Pada Bank Rakyat Indonesia, bagian audit intern berada di bawah pengawasan langsung dari CEO Direktur Utama. Meskipun demikian, audit
intern pada perusahaan juga dapat berkomunikasi langsung dengan Komite Audit, Komisaris BRI untuk melaporkan menginformasikan masalah-masalah yang
signifikan serta masalah lainnya yang berkaitan dengan audit intern. Posisi seperti ini merupakan alternatif kedua dari kedudukan audit intern di atas, yang secara
teroritis dianggap cukup baik yaitu dengan memiliki tingkat independensi yang tinggi.
Audit intern yang dimiliki perusahaan dapat dikatakan sebagai staf CEO, sehingga pelaksanaan tugasnya akan mendapat dukungan penuh dari pimpinan
yang cukup tinggi dalam perusahaan. Bagian audit intern perusahaan memiliki tingkat kebebasan yang memadai untuk memberi penilaian dengan objektif karena
tidak terlibat dalam operasional perusahaan yang diperiksanya. Independensi yang cukup tinggi yang dimiliki audit intern pada
perusahaan akan memberi kebebasan bagi audit intern untuk menjalankan wewenangnya. Secara garis besar adapun yang menjadi wewenag audit intern BRI
yaitu sebagai berikut :
1 Menyusun dan mengubah kebijakan dan prosedur audit intern serta ruang
lingkup pekerjaan audit sesuai dengan Kebijakan Audit Intern BRI. 2
Menguji, memeriksa, dan menilai kelengkapan, keakuratan, keabsahan, kepemilikan dan kewenangan akses kepada sumber daya BRI, seperti
catatan akuntansi serta SDM.
3 Memonitor, menindaklanjuti dan mengevaluasi langkah perbaikan yang
diambil oleh manajemen auditee berdasarkan temuan audit. 4
Memberi masukan pada system development life cycle tentang system internal control dan risk management sebagai narasumber. Keterlibatan
Audit Intern dalam system development life cycle tidak diartikan bahwa Audit Intern telah menerima secara mutlak sistem tersebut. Perkembangan
bisnis perbankan dan teknik kontrol serta peer review memungkinkan
Audit Intern untuk mengaudit sistem tersebut. 5
Memiliki akses langsung ke Komite Audit, Komisaris, CEO, dan anggota
Direksi lainnya dalam kaitan dengan objek audit. 6
Menetapkan competency profile dan kegiatan performance indicator dalam Audit Intern melalui rekrutmen seleksi, promosi, rotasi, dan
pendidikan profesional yang terus-menerus.
Dari uraian di atas terlihat bahwa audit intern BRI mempunyai pengaruh penting dalam perusahaan terutama dalam membantu manajemen untuk
mewujudkan pengendalian intern yang baik pada perusahaan. Untuk itu, maka auditor intern juga harus mempunyai keahlian yang memadai dan pengalaman
yang cukup agar dapat menjalankan peran dan fungsinya dalam perusahaan.
2. Peranan Satuan Kerja Audit Intern dalam Mencapai Pengendalian yang Baik
Semakin besar skala operasi perusahaan maka kebutuhan akan fungsi audit intern dalam pelaksanaan pengendalian akan semakin meningkat. Fungsi audit
intern dalam perusahaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam
pelaksanaan pengendalian operasional seperti mengurangi dan menghindari penyelewengan, pemborosan dan hal-hal yang dapat merugikan perusahaan.
Untuk mendapatkan suatu pengendalian yang baik, diperlukan penerapan fungsi audit intern di dalam organisasi yang mempunyai tugas untuk melakukan
pemeriksaan, penilaian serta memastikan bahwa pengendalian intern yang ditetapkan oleh perusahaan telah berjalan dengan baik.
Pelaksanaan fungsi audit intern BRI disesuaikan pada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern SPFAIB, yang merupakan bagian dari peraturan Bank
Indonesia sehingga diharapkan kualitas audit dapat dikatakan telah memadai. Dari penelitian yang dilakukan, dapat dikatakan bahwa pimpinan
perusahaan telah memberi perhatian yang cukup besar pada peranan audit intern. Kondisi tersebut tidak hanya dikarenakan oleh ketentuan Bank Indonesia yang
mewajibkan pelaksanaan audit intern pada perbankan di Indonesia yang tertuang dalam SPFAIB tersebut, tetapi juga karena pimpinan perusahaan telah menyadari
pentingnya peran audit intern bagi manajemen terutama dalam menjaga agar pengendalian dalam perusahaan berjalan dengan baik.
Perusahaan telah membentuk suatu satuan kerja audit intern yang bertugas membantu manajemen dalam mengadakan penilaian atas pengendalian intern dan
pelaksanaan operasi pada badan usaha yang bersangkutan dan disertai dengan pemberian rekomendasi ataupun saran perbaikan. Hal itu dilakukan dengan tujuan
untuk memastikan apakah pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan telah sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang telah ditetapkan.
