6 5
Meningkatkan keaktifan belajar siswa. 6
Membangkitkan rasa percaya diri. d. Sekolah
1 Memberikan masukan tentang kreativitas dalam proses pembelajaran yang berjalan di sekolah.
2 Mendorong sekolah untuk selalu mengevaluasi tingkat keefektifan pembelajaran di sekolah.
3 Meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan.
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Hakekat Belajar
Pendidikan sekolah tradisional belajar diartikan sebagai upaya seseorang untuk menambah pengetahuan. Sering belajar disamakan
dengan menghafal, yang diutamakan adalah penumpukan ilmu. Oleh karena itu maka pendidikan sekolah tradisional dicap sebagai pendidikan
yang sifatnya intelektualistik. Pendidikan modern lebih memperhatikan perkembangan seluruh pribadi anak. Pengetahuan tetap penting, akan
tetapi pengetahuan harus berfungsi dalam kehidupan anak. Selain segi intelektual dipentingkan juga segi sosial, emosional, etik dan sebagainya
Nasution, 1977: 32-33. Pendidikan modern menganut pengertian belajar sebagai
perubahan tingkah laku pada diri anak berkat pengalaman dan latihan. Perolehan belajarnya tidak hanya sekedar pengetahuan saja melainkan
bermacam-macam, antara lain dapat berupa fakta, konsep, nilai atau norma, keterampilan intelektual, keterampilan motorik dan sebagainya.
Hasil belajar yang bermacam-macam tersebut oleh Benyamin S. Bloom diklasifikasikan ke dalam tiga domain kawasan;ranah, yaitu ranah
kognitif yang mengarahkan siswa untuk mengembangkan kemampuan intelektual siswa dan abilitas, ranah afektif yang mengarahkan siswa
mengembangkan kepekaan, emosi atau sikap, dan ranah psikomotor yang mengarahkan siswa mengembangkan keterampilan fisikmotorik.
Ranah kognitif antara lain hasil belajar yang berupa fakta, konsep, keterampilan intelektual. Ranah afektif antara lain perolehan sikap, nilai,
kepercayaan. Ranah psikomotor adalah keterampilan menggunakan alat sampai pada keterampilan bermain bola, keterampilan mempermainkan
alat-alat musik. Uraian tersebut dapat disepakati bahwa belajar pada