dalam habitat itulah yang disebut dengan niche. Masing-masing populasi mengonsumsi makanan di dalam niche-nya masing-masing.
Niche menurut Kamus Inggris – Indonesia karangan John M. Echols dan Hassan Sadily berarti ceruk, relung atau tempat. Jadi,
dalam suatu habitat terdapat banyak relung atau ceruk yang ditempati masing-masing populasi tertentu. Karenanya, Menurut Otto
Soemarwoto, niche merupakan cara hidup mahkluk hidup dalam habitatnya.
Niche surat kabar sebagai fungsi atau profesi adalah menyampaikan informasi, edukasi, hiburan dan kontrol sosial.
Fungsi atau ”niche” surat kabar tercermin dari isi yang ditampilkannya, yang kemudian dikonsumsi khalayak, dan pada
akhirnya akan mendatangkan iklan. Setiap surat kabar mencari sumber penunjang kehidupan pada
niche yang sama. Karena itu kompetisi dalam memperebutkan sumber penunjang kehidupan antar surat kabar tidak dapat dihindari.
2.4 EKOLOGI MEDIA
Ilmu komunikasi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat eklektik. Artinya, ilmu komunikasi banyak mengadopsi teori-teori dari
disiplin ilmu lain.
Universitas Sumatera Utara
Secara sosiologis, ekologi adalah hubungan antara penyebaran kelompok-kelompok manusia berkenaan dengan sumber materi, dan
menyebabkan terbentuknya pola-pola sosial dan budaya. Dan dalam lembaga surat kabar terdapat dua bentuk interaksi yaitu:
a. Interaksi internal, yaitu interaksi yang terjadi di antara
kelompok manusia pengelola surat kabar. b.
Interaksi ekstrenal, yaitu interaksi yang terjadi antara kelompok manusia pengelola surat kabar dengan kelompok manusia
pembaca. Interaksi-interaksi ini berkenaan dengan sumber material terutama
informasi. Informasi yang disajikan surat kabar dapat membentuk pola sosial budaya masyarakat – sesuai dengan kenyataan bahwa surat kabar
dapat membentuk opini publik. Pada akhirnya, pola sosial budaya masyarakat akan mempengaruhi orientasi surat kabar.
Pengaplikasian teori ekologi pada media massa bisa disebut sebagai ”ekologi media”. Ekologi Media berkenaan dengan hubungan
timbal balik antara media massa dengan lingkungan penunjangnya. Media berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi ini sama dengan hubungan
yang terjadi antara mahkluk hidup dengan lingkungan tempatnya hidup. Dalam proses interaksi ini memungkinkan terjadi kompetisi dalam
mempertahankan kehidupannya Rahmat Kriyantono, 2006:271-272.
2.5 TEORI NICHE
Universitas Sumatera Utara
Teori niche dapat digunakan untuk riset tingkat kompetisi antar media massa, baik surat kabar, radio maupun televisi. Teori ini juga dapat
digunakan untuk mengukur persaingan antar program PR beberapa perusahaan. Bagi prakitisi PR, riset ini berguna sebagai upaya melakukan
monitorring lingkungan eksternal, misalnya untuk mengukur persaingan dengan kompetitor Rahmat Kriyantono, 2006:271.
Teori niche sudah dikembangkan sejak tahun 1960-an oleh para pakar ekologi seperti R. Levins 1968, S.A. Levins 1957, Ricklefs
1979, E.R. Pianka 1975, dan R.H. Whittaker 1973. Yang menjadi fokus utama pembahasannya adalah mengenai proses, ciri-ciri, hubungan
dan interaksi antar populasi dalam upaya mempertahankan kehidupanya. Dan dalam upaya mempertahankan kehidupan setiap mahkluk
hidup membutuhkan sumber penunjang kehidupan yang ada disekitar lingkungannya. Oleh karena itu, perebutan untuk memperoleh sumber
penunjang kehidupan tidak dapat dihindari. Perebutan sumber-sumber penunjang kehidupan terjadi baik antar sesama warga populasi maupun
antar populasi. Perebutan sumber-sumber penunjang kehidupan tersebut merupakan suatu interaksi yang bersifat kompetisi. Dan kompetisi antar
sesama warga populasi cenderung lebih ketat dibandingkan dengan kompetisi antar populasi Tevfik Dalgic, 2007:90.