Jika dilihat dari fungsi audit intern yang dijalankan pada perusahaan, menurut penulis secara keseluruhan telah sesuai dengan fungsi audit intern yang
telah diuraikan pada uraian teoritis. Salah satu tugas audit intern pada BRI yang paling penting yaitu melakukan penilaian, evaluasi dan konsultasi secara
independen ke manajemen atas sistem internal control yang dijalankan perusahaan.
Seperti yang telah dikemukakan dalam uraian teoritis, dengan adanya pengendalian intern yang selalu dinilai oleh audit intern maka akan menghasilkan
operasional perusahaan yang sesuai dengan usaha pencapaian tujuan perusahaan. Dengan demikian audit intern merupakan fungsi penting yang dibutuhkan untuk
berperan dalam pelaksanaan pengendalian perusahaan. Audit intern pada BRI mendorong para pegawainya untuk bekerja hati-hati
dengan menghindari terjadinya penyelewengan ataupun penyimpangan. Audit intern BRI menempatkan diri sebagai Strategic Business Partner bagi manajemen
untuk mencapai tujuan perusahaan dan memberikan nilai tambah bagi perusahaan, bukan hanya sebagai pihak yang mencari-cari kesalahan.
Audit intern BRI berada pada posisi yang bertanggung jawab langsung kepada CEO Direktur Utama, hal ini membuat pelaksanaan peran dan fungsinya
menjadi lebih optimal karena dapat melakukan audit pada seluruh bagian perusahaan yang berada di bawah pimpinan perusahaan.
Audit intern perusahaan tidak hanya bertanggungjawab untuk menginformasikan sifat dan dampak dari kelemahan pengendalian intern yang
ditemukan dalam operasional bisnis, tetapi juga memberikan solusi praktis untuk
memperbaiki kelemahan tersebut. Audit intern juga menilai kualitas pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawab manajemen lini.
Adapun yang menjadi tujuan perusahaan melaksanakan peran audit intern dalam menilai internal control dan kualitas pelaksanaan tugas manajemen adalah
sebagai berikut : a.
Tujuan dari pemeriksaan dan evaluasi atas kecukupan system internal control adalah memastikan bahwa system internal
control memberikan jaminan bahwa tujuan BRI dapat tercapai secara ekonomis dan efisien.
b. Tujuan dari pemeriksaan dan evaluasi atas efektivitas system
internal control adalah memastikan bahwa system internal control berfungsi dengan baik.
c. Tujuan dari pemeriksaan dan evaluasi kualitas pelaksanaan tugas
adalah memastikan bahwa tujuan bisnis BRI telah dicapai. Karena peran dan tanggung jawab audit intern yang begitu penting bagi
tercapainya tujuan perusahaan maka jumlah personil audit intern yang dimiliki harus sesuai dengan cakupan luas pemeriksaan yang harus dilakukannya.
Di lihat dari penyajian temuan audit yang dihasilkan bagian audit intern perusahaan, penulis berpendapat bahwa temuan audit telah disajikan dengan baik.
Temuan audit disampaikan dengan dasar fakta yang akurat, jelas, ringkas, dan dapat dimengerti oleh pihak terkait. Temuan audit menjelaskan dengan lengkap
tentang kondisi kelemahan, implikasi, penyebab, dampak, dan rekomendasi. Selain itu, dalam temuan audit juga dicantumkan bagaimana tanggapan auditee
terhadap temuan sehingga lebih memperjelas masalah yang ada. Dengan proses penyusunan laporan yang begitu jelas dan terperinci maka audit intern diharapkan
dapat membimbing manajemen dalam mengenali kelemahan-kelemahan yang mengancam pencapaian tujuan organisasi
Sebelum laporan disetujui, diterbitkan dan didistribusikan, laporan tersebut terlebih dulu diperiksa kembali dan diperbaiki bila perlu sehingga
kualitas laporan tetap terjaga. Dengan informasi yang diberikan melalui laporan audit tersebut, auditee akan melakukan tindak lanjut untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses bisnis perusahaan. Tindak lanjut merupakan tindakan yang dilaksanakan oleh auditee sesuai
dengan rekomendasi yang diajukan oleh audit intern dalam laporannya. Sehubungan dengan tindak lanjut, lazimnya diperlukan adanya pernyataan auditee
mengenai tindakan yang diambil berdasarkan rekomendasi yang diajukan tersebut untuk menekankan komitmen auditee dalam melaksanakan perbaikan.
