Laporan Audit Intern Peranan Satuan Kerja Audit Intern Untuk Mencapai Pengendalian Yang Baik Pada Pt Bank Rakyat Indonesia (Persero) Medan.

2. Clear jelas Laporan disusun dengan menggunakan bahasa yang jelas, tidak menimbulkan kesalahpahaman bagi penggunanya. Menerangkan dengan jelas dan lengkap agar dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang menggunakannya. 3. Singkat dan padat Struktur laporan yang baik melaporkan dengan ringkas pelaksanaan operasional, pengendalian, dan hasil kerja. Namun tetap menjaga kualitas informasi yang disampaikan melalui laporan tersebut. 4. Membangun konstruktif Laporan yang bersifat membangun adalah laporan yang sedapat mungkin memaparkan rekomendasi tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengupayakan peningkatan operasi. 5. Tepat waktu Laporan audit hanya dapat bermanfaat dengan maksimal bila laporan tersebut disajikan pada saat dibutuhkan. Sehingga auditor harus mampu menyajikan laporan yang tepat waktu. Dengan adanya pedoman yang harus diikuti dalam penyusunan laporan audit maka kualitas laporan lebih memuaskan. Kualitas laporan yang dibuat akan mencerminkan pula kualitas pelaksanaan audit intern itu sendiri. Oleh karena itu satuan kerja audit intern sedapat mungkin melaksanakan fungsinya dengan baik agar laporan yang disusun sesuai dengan kebutuhan manajemen. Sebelum disampaikan pada pengguna laporan, peninjauan kembali atas laporan review adalah tindakan bijak yang dapat dilakukan satuan kerja audit intern. Hal tersebut bertujuan untuk lebih memastikan kebenaran dan kelengkapannya. Adapun isi atau materi laporan audit intern antara lain : a. Tujuan, luas dan pendekatan audit. Laporan harus menjelaskan tujuan audit yang dilakukan, periode waktu dan kegiatan yang diaudit, serta pendekatan audit agar pengguna laporan dapat memahami dengan baik. b. Temuan audit. Pengungkapan temuan audit harus berdasarkan fakta dan memuat dengan jelas penyebab dan dampak dari temuan tersebut. c. Kesimpulan internal auditor atas hasil audit. Auditor harus mampu menganalisis sehingga dapat memberikan kesimpulan atas temuan audit. d. Pernyataan internal auditor bahwa audit telah dilakukan sesuai dengan SPFAIB. Pernyataan tersebut harus berdasarkan pelaksanaan audit yang sebenarnya dilakukan. Bila audit yang dilakukan tidak sesuai dengan SPFAIB, maka akan mempengaruhi penilaian Bank Indonesia terhadap kinerja auditor. e. Rekomendasi. Internal auditor harus pula memberikan rekomendasi perbaikan atas temuan audit berupa kelemahan maupun penyimpangan. f. Tanggapan Auditee. Auditee berkesempatan menanggapi temuan audit. Auditee dapat melakukan pembenaran atau keberatanmenolak temuan audit disertai alasannya. Kemudian auditee harus memberi komitmen untuk melakukan perbaikan sesuai rekomendasi auditor dengan batas waktu tertentu. g. Hasil pengecekan komitemen auditee. Laporan audit mengemukakan juga hasil pengecekan atas pelaksanaan komitmen auditee atas hasil audit sebelumnya yang belum dapat dilaksanakan. Laporan audit akan efektif bila terdapat pelaksanaan tindak lanjut agar proses audit yang berjalan benar-benar memberikan manfaat bagi perusahaan. Hiro Tugiman 1997:75 mengemukakan bahwa “Tindak lanjut oleh pemeriksa internal didefinisikan sebagai suatu proses untuk menentukan kecukupan, keefektivan, dan ketepatan waktu dari berbagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen terhadap berbagai temuan pemeriksaan yang dilaporkan”. Kegiatan tersebut dikenal dengan monitoring tindak lanjut hasil audit. Dengan adanya kegiatan monitoring pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut yang dilakukan audit intern, maka dapat diketahui perkembangan dan dapat diingatkan kepada auditee terhadap komitmen perbaikan apabila diperlukan. Dalam SPFAIB juga menjelaskan mengenai kegiatan pemantauan tindak lanjut hasil audit yakni dari hasil pemantauan pelaksanaan tindak lanjut dilakukan analisis kecukupan atas realisasi janji perbaikan yang telah dilaksanakan auditee. Sellanjutnya pengecekan kembali tindak lanjut perlu dilakukan apabila terdapat kesulitan atau hambatan yang menyebabkan tindak lanjut tersebut tidak dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Dengan demikian peran satuan kerja audit intern semakin dibutuhkan untuk bertugas memantau pelaksanaan tindak lanjut, menganalisis kecukupan tindak lanjut disertai identifikasi hambatan pelaksanaannya, dan memberikan laporan atas tindak lanjut tersebut.

F. Standar Audit Intern

Standar audit intern diperlukan sebagai dasar untuk mengukur apakah pelaksanaan pekerjaan audit intern telah memadai atau tidak. Dengan bekerja mengikuti standar, auditor dapat mempertahankan diri dari tuduhan akan pelaksanaan audit yang tidak memadai. The Institute of Internal Auditor IIA merupakan asosiasi profesi internasional yang telah diakui di dunia. IIA mengembangkan pedoman pelaksanaan audit intern yaitu International Standards for The Professional Practice of Internal Auditing. Sesuai dengan yang dipublikasikan IIA, tujuan Standar tersebut adalah untuk : 1. Menjelaskan prinsip-prinsip dasar yang mencerminkan praktik audit internal yang seharusnya dilakukan. 2. Memberikan kerangka kerja untuk melaksanakan dan meningkatkan lingkup aktivitas audit internal yang bernilai tambah. 3. Menetapkan dasar pengukuran kinerja audit internal. 4. Membantu perkembangan proses organisasional dan operasi. International Standards for The Professional Practice of Internal Auditing terdiri dari tiga bidang utama yaitu standar atribut, standar kinerja, dan standar