Spesifikasi Produk yang Diharapkan Pentingnya Pengembangan Definisi Operasional

11 website layak digunakan sebagai media layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Piyungan.

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Website yang akan dikembangkan sebagai media layanan bimbingan dan konseling dalam penelitian ini dirancang dengan perangkat lunak software sistem operasi Windows 7 Ultimate, Content Management System CMS wordpress, Software desain seperti: Corel Draw X5. Spesifikasi produk yang diharapkan berupa website, berisi layanan bimbingan dan konseling yangmeliputi sebagai berikut: 1. Layanan orientasi yang mencakup sejarah sekolah, peraturan sekolah dan program-program yang dilakukan sekolah. 2. Layanan informasi, ini mencakup informasi yang dibutuhkan oleh siswa seperti halnya informasi tentang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir serta informasi dalam ruang lingkup sekolah seperti nilai ujian, try out, dan PPDB Penerimaan Peserta Didik Baru. 3. Layanan konseling individu, layanan berupa konseling menggunakan email.

G. Pentingnya Pengembangan

Pelaksanaan penelitian pengembangan ini dilaksanakan untuk : 1. Menunjukan eksistensi guru bimbingan dan konseling di sekolah dalamkemajuan dan perkembangan teknologi informasi dengan 12 pengoptimalan pemakaian fasilitas atau sarana dan prasarana yang disediakan sekolah, sehingga dapat merubah presepsi siswa terhadap guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Piyungan. 2. Memberikan jawaban atas kebutuhan siswa terhadap pemberian layanan- layanan dalam bidang bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Piyungan. 3. Memberikan dan mempermudah akses layanan bimbingan dan konseling yang tidak hanya dilakukan di ruangan bimbingan dan konseling di sekolah, namun secara luas karena memanfaatkan jaringan internet.

H. Manfaat Penelitian Pengembangan

1. Manfaat Teoritis a. Memberikan sumbangan kajian keilmuan terhadap dunia pendidikan khususnya dalam bidang pengembangan layanan bimbingan dan manfaat bimbingan dan konseling berbasis internet. b. Menambah referensi bahan literatur, pedoman dan model dalam mengembangkan produk-produk media layanan bimbingan dan konseling berbasis website. 2. Manfaat Praktis a. SMPSekolah Memberikan inovasi baru dalam pemberian layanan dibidang bimbingan dan konseling di sekolah melalui media berbasis website dengan memanfaatkan dan menggunakan jaringan internet. 13 b. Guru BK Mendapatkan pengetahuan baru mengenai manfaat dan cara penggunaan website sebagai salah satu bentuk layanan dibidang bimbingan dan konseling, sehingga dapat diterapkan pada siswa bimbingannya, agar siswa dengan mudah memahami dan mengerti layanan- layanan dibidang bimbingan dan konseling. c. Siswa Memberikan kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan layanan dibidang bimbingan dan konseling tanpa harus bertemu langsung atau secara tatap muka dengan guru bimbingan dan konseling di ruang bimbingan dan konseling.

I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1. Asumsi Penelitian pengembangan media website untuk layanan bimbingan dan konseling di SMP N 1 Piyungan mempunyai beberapa asumsi, antara lain : a. Sekolah mampu menyediakan sarana komputer, jaringan internet, dan perangkat lain yang mendukung layanan bimbingan dan konseling. b. Guru dan siswa mampu mengoprasikan komputer dan internet dengan baik. c. Website ini dapat diakses lewat internet. 14 2. Keterbatasan Pengembangan Adapun keterbatasan pengembangan media website untuk layanan bimbingan dan konseling ini adalah : a. Belum adanya standar kriteria kelayakan pengembangan website bimbingan dan konseling. b. Uji lapangan awal, uji kelompok kecil dan uji lapangan di lakukan kepada siswa dan guru SMP Negeri 1 Piyungan bantul.

