Etiologi dan patofisiologi TINJAUAN PUSTAKA 1. Definisi

II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Definisi Hepatocellular carcinoma HCC atau lebih sering disebut dengan hepatoma merupakan tumor primer hati yang pertumbuhannya lambat tetapi bersifat ganas, yang paling sering ditemukan dari tumor primer ganas hati yang lain seperti limfoma maligna, fibrosarkoma dan hemangioendothelioma. 1,2

II.2. Etiologi dan patofisiologi

Etiologi hepatoma belum diketahui secara pasti, beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab atau merupakan faktor predisposisi terjadinya hepatoma yaitu: 1. Infeksi virus hepatitis B HBV, hepatitis C HCV, dan hepatitis D HDV dan biasanya bersamaan dengan sirosis hati. 2. Penyakit hati kronis terutama sirosis hati. 3. Paparan micotoxin, paling sering ditemukan aflatoxin yang diproduksi oleh aspergillus flavus yang biasanya terdapat pada bahan makanan. 4. Perokok berat dan peminum alcohol Secara epidemiologis banyak bukti – bukti yang menunjang peran virus hepatitis B sebagai faktor risiko terjadinya hepatoma yaitu: 1-5  terdapat hubungan geografis infeksi virus hepatitis B dengan hepatoma, misalnya di asia tenggara dan afrika prevalensi hepatitis B cukup tinggi pada pasien hepatoma.  pada pasien pengidap HBsAg setelah dievaluasi dalam beberapa tahun, terdapat resiko yang tinggi untuk terjadinya hepatoma.  prevalensi HBsAg positif didapatkan cukup tinggi pada pasien – pasien hepatoma.  dari sediaan biopsi hati pasien hepatoma ditemukan HBsAg. Hepatoma berkembang dari sel-sel hepatosit. Hepatoma dapat berbentuk noduler terdiri dari nodul kecil, multipel, massif tumor berukuran besar yang mempunyai satelit nodul, atau difus nodul-nodul kecil yang tersebar di seluruh hepar. Hepatitis dan sirosis hepar dapat berlanjut menjadi hepatoma dengan proliferasi sel-sel yang berulang sebagai respon terhadap stimulasi growth factor dan sitokin. Berbagai perubahan genetik, kegagalan gen dan tumor suppressor meyebabkan terjadinya karsinogenesis. Karena 1 Universitas Sumatera Utara karsinoma hepar sering menyerang vena porta dan vena hepatika sering terjadi penyebaran ke jantung dan paru-paru. Penyebaran lain ke otak, ginjal, dan limpa. 2,5 II.3.Angka kejadian Hepatoma jarang terjadi di negara bagian barat. Prevalensi 4 kasus per 100.000 populasi atau 2 dari seluruh penyakit keganasan. Di Amerika Serikat penyebab terbanyak terjadinya hepatoma adalah sirosis alkoholik, penggunaan steroid dan hemokromatosis. Hepatoma paling banyak terjadi di Asia dan Afrika. Di dunia angka kejadian tertinggi hepatoma di jepang dan kemudian di sub sahara-Afrika. 2 Penyebab tersering terjadinya hepatoma adalah hepatitisB, hepatitis C, dan aflatoksin. Pada wilayah yang angka kejadiannya tinggi seperti Asia, Afrika rasio terjadinya hepatoma antara pria dan wanita 8:1 dan ditemukan pada usia 30 – 50 tahun. Sedangkan pada wilayah yang angka kejadiannya rendah seperti di Negara bagian barat rasio terjadinya hepatoma antara pria dan wanita 2:1 dan ditemukan pada usia 70 – 80 tahun, tetapi pada pasien yang disertai dengan penyakit sirosis hati akan lebih cepat ditemukan. 1 Sebagian besar pasien hepatoma meninggal dalam waktu 1 tahun setelah di terdiagnosa. Angka kelangsungan hidup tergantung dari ukuran tumor pada saat terdiagnosa dan penyakit – penyakit penyerta lainnya pada saat terdiagnosa. Pasien yang disertai dengan sirosis hati angka kelangsungan hidup menjadi lebih pendek. 2 Data hepatoma di Indonesia baru dapat dilaporkan dalam bentuk prevalensi relative pada sejumlah penderita keseluruhan yang dirawat di bagian penyakit dalam di beberapa rumah sakit berkisar antara 1,5-3. 2,5 6 Angka kejadian di bagian Ilmu Penyakit Dalam RSCM dari tahun 1998-1999 sebanyak 77 pasien. II.4.Anatomi Hati Hati merupakan organ terbesar di dalam tubuh rata- rata sekitar 1200-1500 gram atau 2,5 berat badan orang dewasa normal. Hati terletak pada abdomen kanan atas yang tertutup oleh iga-iga bagian bawah dan lengkung iga. Hati merupakan organ plastis lunak yang tercetak oleh struktur di sekitarnya. Permukaan superior cembung dan terletak 78 Universitas Sumatera Utara dibawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hepar cekung dan merupakan atap ginjal kanan, lambung, pancreas, dan usus. Hati mempunyai dua lobus utama kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fisura segmentalis yang tidak terlihat dari luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiforme yang dapat dilihat dari luar. Ligamentum falsiforme berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan abdomen. Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis. Beberapa ligamentum yang merupakan lipatan peritoneum membantu menyokong hati. Hati memiliki dua sumber suplay darah, dari saluran cerna dan limpa melalui vena porta dan dari aorta melalui arteria hepatika. Sekitar sepertiga darah yang masuk adalah darah arteria dan sekitar duapertiga adalah darah dari vena porta. Volume total darah yang melewati hati setiap menit adalah sekitar 1500 ml dan dialirkan melalui vena hepatika kanan dan kiri yang selanjutnya bermuara pada vena kava inferior. Vena kava inferior bersifat unik karena terletak diantara dua kapiler, satu dalam hati dan lainnya di dalam saluran cerna. Saat mencapai hepar, vena porta bercabang – cabang yang menempel melingkari lobulus hati, cabang – cabang ini kemudian mempercabangkan vena – vena interlobularis yang berjalan diantara lobulus – lobulus. Vena – vena ini selanjutnya membentuk sinusoid yang berjalan diantara lempengan – lempengan hepatosit dan bermuara dalam vena sentralis. Vena sentralis dari beberapa lobulus bersatu membentuk vena sub lobularis yang selanjutnya kembali menyatu dan membentuk vena hepatika. Cabang – cabang terhalus dari arteria hepatika juga mengalirkan darahnya kedalam sinusoid, sehingga terjadi campuran darah arteri dari arteri hepatika dan darah vena dari vena porta, peningkatan tekanan dalam sistem ini sering menjadi manifestasi gangguan hati dengan akibat serius yang melibatkan pembuluh – pembuluh dari mana darah portal berasal. Beberapa lokasi anastomosis portakaval memiliki arti klinis yang penting. Pada obstruksi aliran ke hati, darah porta dapat dipirau ke sistem vena sistemik.

II.5. Manifestasi Klinis