B. Fungsi dan Tujuan Audit Intern
Bank sebagai salah satu lembaga keuangan memiliki kedudukan yang penting dalam perekonomian dan pembangunan, maka fungsi audit intern menjadi
semakin penting. Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi audit intern bagi manajemen perusahaan adalah untuk menjamin pelaksanaan operasional yang
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Dalam perusahaan perbankan, Bank Indonesia telah mengeluarkan
peraturan mengenai pelaksanaan audit intern. Peraturan tersebut mewajibkan setiap bank umum di Indonesia untuk menerapkan Standar Pelaksanaan Fungsi
Audit Intern SPFAIB. Fungsi audit intern yang dimiliki oleh perusahaan perbankan dinamakan sebagai Satuan Kerja Audit Intern, namun bisa saja
memiliki nama yang berbeda pada masing-masing bank tetapi makna dan fungsinya tetap sesuai dengan SPFAIB.
Tujuan satuan kerja audit intern yang dibentuk harus sesuai dengan tujuan manajemen, karena pada dasarnya tujuan satuan kerja audit intern adalah untuk
memenuhi kebutuhan manajemen. Manajemen dapat menjadikan satuan kerja audit intern sebagai salah satu alat untuk menambah nilai perusahaan dan
mencapai tujuannya. Perumusan fungsi satuan kerja audit intern dalam perusahaan biasanya
menyangkut sistem pengendalian manajemen, ketaatan, pengungkapan penyimpangan, efisiensi dan efektivitas, manajemen risiko, dan proses tata kelola
good corporate governance.
Fungsi audit intern menjadi semakin penting sejalan dengan semakin kompleksnya operasional perusahaan. Manajemen tidak mungkin dapat
mengawasi seluruh kegiatan operasional perusahaan, karena itu manajemen sangat terbantu oleh fungsi audit intern untuk menjaga efisiensi dan efektivitas kegiatan.
Sawyer 2005:32 menyebutkan fungsi audit intern bagi manajemen sebagai berikut :
1. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh
manajemen puncak. 2.
Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko. 3.
Memvalidasi laporan ke manajemen senior. 4.
Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis. 5.
Membantu proses pengambilan keputusan. 6.
Menganalisis masa depan – bukan hanya untuk masa lalu. 7.
Membantu manajer untuk mengelola perusahaan.
Menurut Teguh Pudjo Mulyono 1999:6, “tujuan audit yang pokok adalah untuk memberikan jasa kepada management yang bersifat protektif dan
konstruktif”. Adapun menurutnya, Teguh Pudjo Mulyono 1999:6 sifat protektif
dari kegiatan audit dapat berupa : 1.
Pengamanan atas harta kekayaan bank, dalam pengertian di sini tentu termasuk pula pengamanan atas assets aktiva harta bank itu sendiri,
atas pendapatan bank dalam segala bentuk yang seharusnya diterima dalam jumlah dan waktu yang semestinya.
2. Penjagaan harta kekayaan lebih bersifat aktif oleh karena itu lebih
cocok dikatakan sebagai upaya penjagaan harta kekayaan dalam bentuk represif.
3. Dipatuhinya kebijakan policies management yang telah ditetapkan
untuk menghindarkan penyimpangan-penyimpangan, baik dilakukan oleh pihak intern maupun extern.
4. Bentuk lain dari sifat protektif ini yaitu menjaga kebenaran dan
ketepatan data administrasi management information system. 5.
Dan tujuan pemeriksaan yang tidak kalah pentingnya yaitu untuk menilai apakah internal control yang diterapkan dalam bank yang
bersangkutan telah memadai atau tidak.
Selanjutnya, Teguh Pudjo Mulyono 1999:7 mengemukakan sifat dari tujuan audit yang lain yaitu jasa konstruktif bagi manajemen, antara lain berupa :
1. Penyampaian umpan balik untuk corective action atas penyimpangan-
penyimpangan yang ditemukan selama pelaksanaan audit tersebut. 2.
Mendorong dicapainya target yang telah ditetapkan. 3.
Dari hasil auditnya juga akan diketahui strenghtness, opportunities, weakness dan threat titik-titik kekuatan, kesempatan-kesempatan
usaha, titik kelemahan, dan titik kerawanan yang ada.
4. Dari berbagai saran tersebut tentunya akan memberikan dampak
positif yaitu untuk meningkatkan profitability dan efektivitas efisiensi usaha bank yang bersangkutan.
Sebagai pemeriksa, fungsi audit intern sering terkesan kurang disukai oleh manajemen. Hal tersebut merupakan konsekuensi dari posisi audit intern sebagai
pemeriksa auditor yang tentunya saling berhadapan dengan manajemen yang merupakan pihak yang diperiksa auditee. Namun saat ini banyak perusahaan
yang manajemennya telah menyadari dan memahami fungsi audit intern yang tidak lagi dipandang sebagai pihak yang hanya mencari kesalahan manajemen
melainkan membantu manajemen menjalankan strategi untuk menambah nilai dan mencapai tujuan perusahaan.
Pelaksanaan fungsi audit intern yang tepat pada perusahaan seperti bank, BUMN, maupun perusahaan publik akan meminimalkan dan menghindari
terjadinya kegagalan dalam menghadapi tantangan di masa depan. Perusahaan berkeyakinan bahwa fungsi audit intern satuan kerja audit intern
yang efektif mampu memberikan sumbangan penting dalam meningkatkan proses corporate governance, pengelolaan risiko, dan pengendalian manajemen.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh manajemen agar fungsi satuan kerja audit intern dapat terlaksana efektif dalam membantu manajemen dengan
memberikan analisa, penilaian, dan saran mengenai kegiatan yang diperiksanya adalah :
1. Satuan kerja audit intern harus mempunyai kedudukan independen
dalam organisasi perusahaan, yaitu tidak terlibat dalam kegiatan operasional yang diperiksanya.
2. Satuan kerja audit intern harus mempunyai uraian tugas tertulis
yang jelas sehingga dapat mengetahui tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
3. Satuan kerja audit intern harus pula memiliki internal audit manual
yang berguna untuk : a.
mencegah terjadi penyimpangan pelaksanaan tugas b.
menentukan standar untuk mengukur dan meningkatkan performance
c. memberi keyakinan bahwa hasil akhir satuan kerja audit
intern telah sesuai dengan requirement kepala audit intern. 4.
Harus ada dukungan kuat dari top management kepada satuan kerja audit intern, dukungan tersebut dapat berupa :
a. penempatan satuan kerja audit intern dalam posisi yang
independen b.
penempatan audit staf dengan gaji yang menarik c.
penyediaan waktu yang cukup dari top manajemen untuk membaca, mendengarkan dan mempelajari laporan –
laporan satuan kerja audit intern dan tanggapan yang cepat dan tegas terhadap saran-saran perbaikan yang diajukan
5. Satuan kerja audit intern harus memiliki sumber daya yang
profesional, capable, bisa bersikap objective dan mempunyai integritas serta loyalitas yang tinggi.
6. Satuan kerja audit intern harus dapat bekerja sama dengan akuntan
publik. Hasil kerja satuan audit intern bisa mempercepat dan mempermudah pelaksanaan pekerjaan akuntan publik.
7. Mengadakan rotasi dan kewajiban mengambil cuti bagi pegawai
satuan kerja audit intern. 8.
Memberikan sanksi yang tegas kepada pegawai yang melakukan kecurangan dan memberikan penghargaan kepada mereka yang
berprestasi. 9.
Menetapkan kebijakan tegas mengenai pemberian-pemberian dari luar. Pemberian pada pegawai satuan kerja audit intern
diinformasikan dan dijelaskan pada orang-orang yang dianggap perlu agar jelas mana yang hadiah dan mana yang berupa sogokan
dan mana yang resmi. 10.
Mengadakan program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pegawai dalam melaksanakan fungsi
dan tugasnya sebagai satuan kerja audit intern. Fungsi satuan kerja audit intern yang telah diuraikan sebelumnya
merupakan dukungan penting bagi Komisaris, Komite Audit, Direksi, dan
Manajemen dalam membentuk fondasi bagi pengembangan perusahaan. Demi kelancaran dari pelaksanaan fungsinya tersebut, satuan kerja audit intern harus
memiliki kemampuan berkomunikasi baik komunikasi antar audit intern dalam satuan kerja, komunikasi pada berbagai tingkat manajemen, maupun pada pihak
eksternal yang terkait.
C. Pengendalian Intern