BAB III PENJAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT SINDIKASI
A. Jenis Penjaminan dalam Kredit Sindikasi
Pada umumnya jaminan kredit sindikasi yang harus disediakan oleh debitur dalam perjanjian kredit sindikasi adalah proyek yang dibiayai dengan kredit sindikasi
itu. Namun demikian, demi meyakinkan para kreditur tidak menutup kemungkinan debitur memberikan jaminan tambahan.
89
Jaminan tambahan itu dapat berupa jaminan perorangan personal guarantee dan juga jaminan kebendaan seperti hak
tanggungan.
1. Jaminan Perorangan
Dalam penjaminan dikenal dua macam penjaminan yaitu: 1.
jaminan seperti personal guarantee atau jaminan pribadi atau borghtocht. 2.
jaminan kebendaan, seperti hak tanggungan, Hak jaminan perorangan timbul dari perjanjian jaminan antara kreditur dan
pihak ketiga. Jaminan perorangan mernpunyai hak relative yaitu hak yang hanya dapat dipertahankan terhadap orang tertentu saja. Dalam perjanjian perorangan, pihak
ketiga bertindak sebagai penjamin dalam pemenuhan kewajiban debitur, artinya merupakan janji atau kesanggupan untuk memenuhi kewajiban debitur apabila
debitur cidera janji. Kreditur pemegang jaminan perorangan hanya berkedudukan sebagai kreditur konkuren karena tidak ada benda tertentu yang diikat sebagai
89
Sutan Remy Sjahdeini,Op. cit,Hal. 215
109
Universitas Sumatera Utara
jaminan. Apabila terjadi kepailitan, maka berlaku ketentuan jaminan secara umum yang tertera dalam Pasal 1131 dan 1132 KUHPer.
Jaminan Peroranganpenanggunganborghtocht dapat berupa jaminan pribadi maupun jaminan perusahaan. Pasal 1820 KUHPer menyebutkan bahwa
penanggungan adalah persetujuan dengan mana seorang pihak ketiga guna kepentingan yang berhutang debitur mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan
yang berhutang apabila ia tidak memenuhi sifat sukarela dan pihak ketiga ternyata dalam ketentuan Pasal 1823 KUHPer dan penanggungan tidak dipersangkakan tetapi
harus dinyatakan secara tegas ternyata dari ketentuan Pasal 1824 KUHPer. Dalam pengertian tersebut terdapat unsur-unsur penanggungan hutang adalah
1. adanya hubungan hutang-piutang antara kreditur dan debitur
2. disepakatinya persetujuan penanggungan hutang dengan masuknya pihak ketiga
penanggung dalam hubungan hukum tersebut; 3.
penanggung menyatakan kesanggupannya untuk memenuhi perikatan debitur jika debitur cidera janji.
Perjanjian penanggungan hutang adalah perjanjian accessoir artinya harus ada perjanjian pokok yang diikutinya dalam hal ini perjanjian hutang piutang Pasa1 1821
ayat 1 KUHPer menyebutkan bahwa diadakan penanggungan jika tidak ada perjanjian pokok yang sah. Apabila diadakan tambahan kredit dan atau perpanjangan
masa kredit atau perubahan yang terkait dengan penanggung sccara yuridis formal perjanjian yang mengikutinya harus pula diubah sesuai dengan perikatan pokoknya,
yang dijamin oleh penanggungan hutang, maka haruslah dengan sepengetahuan dan
Universitas Sumatera Utara
persetujuan penanggungnya, serta tidak diperbolehkan memperluas penanggungan hutang hingga melebihi ketentuan-ketentuan yang menjadi syarat sewaktu
mengadakannya Pasal 1824 KUHPer
90
Dalam perjanjian penanggungan hutang, hendaknya dimasukkan klausula yang menyebutkan bahwa penanggung melepaskan hak-hak istimewanya yang diatur
dalam KUHPer sehingga kreditur dapat juga menagih penanggung tanpa adanya kewajiban menagih debitur terlebih dahulu Pasal 1831 KUHPer menyebutkan bahwa
penanggung tidaklah diwajibkan membayar kepada kreditur, selainnya jika debitur lalai, sedangkan benda—benda debitur ini harus disita lebih dahulu dan dijual untuk
melunasi hutangnya. Dalam Pasal 1852 KUHPer antara Iain menyebutkan pengecualian bahwa
penanggung tidak dapat menuntut supaya benda-benda debitur lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutangnya apabila penanggung telah melepaskan hak
istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda milik debitur lebih dahulu disita dan dijual.
Hak untuk meminta pemecahan hutang sebagaimana dimuat dalam Pasal 1837 KUHPer. Hak istimewa tersebut hanya penting bilamana terdapat lebih dari satu
orang penanggung. Dalam hal ada lebih dari satu penanggung, maka Iazimnya para penanggung diminta untuk melepaskan Hak istimewa tersebut sehingga berlaku
ketentuan dalam Pasal 1836 KUHPer yang mengatur bahwa masing-masing
90
Hasanuddin Rahman, Aspek-Aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan di Indonesia,Cet. 1 Bandung :PT. Citra Aditya Bakti, 1995, hal. 179-180.
Universitas Sumatera Utara
penanggung terikat untuk seluruh hutang yang mereka jamin jointly and severally liable
91
Perbedaan borghtocht dengan indemnity adalah bahwa borghtocht diatur dalam Pasa1 1820 sampai Pasal 1850 KUHPer, sedangkan indemnity diatur dalam
Pasal 1316 KUHPer. Dalam hal ini, misalnya X sebagai personal guarantor hanya bisa ditagih foreclose oleh kreditur apabila aset debitur sudah habis sehingga tidak
bisa ditagih Iagi. Karena perjanjian pemberian jaminan bersifat accessoir, maka apabila perjanjian pokoknya atau dalam hal ini perjanjian kreditnya batal oleh sebab
apapun juga, maka perjanjian jaminannya juga batal.
92
Seringkali di dalam perjanjian dijumpai perkataan guarantee dan juga indemnity
. Hal ini memberi jaminan apabila pihak ketiga tidak membayar maka berarti penjamin yang akan membayar. Indemnity adalah perjanjian pokok yang
berdiri sendiri, terlepas dari perjanjian pemberian kreditnya. Dalam suatu perjanjian, klausula indemnity biasanya dicantumkan pada pasal terakhir, ”... jika karena sebab
apapun juga, perjanjian kredit itu batal maka penjamin dengan ini indemnity kepada kreditur untuk mengganti kerugian dari kreditur. ..”, dengan demikian guarantee
sekaligus diganti dengan indemnity.
93
Menurut Jerry Hoff dalam penerbitan guaranteepenanggungan, kewajiban penjamin secara jelas terpisah dari hubungan yang ada antara debitur dan kreditur,
91
Rudhy A. Lontoh, Denny Kailimang, Benny Ponto, Penyelesaian Utang-Piutang MElalui Pailit atau Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
, Alumni,Bandung, 2001, hal. 400.
92
Fennieka Kristianto, Op. cit, hal 30-31.
93
Ibid
Universitas Sumatera Utara
sehingga jaminan semacam ini dapat dianggap suatu kesanggupan yang terpisah dan berdiri sendiri.
94
Pendapat ini dapat dijumpai dalam ketentuan Pasal 1316 KUHPer yang selengkapnya berbunyi :
Meskipun demikian adalah diperbolehkan untuk menanggung atau menjamin seorang pihak ketiga, dengan menjanjikan bahwa orang ini akan berbuat sesuatu, dengan tidak
mengurangi tuntutan pembayaran ganti rugi terhadap siapa yang telah menanggung pihak ketiga itu atau yang telah berjanji, untuk menyuruh pihak ketiga tersebut
menguatkan sesuatu, jika pihak ini menolak memenuhi perikatannya.
Apabila penanggung setelah ditagih oleh kreditur tetap tidak mau bayar maka kreditur dapat mengajukan permohonan agar penanggung dinyatakan pailit dan
apabila kreditur pemohon dapat membuktikan di persidangan permohonan pernyataan pailit di Pengadilan Niaga bahwa :
1. Kreditur pemohon telah menagihmenggugat debitor utama terlebih dahulu tetapi
ternyata: a.
Debitor Utama tidak mempunyai harta sama sekali, b.
Atau harta debitor telah disita dan dilelang tetapi hasilnya tidak mencukupi untuk melunasi seluruh hutangnya,
c. Atau debitor utama dalam keadaan pailit.
2. Penanggung mempunyai lebih dari satu kreditur jadi harus dibuktikan oleh
kreditur pemohon bahwa Penanggung selain mempunyai kewajiban membayar utang kepada kreditur pemohon juga mempunyai utang pada kreditor lain.
94
Jerry Hoff, Indonesian Bankruptcy Law, Cet. 1 ,PT.Tatanusa,Jakarta, 1999, hal. 110
Universitas Sumatera Utara
3. Bahwa salah satu utang tersebut telah jatuh tempo dan dapat ditagih tetapi
penanggung tetap tidakbelum bayar. Menutut Elijana, apabila hal-hal di atas dipenuhi, maka permohonan kreditur agar
dinyatakan pailit akan dikabulkan.
95
Dalam praktek perjanjian penanggungan harus dibuat secara tegas, biasanya para kreditur mensyaratkan dibuatnya suatu akta. Fungsi penanggungan adalah selain
sebagai alat pembuktian adanya penanggungan,juga membuat ketentuan atau janji yang mengatur tentang penanggungan.
2. Jaminan Kebendaan