Model Pengembangan Prosedur Pengembangan

42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan research and development yang berarti penelitian ini berorientasi terhadap produk. Produk yang dikembangakan dala penelitian ini berupa website untuk layanan bimbingan dan konseling. Model penelitian yang digunakan oleh peneliti mengacu pada model penelitian yang dikembangkan oleh Borg Gall yang mengemukakan ada sepuluh tahapan dalam penelitian pengembangan Borg Gall dalam Nana Syaodih Sukmadinata 2006: 169 sebagai berikut : 1. Penelitian dan pengumpulan data. 2. Perencanaan. 3. Pengembangkan produk awal. 4. Uji coba lapangan awal. 5. Revisi produk awal. 6. Uji coba lapangan. 7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan. 8. Uji pelaksanaan lapangan. 9. Penyempurnaan produk akhir. 10. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk. 43

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur penelitian pengembangan yang dilakukan dalam peneliian ini, peneliti mengacu pada 10 prosedur yang dikembangkan Brog Gall, namun penelitian ini tidak dilaksanakan sampai pada tahap desiminasi dan implementasi produk. Hal ini disebabkan karena keterbatasan peneliti dalam hal kemampuan, waktu dan biaya. Desiminasi dan implementasi adalah mensosialisasikan produk dan menyebarluaskannya. Hal tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama dan biaya yang sangat besar sehingga peneliti tidak melaksanakannya sampai pada tahap tersebut, berikut prosedur pengembangan media website untuk layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Piyungan sebagai berikut: Gambar 1. Prosedur Pengembangan Media Website untuk Layanan Bimbingan dan Konseling Di SMP Negeri 1 Piyungan 1. Penelitian Awal 3. Pengembangan dan Pengumpulan 2. Perencanaan Produk Awal Data 6. Uji Lapangaan 5. Revisi Produk 4. Uji Lapangan Utama Awal Awal 7. Revisi Produk 8. Uji Lapangan 9. Revisi Produk Utama Operasional Akhir 44

1. Penelitian dan Pengumpulan Data a. Studi Lapangan

Peneliti melakukan penelitian awal yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan Subjek terhadap produk yang akan dikembangkan diterima atau tidak. Analisis kebutuhan diperoleh dengan, melakukan observasi, wawancara kepada beberapa siswa dan guru bimbingan dan konseling. Dengan demikian produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan yang ada di sekolah. b. Studi pustaka Peneliti melakukan studi literatur dengan mempelajari literatur- literatur yang sesuai dengan variabel dari penelitian yang akan dikembangkan, yaitu literatur yang berhubungan dengan pengembangan media website untuk layanan bimbingan dan konseling.

2. Perencanaan

Setelah melakukan studi lapangan dan studi literatur, data dan informasi-informasi yang sudah didapat kemudian dihimpun untuk selanjutnya dijadikan acuan untuk mengidentifikasi kebutuhan, seperti konsep website, isi materi, sasaran, kisi-kisi dan instrumen dalam penelitian. 45

3. Pengembangan Produk Awal

Tahapan ini merupakan sebuah rangkaian proses produksi untuk menghasilkan produk awal yang akan dikembangkan. Produk dalam penelitian ini adalah website untuk layanan bimbingan dan konseling. 4. Uji Lapangan Awal Pada tahap ini produk awal yang berupa website layanan bimbingan dan konseling akan dievaluasi oleh dua orang ahli, yaitu ahli media dan ahli materi. Ahli materi akan mengevaluasi segala sesuatu yang berhubungan dengan materi yang dimuat didalam website layanan bimbingan dan konseling, sedangkan ahli media akan mengevaluasi seluruh hal yang berkaitan dengan penciptaan seluruh kelengkapan dan aksesbilitas media yang berupa website layanan bimbingan dan konseling. Evaluasi ini dilakukan dengan memberikan lembar evaluasi yang berisi berbagai macam indikator materi dan media. 5. Revisi Produk Awal Dalam tahap ini peneliti memperbaiki berbagai kekeurangan dan kelemahan pada produk website layanan bimbingan dan konseling, sesuai pertimbangan, penilaian dan saran dari ahli materi dan media. 6. Uji Lapangan Utama Dalam tahap ini peneliti mengambil sampel 18 siswa yang masing- masing berbeda kelas yang dipilih secara acak dan 2 guru bimbingan 46 dan konseling, yang bertujuan mengumpulkan informasi untuk memperbaiki produk. 7. Revisi Uji Lapangan Utama Dalam tahap ini peneliti memperbaiki berbagai kekurangan dan kelemahan pada produk website layanan bimbingan dan konseling yang diujikan. Perbaikan dilakukan sesuai dengan masukan, kritikan dan saran. 8. Uji Lapangan Operasional Tahap untuk memvalidasi website layanan bimbingan dan konseling. Dengan uji lapangan operasional ini kapabilitas dari website layanan bimbingan dan konseling akan diukur. Uji coba ini akan memberikan informasi kepada peneliti tentang kekurangan dan kelemahan yang dimiliki dan apa yang harus diperbaiki atau direvisi. Website layanan bimbingan dan konseling akan diujicobakan terhadap 60 siswa yang masing- masing berbeda kelas. 9. Revisi Produk Akhir Dalam tahap ini peneliti memperbaiki berbagai kekurangan dan kelemahan pada produk website layanan bimbingan dan konseling, sesuai kekurangan atau kelemahan dari hasil uji lapangan. Produk website layanan bimbingan dan konseling yang sudah melewati tahapan evaluasi ahli materi dan ahli media serta uji lapangan awal, uji lapangan utama dan uji lapangan operasional. 47

C. Tempat dan Waktu Penelitian