BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Audit Intern
Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen
guna memberikan suatu pendapat. Pihak yang melaksanakan auditing disebut dengan auditor. Pengertian auditing semakin berkembang sesuai dengan
kebutuhan yang meningkat akan hasil pelaksanaan auditing. Adapun menurut Alvin A. Arens 2003:15 definisi auditing sebagai
berikut “Auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi
tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen”.
Dilihat dari definisi di atas, unsur penting dalam pelaksanaan auditing adalah proses pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti dan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan. Bukti-bukti yang diperoleh baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan digunakan sebagi bahan evaluasi sehingga hasil
audit lebih objektif. Kriteria-kriteria yang ditetapkan digunakan sebagai tolak ukur auditor untuk memberikan pendapatnya yang kemudian dituangkan ke dalam
laporan audit. Laporan audit harus dapat memberi informasi kepada para pengguna akan tingkat kesesuaian dari informasi tersebut dengan kriteria-kriteria
yang ditetapkan.
Jika dilihat dari pihak yang melakukan pemeriksaan, audit dapat dikelompokkan menjadi audit intern dan audit ekstern. Audit intern ini sering juga
disebut sebagai pemeriksaan intern. Pihak yang melakukan audit intern disebut internal auditor yang merupakan karyawan tetap dari suatu entitas, sedangkan
pihak yang melakukan audit ekstern bukan merupakan karyawan dari organisasi yang diaudit, tetapi memiliki praktik independen sendiri. Meskipun pihak yang
melakukan audit intern merupakan bagian dari organisasi yang diaudit itu sendiri, tetapi pelaksanaan audit intern harus tetap obyektif dan independen dari aktivitas
yang diaudit. Untuk dapat memahami dan lebih memperjelas pengertian audit intern
secara baik, berikut ini akan dikutip beberapa definisi audit intern. Ikatan Auditor Internal Institue of Internal Auditors – IIA, yang dikutip oleh Messier
2005:514, mendefinisikan audit internal sebagai berikut : Audit intern adalah aktivitas independen, keyakinan obyektif, dan
konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit intern ini membantu organisasi mencapai
tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disipilin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen resiko,
pengendalian, dan proses tata kelola.
Definisi ini mengandung pengertian bahwa audit intern merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk membantu manajemen dalam penyediaan
informasi, dengan tujuan akhir yaitu menambah nilai perusahaan. Pelaksanaan audit intern dilakukan secara independen dan obyektif yang berarti tidak
terpengaruh oleh pihak manapun dan tidak terlibat dalam pelaksanaan kegiatan yang diaudit. Hasil audit yang diperoleh dari pelaksanaan audit intern secara
independen dan obyektif tersebut akan dapat diandalkan oleh para pengguna informasi.
Soekirno Agoes 2004:221 mendefinisikan audit intern sebagai berikut : Internal audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal
audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang
telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.
Definisi di atas menunjukkan bahwa audit intern telah mengalami perkembangan. Lingkup audit intern tidak lagi hanya terbatas melakukan
pemeriksaan di bidang keuangan saja, tetapi juga melakukan pemeriksaan di bidang lainnya seperti pengendalian, kepatuhan, operasional dan lain-lain.
Perkembangan tersebut membuat peran audit intern semakin diperlukan perusahaan untuk mencapai tujuannya, bahkan mungkin bagi pemegang saham
untuk memastikan setiap unit di dalam perusahaan berjalan dengan baik. Peran audit intern tersebut dapat dilaksanakan melalui :
1. Menilai kecukupan penerapan pengendalian dan mengembangkan
pengendalian yang efektif dengan biaya yang efisien pula. 2.
Memastikan bahwa kebijakan, prosedur, dan peraturan yang ditetapkan manajemen telah ditaati.
3. Meyakinkan bahwa harta perusahaan telah terlindungi dengan baik
dan pengelolaan sumber daya dapat dipertanggungjawabkan. 4.
Menilai mutu pekerjaan yang ditugaskan kepada anggota manajemen.
5. Memberikan saran-saran perbaikan yang dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas operasional. Definisi lain menurut Sawyer 2005:10 mengenai audit intern sebagai
berikut : Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang
dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah 1 informasi keuangan dan
operasi telah akurat dan dapat diandalkan; 2 risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; 3 peraturan eksternal
serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; 4 kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; 5 sumber daya telah
digunakan secara efisien dan ekonomis; dan 6 tujuan organisasi telah dicapai secara efektif - semua dilakukan dengan tujuan untuk
dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.
Definisi ini menyatakan dengan jelas tentang aspek-aspek utama yang dinilai oleh audit intern dalam perusahaan yaitu manajemen resiko, pengendalian
intern, dan proses tata kelola. Bertolak dari definisi-definisi di atas, dalam perkembangannya konsep
audit intern telah mengalami perubahan. Peranan audit intern sebelumnya hanya sebatas sebagai pengawas di dalam perusahaanyang kerjanya hanya mencari
kesalahan, sedangkan saat ini audit intern dapat memberikan saran dan masukan berupa tindakan perbaikan atas sistem yang telah ada. Oleh karena itu, saat ini
audit intern dapat juga dikatakan sebagai konsultan perusahaan dalam mencapai tujuannya di masa yang akan datang.
Agar dapat memberikan saran dan masukan berupa tindakan perbaikan tersebut, internal auditor harus selalu meningkatkan pengetahuan baik di bidang
auditing sendiri maupun pengetahuan di bidang bisnis perusahaan.
B. Fungsi dan Tujuan Audit Intern