J. Definisi Operasional

Menghindari kemungkinan meluasnya penafsiran terhadap permasalahan yang akan dibahas, maka dari itu perlu disampaikan pengertian atau definisi operasional yang di gunakan dalam penelitian ini yakni : 1. Website merupakan kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar, animasi, suaradan atau gabungan dari semua yang bersifat dinamis, interaktif bagi penggunaanya . 2. Bimbingan dan konseling adalah suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin secara mandiri. 3. Pengembangan website layanan bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemanfaatan media teknologi internet untuk mengembangkan layanan bimbingan dan konseling, yang efektif dan efisien. 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Mengenai Layanan Bimbingan dan Konseling 1. Layanan Bimbingan dan Konseling Istilah bimbingan dan konseling, sebagaimana digunakan literatur professionalIndonesia, merupakan terjemahan dari kata guidance dan counseling dalam bahasa Inggris. Dalam Dewa Ketut Sukardi 2002: 18, berdasarkan pasal 27 P eraturan Pemerintah Nomor 2990 “ Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Menurut Rochman Natawijaya dalam Winkel Sri Hastuti, 2013: 29 bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga individu sanggup mengarahkan dirinya dan saat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian, individu akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberikan sumbangan yang berarti pada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial. Pendapat lain dikemukakan oleh Prayitno Erman Amti 2008: 9 mendefinisikan bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik itu anak-anak, remaja, maupun dewasa. 16 Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan adalah proses pemberian pertolongan atau bantuan terhadap individu atau sekelompok individu oleh guru pembimbing secara sistematis untuk mencapai kemandirian individu maupun kelompok. Pendapat lain mengenai konseling dikemukakan oleh Jones dalam Prayitno Erman Amti 2008: 100 konseling merupakan kegiatan di mana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan dengan diberi bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah tersebut, sedangkan menurut Rochman Natawijaya dalam Dewa Ketut Sukardi 2002: 21 konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, yang mana seorang yaitu konselor berusaha membantu yang lain yaitu konseli untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang. Menurut Bimo Walgito 2004: 7 konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Menurut Moh. Surya dalam Dewa Ketut Sukardi 2002: 21, konseling sebagai upaya bantuan yang diberikan kepada konseling supaya dia memperoleh konsep diri sendiri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa 17 yang akan datang. Dalam pembentukan konsep yang sewajarnya mengenai: dirinya sendiri, orang lain, pendapat orang lain, tujuan-tujuan yang hendak dicapai, dan kepercayaan. Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh konselor kepada konseli dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilannya secara tatap muka yang bertujuan untuk membantu menyelesaikan permasalahan konseli. Dalam bimbingan dan konseling terdapat beberapa layanan. Prayitno Erman Amti 2008: 255-315 menjelaskan jenislayanan diantaranya : a. Layanan orientasi Layanan bimbingan dan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. b. Layanan Informasi Secara umum, bersamaan dengan layanan orientasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Jenis-jenis informasi dalam bimbingan dan konseling meliputi informasi pendidikan, jabatan dan informasi sosial budaya. 18 c. Layanan Penempatan dan Penyaluran Individu sering mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga tidak sedikit individu yang bakat, kemampuan minat dan hobinya tidak tersalurkan dengan baik. Individu seperti itu tidak mencapai perkembangan secara optimal, mereka memerlukan bantuan atau bimbingan dari konselor, dalam menyalurkan potensi dan mengembangkan dirinya. Dalam layanan penempatan dan penyaluran ini ada dua macam seperti halnya yang pertama penempatan dan penyaluran siswa disekolah,misalnya penempatan siswa di dalam kelas,penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok-kelompok belajar, ke dalam kegiatan ekstrakurikuler dan jurusan atau progam studi yang sesuai. Penempatan dan penyaluran yang kedua yakni penempatan dan penyaluran lulusan seperti halnya penempatan dan penyaluran kedalam pendidikan lanjutan, jabatanpekerjaan. d. Layanan Bimbingan Belajar Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang terpenting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya inteligensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapatkan layanan bimbingan yang memadai. Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahapan-tahapan: pengenalan siswa yang 19 mengalami masalah belajar, pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar dan penerimaan bantuan pengentasan masalah belajar. Pada siswa yang mengalamai masalah belajar seperti keterlambatan akademik, ketercepatan belajar, sangat lambat belajar, kurang motivasi belajar, serta bersikap dan berkebiasaan belajar dengan buruk dalam belajar memerlukan bimbingan belajar. Masalah-masalah belajar itu dapat diidentifikasi melalui sejumlah cara yaitu, tes diagnostik, analisis hasil belajar atau karya dan pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar. Upaya penanganan masalah belajar itu dapat melalui sebuah layanan diantaranya, pengajaran, perbaikkan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar. Semua layanan itu sangat memerlukan kerjasama antara konselor, guru dan personil sekolah. e. Layanan Konseling Perseorangan. Pada bagian ini konseling dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dan konseli. Dalam hubungan itu masalah konseli dicermati dan diupayakan pengentasannya, sedapat-dapatnya dengan kekuatan konseli sendiri. Dalam kaitan itu, konseling dianggap sebagai upaya layanan yang paling utama dalam pelaksanaan fungsi pengentasan masalah konseli. Bahkan dikatakan bahwa koseling merupakan “jantung hati” pelayanan bimbingan secara menyeluruh. Hal itu berati bahwa apabila layanan konseling telah memberikan jasanya, maka masalah konseli akan 20 teratasi secara efektif dan upaya-upaya bimbingan lain tinggal mengikuti atau berperan. f. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok Apabila konseling perorangan menunjukan layanan kepada individu atau konseli perorangan, maka bimbingan dan konseling kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu dengan satu kali kegiatan. Layanan itu memiliki beberapa keunggulan, yang paling pokok ialah bahwa ia lebih efisien, lebih ekonomis. Dinamika yang terjadi dalam konseling kelompok memberikan warna khas yang tidak didapat terjadi pada konseling perorangan misalnya dan ciri khas ini memberikan keunggulan yang lain. Interaksi sosial itu memungkinkan terjadinya suasana bimbingan yang terjadi sehari-hari di dalam kelompok. Ciri khas itu pula yang merupakan media terjadinya bagi upaya pengentasan masalah konseli melalui konseling kelompok. Di samping itu, konseling kelompok dapat menjadi lahan bahan intervensi pelaksanaan konseling perseorangan untuk konseli tertentu, dan disisi lain menjadi lahan latihan pengembangan keterampilan berkomunikasi dan berinterakasi sosial bagi konseli yang oleh konseli perorangan disarankan untuk melakukan latihan yang dimaksudkan. g. Kegiatan Penunjang Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling memerlukan sejumlah kegiatan penunjang. Pada dasarnya keterampilan yang paling utama dimiliki oleh konselor untuk menjalankan tugas-tugas pelayanan 21 berbagai keterampilan berkomunikasi, baik verbal maupun non-verbal. Namun mengingat apa yang menjadi isi komunikasi itu menjangkau wawasan yang sedemikian luas dan “multidimensional”, serta harus sesuai dengan data dan kenyataan yang berkenaan dengan objek-objek yang dibicarakan, maka konselor perlu diperlengkapi dengan berbagai data,ketarangan, informasi, terutama tentang konseli dan lingkungannya. Pelaksanaan berbagai layanan tersebut ditunjang oleh sejumlah kegiatan. Instrumen bimbingan dan konseling dengan mempergunakan berbagai teknik tes dan non-teknis perlu dikembangkan oleh konselor, penggunaan setiap instrumen hendaknya disertai pertimbangan yang matang, kemampuan dan ketepatan pengadministrasian atau pengolahan dan penafsiran, serta tanggung jawab yang tinggi. Pemakaian berbagai instrumen tersebut diantaranya, pengamatan, wawancara dan pengumpulan bahkan akan menghasilkan data, baik data pribadi, data umum, maupun data kelompok. Semua data itu, sesuai dengan relevansinya masing-masing, dipergunakan untuk menunjang setiap jenis layanan yang disebutkan di atas. Kegiatan penunjang lain yang cukup penting adalah konferensi kasus, kunjungan ke rumah dan penyelenggaraan alih tangan kasus. Masing-masing kegiatan tersebut memiliki tujuan dan pola-pola pelaksanaan sendiri yang kesemuanya tidak lain untuk meningkatkan penyelenggaraan dan keberhasilan segenap fungsi pelayanan bimbingan dan konseling. 22

2. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling

Dalam bimbingan dan konseling ada beberapa layanan bimbingan dan konseling seperti yang sudah dijelaskan di atas, layanan bimbingan dan konseling umumnya mempunyai fungsi untuk mengoptimalkan perkembangan siswa. Menurut Tidjan, dkk 1991: 13 layanan bimbingan dan konseling mempunyai fungsi sebagai fasilitator baik bagi individu maupun lembaga, dalam arti bahwa bimbingan dan konseling berfungsi mempermudah individu dan lembaga mencapai tujuannya. Sebagai halnya Henri B. MC. Daniel dan Kurikulum bimbingan dan konseling dalam Tidjan, dkk 1991: 13-14 mengemukakan bahwa fungsi bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut: a. Fungsi menyalurkan, ialah fungsi dalam hal membantu siswa untuk memilih jurusan sekolah, jenis sekolah sambungan, ataupun lapangan kerja, sesuai dengan cita-cita, minat, bakat dan ciri-ciri kepribadian yang lain. b. Fungsi mengadaptasikan, ialah fungsi dalam hal membantu petugas- petugas di sekolah, khususnya guru, untuk mengadaptasikan program kepada minat, kemampuan dan kebutuhan siswa-siswa. c. Fungsi menyesuaikan, ialah fungsi dalam rangka membantu siswa untuk memperoleh kemajuan dalam perkembangannya secara optimal. Melalui pemberian layanan-layanan bimbingan dan konseling maka siswa akan lebih berkembang optimal dalam aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. 23

3. Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Teknologi Informasi

Dalam era informasi, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat jarak dan waktu. Salah satu kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi yang sedang berkembang pesat yakni internet. SP Hariningsih 2005: 8 mendefinisikan internet adalah sebuah dunia maya jaringan komputer interkoneksi yang terbentuk dari milyaran komputer di seluruh dunia, sedangkan menurut Senja Nilasari 2014: 2 internet adalah sebuah jaringan komputer yang sangat besar terdiri dari jaringan-jaringan kecil saling terhubung yang menjangkau seluruh dunia. Salah satu wujud dari internet adalah jejaring sosial yang menggunakan internet. Jejaring sosial menjadi bagian dari gaya hidup baru, umumnya pelajar sudah tidak asing lagi dengan jejaring sosial yang menggunakan internet, seperti halnya facebook, twitter, email dan sebagainya. Pemanfaatan jejaring sosial seperti facebook, twitter dan email, bermacam-macam, seperti untuk berkomunikasi, berdagang, berdiskusi dan lain-lain. Dalam segi pendidikan, jejaring sosial juga berperan, salah satunya penggunaan facebook dan twitter sebagai sarana informasi dan sosialisasi sekolah. Penggunaan jejaring sosial facebook dan twitter sebagai media informasi dan sosialisai dilakukan karena lebih praktis dan efisien, selain itu umumnya masyarakat sudah memiliki akun jejaring sosial. Hal ini diperkuat dari hasil survei Kementerian Komunikasi dan Informatika KEMKOMINFO 2014 yang mengungkap pengguna 24 internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu siswa, dilaksanakan melalui berbagai macam layanan. Layanan bimbingan dan konseling dizaman serba teknologi saat ini tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga dapat dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada, seperti konsultasi menggunakan telefon, email ataupun jejaring sosial seperti facebook, akan tetapi pemanfaatan media teknologi dalam bimbingan dan konseling tersebut terkadang tidak dilakukan dalam suatu media dan sistem yang dibangun secara sengaja sehingga kegiatan tersebut seolah- olah hanya kegiatan “curhat” rutin sehari-hari siswa secara virtual, tanpa bingkai aspek etika yang mencerminkan bimbingan dan konseling. Salah satualternatif pemecahan masalah tersebut adalah dengan mengembangkan suatu media yang dapat mengoptimalkan layanan bimbingan dan konseling, salah satunya dengan internet. Menurut Budi Sutedjo 2002: 12 manfaat internet dalam bidang pendidikan antara lain : a. Kemampuan dan kecepatan dalam komunikasi tanpa halangan jarak dan waktu, biaya relatif murah. b. Adanya fasilitas untuk membentuk dan melangsungkan diskusi kelompok Newsgroup sehingga akan mendorong peningkatan intensitas kajian. 25 c. Melalui web pendidikan, proses belajar mengajar dapat dilakukan secara dinamis, tidak tergantung waktu dan ruang pertemuan. Semua materi belajar dapat diperoleh dengan mudah pada situs-situs pendidikan yang tersedia. d. Memulai email, konsultasi dapat dilakukan secara dinamis tidak tergantung waktu dan ruang pertemuan. Dengan demikian pemanfaatan internet untuk layanan bimbingan dan konseling tentunya akan sangat membantu seperti halnya dalam penyampaian materi bimbingan, konseling individu, konsultasi masalah dan lain-lain. Seperti telahdiketahui bahwa masih banyak sekolah di Indonesia yang belum memberikan jam yang cukup atau bahkan tidak memberikan jam masuk kelas terhadap bimbingan dan konseling. Dengan demikian apabila waktu yang tersedia tidak cukup atau tidak sesuai seperti yang diharapkan, maka bimbingan dan konseling pun menjadi tidak optimal. Handarini dalam Agus Triyanto, 2010 penerapan teknologi informasi dan internet dalam layanan bimbingan dan konseling berupa: layanan appraisal, layanan informasi, layanan konsultasi, layanan perencanaan dan layanan evaluasi. Layanan appraisal merupakan kegiatan bimbingan dan konseling berupa pengumpulan data personal, data psikologis, analisa dan lain lain menggunakan teknik tes dan nontes. Teknologi yang dapat diterapkan, dengan menggunakan komputer maupun internet. 26 Layanan Informasi yang merupakan kegiatan bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk memberikan informasi karir, belajar, pribadi dan sosial. Teknologi yang diterapkan menggunakan teknik self- initiated information searching atau browsing menggunakan internet. Layanan konseling, merupakan kegiatan bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk memfasilitasi self understanding dan self development, yang dilakukan dengan cara dyadic relationship atau small group relationship. Teknologi yang diterapkan dengan cybercounsling. Layanan konsultasi, merupakan layanan bantuan yang diberikan kepada guru, administrator sekolah, orang tua, mahasiswa dan peserta didik. Teknologi yang diterapkan berupa layanan bantuan dengan memanfaatkan cyberconsultation. Layanan perencanaan, penempatan dan tindak lanjut yang bertujuan untuk membantu siswa untuk memilih dan menggunakan kesempatan pendidikan dan pekerjaaan yang ada. Teknologi yang diterapkan berupa searching internet atau computerized self informationandinternet. Layanan evaluasi, untuk mengevaluasi program. Teknologi yang dapat diterapkan dengan internet yakni, computerized-data collection, computerized assessment. Tujuannya adalah tetap memberikan bimbingan dan konseling dengan cara-cara yang lebih menarik, interaktif, dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling. 27 Selain itu terdapat 8 potensi teknologi berbasis internet yang dapat dimanfaatkan dalam layanan bimbingan dan konseling, Cabanis dalam Agus Triyanto, 2010: 18, potensi tersebut adalah : a. Email yang meliputi; terapi, marketing, screening, clienttherapist, surat menyurat untuk penjadwalan konseling, motoring intersessions, dan tindak lanjut post-therapeutic, transfer rekaman klien, referal, masukan, pekerjaan rumah, penelitian dan hubungan profesi. b. Websiteyang meliputi; pemasaran, periklanan, produk layanan, diseminasi informasidan publikasi. c. Konferensi Video Komputer yang meliputi; terapi, pekerjaan rumah, referal dan konsultasi. d. News Group yang meliputi; konsultasi, referal, sumber daya untuk informasi, kegiatan asosiasi profesional. e. Simulasi Terkomputerisasi yang meliputi; Penggunaan komputer untuk pengamatan dan pelatihan kompetensi. f. Pangkalan data FTP yang meliputi: penelitian, sumber informasi bagi terapis, sumber informasi perpustakaan, transfer rekaman klien, penilaian dan analisis. g. Chat room yang meliputi; terapis kelompok, assessment pengukuran h. Software Berbasis Internet yang meliputi; pelatihan keterampilan dan keahlian, bantuan diri sendiri, pelatihan keterampilan dan pekerjaan rumah. 28

B. Tinjauan Teori Mengenai Pengembangan Website 1. Pengembangan Media Website