Niche oleh Dimmick didefinisikan sebagai semua komponen dari lingkungan dimana organisasi atau populasi berinteraksi. Menurut Levin,
Universitas Sumatera Utara
sifat interaksi antar mahkluk hidup yang tinggal dalam lingkungan populasi tertentu, tergantung pada tiga faktor,yaitu:
1. Niche Breadth: daerah atau ruang sumber penunjang kehidupan
yang ditempati oleh masing-masing individu atau tingkat hubungan antara populasi dengan sumber penunjang.
2. Niche Overlap: penggunaan sumber penunjang kehidupan yang
sama dan terbatas oleh dua mahkluk hidup atau lebih sehingga terjadi tumpang tindih atau derajat persamaan ekologis atau
kompetisi antarpopulasi dalam memperebutkan sumber penunjang.
3. Jumlah seluruh sumber daya yang dapat digunakan oleh
seliuruh populasi. Selanjutnya, kompetisi antar industri media adalah kompetisi untuk
memperebutkan sumber penunjang kehidupan. Menurut John W. Dimmick dan Eric Rothenbuhler, terdapat tiga sumber utama yang menjadi sumber
kehidupan industri media yaitu capital misalnya pemasukan iklan, types of content jenis isi media yang disajikan oleh suatu media, baik media
elektronik maupun media nonelektronik, dan types of audience jenis khalayak sasarannya.
Dengan demikian, kompetisi antar media pada dasarnya adalah kompetisi memperebutkan ketiga sumber tersebut. Namun penelitian ini
hanya difokuskan pada analisis berdasarkan types of content Rachmat Kriyantono, 2006:272-273.
Universitas Sumatera Utara
Secara ekologis ruang kehidupan dan tingkat persaingan media dapat diriset secara kuantitatif dengan menghitung besaran niche-nya yaitu
niche breadth dan niche overlap. Dalam niche breadth dikenal istilah spesialis dan generalis. Dikatakan spesialis apabila suatu media
menggantungkan kehidupannya terhadap satu jenis sumber penunjang. Dan dikatakan generalis apabila suatu media mempunyai sumber
penunjang kehidupan yang beragam. Sedangkan konsep niche overlap berkaitan dengan tingkat persaingan antarmedia dalam memperebutkan
tiga sumber kehidupannya Rachmat Kriyantono, 2006:273. Niche Ekologi Media dalam penelitian ini membahas kompetisi
antara dua surat kabar yaitu Harian ANALISA dan Harian GLOBAL dalam memperebutkan types of content. Berkenaan dengan konsep niche
breadth akan diidentifikasi di antara kedua surat kabar yang lebih spesialis, moderat, atau generalis types of content-nya. Berkenaan dengan konsep
niche overlap akan diidentifikasi seberapa ketat tingkat kompetisi antara kedua surat kabar dalam memperebutkan types of content tersebut.
Kompetisi antar industri surat kabar dalam memperebutkan types of content menurut Jacob Oetama meliputi kompetisi interen dan eksteren.
Kompetisi interen terletak pada jalur kesatuan proses produksi. Semua bidang berlomba menghasilkan kualitas kerja yang optimal. Kompetisi
eksteren terletak pada kompetisi dengan kejadian-kejadian yang harus menjadi nilai pokok isi surat kabar. Kompetisi eksteren dan interen ini
bermuara pada kompetisi suatu surat kabar dengan surat kabar lain dalam
Universitas Sumatera Utara
menampilkan peristiwa-peristiwa menjadi isi surat kabar masing-masing Jakob Oetama, 1989:135.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN