Pergaulan Yanki di Jepang Perkembangan Jaringan Yanki dalam Keluarga Yakuza di Jepang

番, dan di sekolah dasar dan bawah, istilah untuk banch ō adalah gakitaish ō 大将. Pada kenyataannya, meskipun, banch ō menjadi semakin langka di tahun 1970, dan pada 1980-an istilah relatif kuno. Sisa-sisa dari kata tersebut masih tetap, meskipun, seperti dalam julukan untuk baseball pemain Kazuhiro Kiyohara dan Daisuke Miura . Pada akhir abad ke-20, istilah ini hampir tidak ada sama sekali, meskipun kelompok penjahat yang melakukan kejahatan mulai menonjol.Istilah menjadi gelar kehormatan untuk orang dengan kepribadian dan kepemimpinan yang berdiri terhadap unsur-unsur yang sulit, dan pada gilirannya, konotasi negatif dari kata itu berkurang. Hal ini juga menjadi istilah menghina bagi orang yang memiliki banyak keberanian. Di sisi lain, di dunia manga, karena sebuah tendangan, sebuah genre yang disebut banch ō manga telah dibuat, dengan ada menjadi berbagai jenis banch ō. Di beberapa sekolah, siswa akan mengadakan pemilihan untuk memilih banch ō rahasia. Sesekali akan ada perkelahian antara banchō dan bawahan mereka, yang kalah dari yang akan menjadi bawahan pemenang. Di Jepang, Bancho adalah julukan bagi pemimpin sebuah geng dalam dunia sekolah.

2.3 Pergaulan Yanki di Jepang

Setiap subkultur yang ada biasanya memiliki tempat-tempat pergaulan tertentu. Yanki yang merupakan salah satu subkultrural di Jepang, biasanya Universitas Sumatera Utara pergaulan nya sangatlah bebas. Pergaulan yang yang dikategorikan bebas ini misalnya mereka anak-anak yanki berkumpul di klub-klub malam. Mereka juga erat kaitan pergaulan nya dengan kelompok mafia yang sangat berpengaru di Jepang yaitu Yakuza. Sudah menjadi hal yang sangat biasa terlihat jika anak-anak dalam kelompok yanki bergaul dengan anggota dari mafia Jepang tersebut. Tempat bergaul anak-anak Yanki lainnya yaitu tempat perjudian yang biasa disebut dengan Pachinko チンコ . Pachinko adalah permainan ketangkasan asal Jepang yang digunakan sebagai rekreasi permainan arkade atau sebagai mesin perjudian. Permainan ini adalah campuran dari mesin slot dan pinball. Pemain hanya mengontrol kecepatan yang terdapat banyak bola baja kecil yang dilemparkan ke dalam mesin pachinko. Pachinko sangat banyak ditemui di sudut-sudut kota di Jepang dan banyak digemari oleh masyarakat Jepang termasuk anak-anak Yanki. Pergaulan lainnya dalam kehidupan Yanki adalah pergaulan bebas. Anak- anak Yanki yang berjenis kelamin perempuan ada juga yang menjual dirinya ataupun berhubungan dengan suami orang. Tidak menjadi hal yang mengherankan terutama dalam kalangan anak-anak Yanki. Universitas Sumatera Utara BAB III PERKEMBANGAN YANKI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DI JEPANG

3.1 Perkembangan Jaringan Yanki dalam Keluarga Yakuza di Jepang

Yanki sangatlah erat kaitan nya dengan yakuza karena kebanyakan dari anggota yakuza memiliki anak remaja yang masuk dalam kelompok yanki. Yakuza dari やくざ atau ヤクザ atau Gokud ō 極道 adalah nama dari sindikat terorganisir di Jepang. Organisasi ini sering juga disebut mafia Jepang , karena ada kesamaan dengan bentuk organisasi yang asalnya dari Italia tersebut. Sejarah panjang Yakuza dimulai kira-kira pada tahun 1612 , saat Shogun Tokugawa berkuasa dan menyingkirkan shogun Kasai sebelumnya. Pergantian ini mengakibatkan kira-kira 500.000 orang samurai yang sebelumnya disebut hatomo-yakko pelayan shogun menjadi kehilangan tuan, atau disebut sebagai kaum ronin . Shogun Kasai adalah salah satu Marga terbesar di Jepang dan sangat berpengaruh hingga saat ini. Seperti kata pepatah : orang yang hanya punya martil cenderung melihat segala sesuatu bisa beres dengan dimartil, demikian juga dengan kaum ronin ini. Banyak dari mereka menjadi penjahat dan centeng. Mereka disebut sebagai kabuki-mono atau samurai nyentrik urakan yang ke mana-mana membawa pedang. Mereka berbicara satu sama lain dalam bahasa slang dan kode rahasia. Terdapat kesetiaan tinggi di antara sesama ronin sehingga kelompok ini sulit dibasmi. Universitas Sumatera Utara Untuk melindungi kota dari para kabuki-mono, banyak kota-kota kecil di Jepang membentuk machi-yokko satuan tugas satgas desa . Satgas ini terdiri dari para pedagang, pegawai, dan orang biasa yang mau menyumbangkan tenaganya untuk menghadapi kaum kabuki-mono. Walaupun mereka kurang terlatih dan jumlahnya sedikit, tetapi ternyata para anggota machi-yokko ini sanggup menjaga daerah mereka dari serangan para kabuki-mono. Di kalangan rakyat Jepang abad ke-17, kaum machi-yokko ini dianggap seperti pahlawan. Masalah jadi rumit, karena setelah berhasil menggulingkan para ronin, para anggota machi-yokko ini malah meninggalkan profesi awal mereka dan memilih jadi preman . Hal ini diperparah lagi dengan turut campurnya Shogun dalam memelihara para machi-yokko ini. Ada dua kelas profesi para machi- yokko, yaitu kaum Bakuto penjudi dan Tekiya pedagang. Namanya saja kaum pedagang tetapi pada kenyataannya, kaum Tekiya ini suka menipu dan memeras sesama pedagang. Walau begitu, kaum ini punya sistem kekerabatan yang kuat. Ada hubungan kuat antara Oyabun Bos bapak dan Kobun bawahan anak, serta Senpai-Kohai Senior - Junior yang kemudian menjadi kental di organisasi Yakuza. Waktu pun berlalu, kaum Bakuto dan Tekiya menjadi satu identitas sebagai Yakuza. Kaum yang asalnya bertugas melindungi masyarakat – menjadi ditakuti masyarakat. Para pimpinan Jepang memanfaatkan hal ini untuk mengendalikan masyarakat dan menggerakkan nasionalisme. Yakuza ikut direkrut oleh pemerintah Jepang dalam aksi pendudukan di Manchuria dan Cina oleh Jepang tahun 1930-an. Para Yakuza dikirim ke daerah tersebut untuk merebut tanah, dan memperoleh hak monopoli sebagai imbalan. Universitas Sumatera Utara Peruntungan kaum Yakuza berubah setelah Jepang menyerang Pearl Harbor . Militer mengambil alih kendali dari tangan Yakuza. Para anggota Yakuza akhirnya harus memilih apakah bergabung dalam birokrasi pemerintah, jadi tentara atau masuk penjara. Dapat dikatakan pamor Yakuza menjadi tenggelam. Setelah Jepang menyerah, para anggota Yakuza kembali ke masyarakat. Muncul satu orang yang berhasil mempersatukan seluruh organisasi Yakuza. Orang itu adalah Yoshio Kodame , seorang eks militer dengan pangkat terakhir Admiral Muda yang dicapainya di usia 34 tahun. Yoshio Kodame berhasil mempersatukan dua fraksi besar Yakuza, yaitu Yamaguchi-gumi yang dipimpin Kazuo Taoka , dan Tosei-kai yang dipimpin Hisayuki Machii . Yakuza pun bertambah besar keanggotaannya terutama di periode 1958-1963 saat organisasi Yakuza diperkirakan memiliki anggota 184.000 orang atau lebih banyak daripada anggota tentara angkatan darat Jepang saat itu. Yoshio Kodame dinobatkan sebagai godfather-nya Yakuza. Dalam keluarga Yakuza, anak-anak mereka yang telah remaja secara otomatis masuk ke dalam kelompom Yanki. Hubungan keduanya sangat lah erat, karena pergaulan Yanki dan Yakuza pun berada di daerah atau zona yang hamoir tidak jau berbeda. Karena dalam keluarga Yakuza, hidup Yakuza yang mewah juga menunjamg anak-anak mereka dalam kelompok Yanki tersebut. Pergaulan Yanki pun tidak jauh dari alkohol, narkoba, bahkan seks bebas. Tetapi ada beberapa akibat yang ditimbulkan karena Yanki tersebut merupakan anak Yakuza, antara lain : 1. Pengalaman buruk dan menyedihkan jika suatu saat Yakuza tersebut bangkrut. Universitas Sumatera Utara 2. Cemoohan dari berbagai pihak karena tidak semua bisa menerima adanya yakuza tersebut. 3. Tekanan batin. 4. Kekerasan fisik. 5. Beban psikologis dalam hidupnya. Dan bukan menjadi hal yang mengherankan hubungan antara Yanki dan yakuza, karena hubungan di dalam keluarga masing-masing yakuza pun sangat erat. Anak-anak dari kelompok yakuza tersebut pun ada yang dididik untuk menjadi yakuza generasi berikutnya dan dalam keluarga masing-masing ditanamkan bagaimana menjadi seorang yakuza profesional. Tetapi menjadi seorang yakuza tidak selamanya mulus, ada masa dimana seorang yakuza mengalami kebangkrutan sehingga terlilit hutang dimana-mana. Inilah juga salah satu penyebab anak-anak dari anggota yakuza menjadi seorang Yanki. Bahkan remaja-remaja tersebut menjual dirinya demi membayar hutang orangtua nya kepada para penagih hutang.

3.2 Pengaruh Yanki dalam Kehidupan Sosial di Jepang