Fenomena ’slow enhancement’ ini mungkin tidak akan didapatkan pada tumor yang berukuran lebih besar, tapi masih dibutuhkan studi lebih lanjut untuk ini.
8. Ultra Sound Angiography USA
USA dilakukan dengan cara menginjeksikan udara mikro CO2 melalui kateter yang terpasang pada arteri hepatik setelah angiografi hepatik konvensional. Temuan vaskular
pada USA dapat dibagi menjadi 4 pola sesuai vaskularitas tumor terhadap parenkim sekitarnya: hipervaskular, isovaskular, hipovaskular, dan spot vaskular pada latar yang
hipovaskular. Pola hipervaskular dibagi lagi menjadi 4 subtipe: pola mosaikhomogen dengan suplai
arteri perifer, pooling yang berbintik spotty. Hipervaskualritas perifer, dan suplai arteri sentral dengan staining yang padat.
Pola tipikal vaskular pada HCC yang tampak pada USA adalah suplai arteri perifer dan pola hipervaskular mosaikhomogen. Tingkat deteksi untuk HCC kecil 3
cm lebih baik 95 dibandingkan angiografi konvensional 65, DSA 65, atau Lipiodol CT 78. Oleh karena itu, US A dianggap sebagai metode yang paling sensitif
untuk deteksi vaskularitas arterial intranodular , bahkan pada HCC nodul yang berukuran kurang dari 1 cm
.
USA juga bermanfaat untuk membedakan HCC dari nodul lainnya. Nodul pada hiperplasia adenomatous atau nodul displastik tampak hipovaskualr pada USA. nodul
displastik dengan fokus yang malignan tampak sebagai titik vaskular dalam latar yang hipovaskular nodule-in-nodule . temuan ini spesifik untuk HCC yang berada di dalam
nodul displastik.
9. Pemeriksaan scintigraphy
Pemeriksaan angiografi hepatik selektif pada diagnosis penyakit liver sudah lama diketahui. Baru-baru ini, Au untuk liver scanning yang dikombinasi I-macroaggregated
albumin dikenalkan untuk identifikasi tumor liver hipervaskular. Dengan kamera scintillation pemeriksa dapat melihat pola perfusi liver setelah dilakukan injeksi intravena
radionuklida yang terikat protein plasma. Gambar perfusi radionuklida ini akan sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan fase hepatogram angiografi dan dapat memberikan informasi untuk memperjelas penyebab adanya ’filling defects’ pada alat scan konvensional.
Saat ini, hepatoma memiliki banyak vaskularisasi sedangkan cholangioma atau metastase tumor memiliki vaskularisasi yang lebih jarang. Abses hepar atau kista juga
tidak memiliki vaskularisasi. Kamera scintillation yang dikombinasi dengan label in vivo In akan memperlihatkan vaskularisasi massa hepar dalam bentuk perfusi kapiler yang
sesuai dengan fase hepatogram angiografi selektif. Hasil suatu penelitian menunjukkan bahwa derajat perfusi dari filling defects sangat berkorelasi signifikan dengan adanya
neoplasma hepatik, terutama jika lesinya berupa hepatoma, abses, hematoma, atau kista soliter kongenital. Perfusi yang buruk dijumpai pada lesi metastase, cholangioma, dan
hepatoma dengan nekrosis sentral, sehingga tidak dapat membedakan ketiga lesi ini. Hepatoma dengan nekrosis sentral termasuk kelompok dengan perfusi buruk
karena adanya pengaruh ’blood pool’ liver di sekitar area nekrosis. Scanning ’blood pool’ liver setelah In intravena dilaporkan dapat membantu memperjelas sumber awal dari lesi
intrahepatik. Gallium-67-sitrat dapat membantu membedakan defek liver fokal yang terdeteksi pada scan TcS colloid. Suatu defek liver fokal yang mengambil lebih banyak
gallium daripada parenkim normal sekitarnya cenderung merupakan suatu kanker ata abses daripada kondisi yang benigna.
Suatu studi perfusi yang dikombinasikan dengan TcS-colloid liver scintiphotography memiliki keuntungan dapat membedakan hepatoma dan massa jinak.
Selain itu, teknik ini tidak membutuhkan kateterisasi intra-arterial dan dapat dilakukan pada pasien rawat jalan. Oleh karena itu, pemeriksaan ini berguna untuk meneliti lesi
massa hepar terutama pada negara dengan prevalensi hepatoma dan abses yang tinggi.
II.8.STADIUM Evaluasi dan terapi pada pasien hepatoma tergantung dari stadium yang akurat.
Disini akan diperlihatkan stadium berdasarkan American Joint Commision of Cancer. Stadium I
T1N0M0 Stadium II
T2N0M0 Stadium III A
T3N0M0
Universitas Sumatera Utara
Stadium III B T4N0M0 atau T1N1M0
Stadium III C T_N0-1 M1
Stadium IV T_NM1
T1 : Bentuk soliter dan tanpa invasi ke vaskuler
T2 : Bentuk soliter dengan invasi ke vaskuler.
Multipel ukuran 5cm T3
: Multipel ukurran 5cm Infiltrasi ke cabang – cabang utama vena portal atau vena hepatica.
T4 : Meluas ke organ lain dari gallbladder
Perforasi peritoneum visceral N1
: Limf node regional. M1
: Metastasis jauh.
15
Klasifikasi Child-Pugh Kriteria
1 2
3 Bilirubin
2 mgdl 2-3 mgdl
3mgdl Serum Albumin
3,5 gdl 2,8-3,5 gdl
2,8 gdl INR
1,70 1,71-2,20
2,20 Asites
Asites - Asites terkontrol
Asites tidak terkontrol
Ensepalopati Ensepalopati -
Ensepalopati terkontrol
Ensepalopati tidak terkontrol
Interpretasi : Child class A : 5-6 Child class B : 7-9
Child class C : 10-15
Universitas Sumatera Utara
II.9. DIFFERENSIAL DIAGNOSA