2. Semakin berkurangnya peran direksi dalam memecahkan masalah
yang dihadapi oleh satuan pengawas internal. 3.
Laporan satuan pengawas internal yang tepat waktu. 4.
Meningkatnya efisiensi dan efektivitas perusahaan.
D. Independensi Audit Intern
Karena yang melakukan audit intern adalah pegawai perusahaan sendiri orang dalam perusahaan, maka banyak pihak yang menganggap bahwa
pelaksanaan audit intern kurang independen. Perusahaan harus dapat menempatkan satuan kerja audit intern pada
kedudukan yang menjamin satuan kerja audit intern dapat dengan bebas memberi penilaian yang tidak memihak independen.
Penempatan kedudukan satuan kerja audit intern yang tidak tepat di dalam perusahaan dapat menghambat pelaksanaan fungsi audit intern. Selain itu juga
dapat mengganggu pelaporan hasil pekerjaannya kepada manajemen, dimana internal auditor harus mengungkapkan semua fakta-fakta penting yang
diketahuinya tanpa berupaya menutupinya demi kepentingan pihak tertentu. Soekirno Agoes 2004:227, mengemukakan bahwa independensi internal
auditor antara lain tergantung pada : 1.
Kedudukan Internal Audit Department IAD tersebut dalam organisasi perusahaan, maksudnya kepada siapa IAD bertanggung
jawab. 2.
Apakah IAD dilibatkan dalam kegiatan operasional. Kedudukan departemen audit intern satuan kerja audit intern di dalam
perusahaan akan menentukan tingkat kebebasannya dalam menjalankan tugas
sebagai auditor. Terdapat alternatif kedudukan internal auditor dalam perusahaan yaitu sebagai berikut :
1. Internal auditor berada di bawah direktur keuangan.
2. Internal auditor berada di bawah direktur utama yang merupakan staf
dari direktur utama. 3.
Internal auditor merupakan staf dewan komisaris. Kedudukan seorang internal auditor juga tidak memiliki wewenang
langsung terhadap tingkatan manajemen di dalam organisasi perusahaan, kecuali pihak yang memang berada di bawahnya dalam satuan kerja audit intern itu
sendiri. Untuk lebih dapat menjelaskan tentang kedudukan satuan kerja audit
intern internal audit department di dalam organisasi perusahaan maupun struktur organisasi dalam satuan kerja audit intern sendiri, maka dapat diperlihatkan
gambar berikut di bawah ini :
GAMBAR 2.1 Internal Audit Department IAD Berada Dibawah Direktur Keuangan
Sumber : Agoes Soekirno. Auditing Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik. Jakarta.2004. hal 243.
RUPS
DEWAN KOMISARIS
DIRUT
DIR. KEU
BAGIAN AKUNTANSI
BAGIAN KEUANGAN
IAD
GAMBAR 2.2 Internal Audit Department IAD Berada Dibawah Direktur Utama
Sumber : Agoes Soekirno. Auditing Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik. Jakarta.2004. hal 243.
RUPS
DEWAN KOMISARIS
DIRUT
IAD
DIR. KEU
BAGIAN AKUNTANSI
BAGIAN KEUANGAN
BAGIAN ANGGARAN
GAMBAR 2.3 Internal Audit Department IAD Berada Dibawah Dewan Komisaris
Sumber : Agoes Soekirno. Auditing Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik. Jakarta.2004. hal 243.
RUPS
DEWAN KOMISARIS
DIRUT IAD
DIR. KEU
BAGIAN AKUNTANSI
BAGIAN KEUANGAN
BAGIAN ANGGARAN
Satuan kerja audit intern yang independen tidak dibolehkan untuk terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan apalagi kegiatan yang diperiksanya. Sulit
bagi seorang auditor untuk memberikan penilaian yang objektif dan independen apabila ternyata ia terlibat dalam kegiatan yang diperiksanya.
Sebagai penilai independen tentang kecukupan pengendalian intern perusahaan, satuan kerja audit intern hanya menempatkan diri sebagai narasumber
dalam pembuatan konsep pengendalian perusahaan. Pihak yang bertanggung jawab penuh dalam perancangan dan implementasi pengendalian intern adalah
manajemen dan direksi. Dengan demikian penilaian satuan kerja audit intern terhadap pengendalian intern tetap independen dan objektif, tanpa terlibat
langsung dalam perencanaannya.
E. Laporan Audit Intern
Hasil akhir dari pelaksanaan audit intern dituangkan dalam suatu bentuk laporan tertulis melalui proses penyusunan yang baik. Laporan hasil audit intern
merupakan suatu alat penting untuk menyampaikan pertanggungjawaban hasil kerja kepada manajemen yaitu sebagai media informasi untuk menilai sejauh
mana tugas-tugas yang dibebankan. Untuk itu laporan yang disampaikan harus : 1. Objective
Laporan yang disusun harus mengungkapkan fakta dengan teliti berdasarkan data yang dapat diuji kebenarannya. Menyampaikan dengan
jelas tentang pokok pemeriksaan yang telah dilakukan sehingga dapat diyakini kebenarannya.
2. Clear jelas
Laporan disusun dengan menggunakan bahasa yang jelas, tidak menimbulkan kesalahpahaman bagi penggunanya. Menerangkan dengan
jelas dan lengkap agar dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang menggunakannya.
3. Singkat dan
padat Struktur laporan yang baik melaporkan dengan ringkas pelaksanaan
operasional, pengendalian, dan hasil kerja. Namun tetap menjaga kualitas informasi yang disampaikan melalui laporan tersebut.
4. Membangun konstruktif
Laporan yang bersifat membangun adalah laporan yang sedapat mungkin memaparkan rekomendasi tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk
mengupayakan peningkatan operasi. 5. Tepat
waktu Laporan audit hanya dapat bermanfaat dengan maksimal bila laporan
tersebut disajikan pada saat dibutuhkan. Sehingga auditor harus mampu menyajikan laporan yang tepat waktu.
Dengan adanya pedoman yang harus diikuti dalam penyusunan laporan audit maka kualitas laporan lebih memuaskan. Kualitas laporan yang dibuat akan
mencerminkan pula kualitas pelaksanaan audit intern itu sendiri. Oleh karena itu satuan kerja audit intern sedapat mungkin melaksanakan fungsinya dengan baik
agar laporan yang disusun sesuai dengan kebutuhan manajemen.