Keterampilan Menulis Narasi Hubungan antara Kebiasaan Membaca Cerpen dengan Keterampilan

Setelah dilakukan perhitungan dan analisis dengan bantuan komputer program SPSS, dalam penelitian ini ditemukan hasil pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan membaca cerpen dengan keterampilan menulis narasi siswa Kelas X SMA Negeri Yogyakarta. Hal itu berarti hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antara kebiasaan membaca cerpen dengan keterampilan menulis narasi dapat diterima. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis korelasi product moment pada tabel berikut. Tabel 11. Rangkuman Hasil Analisis R R Square Kebiasaan Membaca Cerpen Keterampilan Menulis Narasi .943 .889 Dari perhitungan tersebut diperoleh rxy = 0,943. Nilai r tabel dengan n=111 pada taraf sigifikansi 5 dan 1 masing-masing adalah 0,187 dan 0,246. Nilai r hasil perhitungan koefisiensi lebih besar dari r tabel dan koefisien korelasi yang diperoleh signifikan baik pada taraf signifikansi 5 maupun 1. Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kebiasaan m embaca cerpen dengan keterampilan menulis narasi” diterima. Artinya, berdasarkan data empirik pengujian sampel, terbukti bahwa ada hubungan antara kebiasaan membaca cerpen dengan keterampilan menulis narasi. Hal ini sesuai dengan teori uji hubungan yaitu, tinggi rendahnya skor suatu variabel akan diikuti secara sistematis oleh tinggi rendahnya skor variabel yang lain yang secara teoretis mempunyai kaitan karakteristik Nurgiyantoro, 2012: 131. Selain itu, cerpen mempunyai hubungan yang positif dengan narasi dikarenakan cerpen merupakan salah satu aplikasi dari karangan narasi. Cerpen merupakan ulasan naratif atas perihal atau kejadiaan yang terjadi di masyarakat berdasarkan sudut pandang penulis. Dalam sebuah cerpen pasti terdapat tulisan narasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan membaca cerpen mempunyai hubungan dengan keterampilan menulis narasi siswa. Hal itu berarti dapat diperkirakan jika kebiasaan membaca cerpen siswa tinggi, akan tinggi pula keterampilan menulis narasi siswa. Demikian juga sebaliknya, jika kebiasaan membaca cerpen siswa rendah, akan rendah pula keterampilan siswa dalam menulis narasi. 66

BAB V PENUTUP

Pada bab sebelumnya, telah dibahas hasil analisis data dan pembahasannya. Berdasarkan hasil pembahasan, dalam bab ini dikemukakan beberapa kesimpulan, implikasi, dan saran-saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta hasil analisis statistik yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat dikemukakakan adalah sebagai berikut. 1. Tingkat membaca cerpen siswa Kelas X SMA Negeri 6 Yogyakarta menunjukkan berada dalam kategori sedang. Sebanyak 13 siswa 11,71 memiliki kebiasaan membaca tinggi, 92 siswa 82,88 memiliki kebiasaan membaca cerpen dengan kategori sedang, dan siswa yang memiliki kebiasaan membaca cerpen dengan kategori rendah sebanyak 6 siswa 5,41. Dengan demikian, kebiasaan membaca cerpen siswa belum maksimal. 2. Tingkat keterampilan menulis narasi berada dalam kategori sedang. Siswa yang memiliki keterampilan menulis narasi dengan kategori tinggi sebanyak 19 siswa 17,12, siswa yang memiliki keterampilan menulis narasi dengan kategori sedang sebanyak 65 siswa 58,56, serta siswa yang memiliki keterampilan menulis narasi dengan kategori rendah sebanyak 27 siswa 24,32. Hal ini tidak berbeda jauh dengan kebiasaan membaca cerpen, bahwa keterampilan menulis narasi belum maksimal. 3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kebiasaan membaca cerpen dengan keterampilan menulis narasi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,943 pada taraf signifikansi 1. Dengan demikian, makin tinggi kebiasaan membaca cerpen, akan semakin tinggi pula keterampilan menulis narasi siswa.

B. Implikasi Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, serta beberapa kesimpulan yang ada, maka implikasi yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian sebagai berikut. 1. Adanya hubungan yang positif dan signifikasni antara kebiasaan membaca cerpen dengan keterampilan menulis narasi. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai bahan sebagai bahan pertimbangan bagi guru yang diharapkan banyak memberikan tugas membaca, khususnya membaca cerpen. Dengan begitu siswa akan mempunyai kebiasaan membaca cerpen dan dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi. 2. Adanya hubungan yang positif dan signifikasni antara kebiasaan membaca cerpen dengan keterampilan menulis narasi. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan bagi siswa yang diharapkan untuk selalu membiasakan dan meningkatkan membaca cerpen tanpa harus ada paksaan dari siapapun. Setelah siswa mempunyai kebiasaan membaca cerpen, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi.

C. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, serta beberapa kesimpulan yang ada, penulis mengemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan sebagai berikut.

1. Bagi Guru

a. Guru diharapkan untuk selalu menanamkan kebiasaan membaca, khususnya membaca cerpen secara berkesinambungan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi. b. Guru diharapkan untuk selalu menanamkan kebiasaan menulis narasi dengan cara banyak memberi tugas membaca dan menulis secara berkesinambungan.

2. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya memiliki motivasi untuk meningkatkan kebiasaan membaca cerpen. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari membaca cerpen, seperti pengetahuan dan pengalaman, serta kosakata baru. b. Siswa hendaknya selalu membiasakan diri untuk latihan menulis. Menanamkan rasa senang dalam menulis akan lebih mempermudah siswa dalam menuangkan ide dan gagasan dalam tulisannya. Hal ini diharapkan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIANJUR MULAMULA TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

4 8 24

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

0 5 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

0 2 16

MINAT BACADAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS X Minat Baca, Penguasaan Diksi, dan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 17

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA CERITA NARASI DAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENGALAMAN SENDIRI DENGAN KEMAMPUAN MENGAPRIASI CERPEN SISWA KELAS 2 SMA METHODIST 1 HANG TUAH MEDAN.

0 1 40

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI SE-KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

1 14 218

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA CERITA DAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI SEKABUPATEN BOYOLALI.

0 1 157

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA CERPEN DENGAN KREATIVITAS DI DALAM MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI DI KABUPATEN SLEMAN.

0 1 74

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 PENGASIH DENGAN STRATEGI STORY WRITING MAP.

2 29 215

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA CERPEN DAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA SMA

0 0 10