIAN PROFESIONAL TERHADAP EFEKTIFITAS PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PADA BPR-BKK KABUPATEN PATI.

0 1 116

Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional, Pengalaman Kerja dan Kinerja Pengawas terhadap Kinerja Koperasi Simpan Pinjam di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

0 0 8

PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN PROFESIONAL, DAN PENGALAMAN KERJA PENGAWAS INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PADA KOPERASI WANITA SETIA BHAKTI WANITA

0 0 16

KATA PENGANTAR - PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN PROFESIONAL, DAN PENGALAMAN KERJA PENGAWAS INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PADA PT. GATRA KANAKA HARUM SURABAYA

0 0 16