Audit intern perusahaan memiliki wewenang untuk melakukan monitoring terhadap tindak lanjut hasil audit yang dilakukan auditee tersebut. Kegiatan
monitoring dilakukan untuk memastikan bahwa tindakan perbaikan telah dilakukan dengan memadai dan efektif.
Dengan demikian, perusahaan akan menerapkan pengendalian yang semakin baik di masa-masa yang akan datang karena penilaian dan tindakan
perbaikan atas kelemahan dan kesalahan yang ditemukan selalu dilakukan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab terakhir ini, penulis akan mencoba memberikan beberapa kesimpulan yang berdasarkan pada pembahasan dalam bab-bab terdahulu yang
berkaitan dengan peranan audit intern untuk mencapai pengendalian yang baik. Dan pada bab ini penulis juga akan mencoba memberikan saran yang mungkin
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan kemajuan dimasa yang akan datang bagi siapa saja yang memerlukannya.
A. Kesimpulan
Setelah membahas secara teoritis kemudian membandingkan dengan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Audit intern pada perusahaan yang merupakan staf dari CEO telah memiliki
kedudukan yang cukup bagus, maka audit intern menjadi unsur yang cukup berpengaruh dalam pengendalian perusahaan. Dengan kedudukan audit intern
yang seperti itu maka tingkat independensinya menjadi tinggi dan dapat menjaga obyektifitas dalam menjalankan fungsi pengawasan yang dilakukan
pada seluruh bagian. 2.
Audit intern melakukan pemeriksaan secara rutin dalam satu periode tahun buku. Setiap unit kerja BRI yang menjadi objek pemeriksaan yaitu wilayah
Aceh dan Sumut, minimal dilakukan pemeriksaan satu kali dalam satu periode tahun buku pemeriksaan. Dan terdapat juga pemeriksaan yang dilakukan
untuk hal-hal yang mendadak dan dianggap sangat diperlukan dengan segera demi kepentingan perusahaan.
3. Pemeriksaan yang dilakukan audit intern meliputi seluruh kegiatan bisnis
perusahaan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas aspek keuangan maupun operasional sehingga membutuhkan satuan kerja yang terdiri dari multi
disiplin. 4.
Audit intern perusahaan berupaya menjaga agar manajemen tetap menjalankan tugasnya sesuai dengan sistem, prosedur, dan kebijaksanaan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. 5.
Audit intern yang dilakukan berdasarkan risk assesment akan memberikan manfaat bagi auditor intern, antara lain auditor intern akan lebih efisien
efektif dalam melakukan audit, sehingga dapat meningkatkan kinerja Satuan Kerja Audit Intern. Audit intern juga melakukan monitoring tindak lanjut
auditee untuk meyakini bahwa tindak lanjut dilakukan dengan memadai. 6.
Pelaksanaan audit intern yang dilakukan telah disesuaikan dengan peran dan tanggung jawabnya sesuai dengan apa yang digariskan SPFAIB. Selain itu,
audit intern memiliki prinsip-prinsip yang diterapkan baik sebagai individu maupun kelompok serta mempunyai key performance indicator untuk Auditor
Intern yang independen, hal tersebut meningkatkan kualitas dari pelaksanaan audit intern perusahaan.
7. Proses penyusunan laporan dilakukan dengan jelas dan terperinci, sehingga
audit intern dapat diharapkan membimbing manajemen dalam mengenali kelemahan-kelemahan yang mengancam pencapaian tujuan organisasi.
B. Saran
Untuk mengakhiri penulisan skrpsi ini, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Audit intern tetap mempertahankan kedudukannya sebagai pihak yang
bertanggung jawab kepada CEO. Hal ini untuk menjamin tingkat independensi dan lebih memberikan ruang lingkup yang luas dan bebas untuk melakukan
pemeriksaan pada semua kegiatan bisnis dalam perusahaan. 2.
Peran dan tanggung jawab audit intern penting bagi tercapainya tujuan perusahaan maka jumlah personil audit intern yang dimiliki harus disesuaikan
dengan cakupan luas pemeriksaan yang harus dilakukannya yaitu wilayah Aceh dan Sumut, dan tentunya dengan tetap memperhatikan efektifitas dalam
pelaksanaan tugas. 3.
Untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan profesi sebaiknya dilakukan pelatihan kerja pendidikan bagi auditor intern perusahaan. Audit intern harus
memiliki anggota yang kompeten pada bidangnya. Dan sebaiknya tidak didominasi oleh bagian keuangan saja, tetapi juga memiliki anggota yang bisa
mewakili dari berbagai macam disiplin ilmu. 4.
Dalam menjalankan tugasnya, auditor intern perlu diberikan keleluasaan sehingga proses pemeriksaaan tidak terhambat hanya dikarenakan adanya
perintah atasan yang pada kondisi tertentu dapat membuat pemeriksaan menjadi tidak lancar.