Karena setiap surat kabar mempunyai pola isi tertentu dalam satu minggu, maka untuk mewakili hari-hari dalam seminggu secara merata, satu edisi diambil secara
acak dari pekan pertama bulan Maret 2007. Edisi kedua diambil pada hari berikutnya dari sampel pertama, yaitu dari pekan kedua bulan Maret 2007. Edisi
Ketiga diambil dari hari berikutnya dari sampel kedua, yaitu pekan ketiga bulan Maret 2007. Dan untuk lebih jelas dapat dilihat sebagai berikut:
1. Harian Analisa dan harian Global terbitan Jumat, 2 Maret 2007. 2. Harian Analisa dan harian Global terbitan Sabtu, 10 Maret 2007.
3. Harian Analisa dan harian Global terbitan Senin, 12 Maret 2007. 4. Harian Analisa dan harian Global terbitan Selasa, 20 Maret 2007.
5. Harian Analisa dan harian Global terbitan Rabu, 28 Maret 2007. 6. Harian Analisa dan harian Global terbitan Kamis, 5 April 2007.
7. Harian Analisa dan harian Global terbitan Jumat, 13 April 2007. 8. Harian Analisa dan harian Global terbitan Sabtu, 21 April 2007.
3.2.3 Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh berita dan opini yang dimuat
dalam sampel yang telah ditentukan.
3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Studi Kepustakaan Dalam penelitian ini digunakan bahan-bahan pustaka dan literatur
yang dianggap relevan dengan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
2. Analisis Isi Surat Kabar Pengukuran dilakukan berdasarkan sentimeter persegi cm
2
. Bagian yang dihitung adalah ruang berita. Bagian-bagian yang kurang dari 0,5 tidak
masuk dalam perhitungan, sedangkan bagian yang ukurannya 0,5 atau lebih dibulatkan keatas. Teks dan judul dihitung bersama-sama dengan berita.
Foto dan keterangannya dianggap berita tersendiri, tetapi kalau bertalian dengan artikel yang ada didekatnya, maka seluruh konteks digunakan untuk
menetapkan dalam kategori mana konteks terus harus dimasukkan. Karikatur ditangani sebagai hal tersendiri.
Dari sampel yang telah ditetapkan, selanjutnya dipilih 140 berita secara acak untuk kemudian diukur oleh pengkoding pertama. Dalam penelitian ini juga
digunakan dua pengkoding yaitu pengkoding pertama adalah peneliti sendiri, sedangkan pengkoding kedua adalah mahasiswa jurusan ilmu
komunikasi. Setelah sampel diukur oleh pengkoding pertama, kemudian dikoding lagi oleh pengkoding kedua dan hasilnya dibandingkan.
Untuk melihat tingkat reliabilitas diantara kedua kelompok surat kabar digunakan rumus Holsty :
Reliabilitas = _2M__ Rachmat Kriyantono, 2006: 235
N1+N2 M
= Jumlah kesepakatan diantara kedua pelaku koding
N1 dan N2 = Jumlah berita yang diukur pengkoding pertama
dan kedua
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya untuk memperkuat hasil uji reliabilitas di atas, digunakan rumus Scott sebagai berikut:
pi = Observed Agreement - Expected Agreement 1 - Expected Agreement
Di mana : pi adalah nilai keterandalan Rachmat Kriyantono, 2006: 235.
3. Wawancara Wawancara dilakukan dengan pemimpin redaksi kedua surat kabar atau
yang berwewenang mewakilinya. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui kebijakan isi kedua surat kabar.
3.4 TEKNIK ANALISIS DATA
1. Untuk menguji hipotesis digunakan analisis varians anava satu arah dengan taraf signifikansi 5 Sutrisno Hadi, 2001: 371-379.
Σ fx
tot
2 DK
tot =
Σ fx2
tot - N
DK
ant =
Σfx1
2
+ Σfx2
2
+ ...+ Σfxm
2
-
Σ fx
tot
2
n1 n2 nm N
DK
dal =
DK
tot -
DK
ant
MK
ant =
DK
ant
db
ant
MK
dal =
DK
dal
db
dal F
=
MK
ant
MK
dal
DK
tot = Jumlah kuadrat total
DK
ant = Jumlah kuadrat antara
DK
dal = Jumlah kuadrat dalam
Universitas Sumatera Utara
MK
ant = Mean kuadrat antara
MK
dal = Mean kuadrat dalam
db
ant = Derajat kebebasan antar kelompok, diperoleh dari jumlah
kelompok dikurangi 1 atau m-1
db
dal = Derajat kebebasan dalam kelompok,
db
tot dikurangi dengan
db
ant, sedang
db
tot = N-1 N
= kelompok kategori
fx
tot = total ruang surat kabar dalam tabel anava
fx1,2,m = jumlah ruang surat kabar dalam satu kelompok
n = jumlah kategorisasi
F = angka perbandingan antara
MK
ant dan
MK
dal. F yang kita peroleh F empiris kita bandingkan dengan F
dalam tabel F teoritis. Jika
F
empiris ≤
F
teoritis, maka hipotesis kita tolak, dan sebaliknya.
2. Analisis Tabel Tunggal Tabel tunggal akan memuat hasil pengukuran ruang berita seluruh sampel
berdasarkan kategori Deutchmann dan kategori cakupan isi dalam senti meter persegi cm
2
dan persentasenya. Selanjutnya, data dalam tabel dianalisis. 3. Untuk mengetahui niche breadth setiap surat kabar digunakan rumus :
A = 1 n
Rachmat Kriyantono, 2006: 273 Σ pi
2
i = 1 p = proporsi total penggunaan setiap kategori sumber i oleh surat kabar A.
Nilai A berkisar antara minimum 1 dan maksimum jumlah kategori yang digunakan A n.
Universitas Sumatera Utara
4. Untuk mengetahui niche overlap antara dua surat kabar digunakan rumus : n
di,j =
Σ pih-pjh
2
Rachmat Kriyantono, 2006: 274 n=1
di, j = jarak antara surat kabar i dan j.
h = kategori sumber penunjang yang dipergunakan kedua surat
kabar.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN