Muhammad Ibnu Abdul Wahab disebut-sebut sebagai aplikator pemikiran tauhid Ibnu Taimiyah,
apa dan bagaimana pemikiran dan gerakannya?
TAUHID DALAM PEMIKIRAN MUHAMMAD IBNU ABDUL WAHAB Oleh : budi santosa
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Persoalan tauhid adalah elemen paling penting dalam meyakini islam sebagai sebuah agama. Islam terlahir sebagai sebuah agama yang membawa risalah, yang
salah satunya adalah peng-Esaan Allah sebagai Tuhan satu-satunya, al-qur’an sendiri menjelaskan bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa syirik atau
mengakui keberadaan Tuhan selain Dia dan hanya akan mengampuni dosa selain dosa syirik. Penulis menyebutnya sebagai hak yang paling otoriter yang di miliki
sang Khalik kepada semua makhluknya.
Konsekwensi dari itu semua adalah, ketika seorang anak manusia memilih islam sebagai agama yang ia yakini maka secara otomatis persyaratan pertama adalah
pengakuan Allah sebagai Tuhan satu-satunya, dengan mengesampingkan tuhan- tuhan yang lainnya, sebagaimana perjanjian “alastubirabbikum qaaluu bala
syahidna” ketika seorang anak manusia berada dalam perut ibunya. Konsekwensi itu kemudian menjalar menjadi konsekwensi-konsekwensi lainnya dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari, baik itu hubungan vertikal maupun horizontal atau bahasa al-qur’annya “hablumminallah wa hablumminannas”. Muhammad
Rasulullah sendiri di utus untuk membawa risalah tentang peng-Esaan kepada Allah sebagaimana Nabi-nabi sebulum dia.
Dalam panggung sejarah ummat islam persoalan ketauhidan, oleh ahli sejarah dimasukkan ke dalam wilayah kajian teologi, salah satu cabang keilmuan yang
mendiskusikan tentang Tuhan. Pada awal mulanya persoalan teologi berasal dari persoalan politik yang sampai berabad-abad timbul tenggelam dalam drama
sejarah ummat islam. Khusus untuk persoalan ketauhidan, tentu kita akan diingatkan oleh beberapa tokoh yang menonjol dalam lapangan ketauhidan.
Sebutlah diantaranya adalah Imam Ahmad bin Hanbal, Ibnu Taimiyah dan Muhammad Ibnu Abdul Wahab. Untuk nama tokoh yang terakhir disebut tadi
adalah salah seorang tokoh yang paling berpengaruh setelah abad ke-18 Masehi, bahkan pengaruhnya masih terasa sampai sekarang. Kalau Imam Ahmad bin
Hanbal dan Ibnu Taimiyah meletakkan dasar-dasar pemikiran tentang ketauhidan maka Muhammad Ibnu Abdul Wahab adalah mesin aplikasi dari pemikiran
ketauhidan ke dua tokoh tersebut. Muhammad Ibnu Abdul Wahab tidak sekedar mempublikasikan pemikiran-pemikiran ketauhidannya, tetapi ia mempunyai
gerakan terorganisir dalam menerapkan dan menjalankan pemikiran-pemikiran ketauhidannya, dan inilah yang membedakan Muhammad Ibnu Abdul wahab
dengan tokoh-tokoh lainnya. Sudah barang tentu sepak terjang Muhammad Ibnu Abdul wahab dalam menjalankan aksi dan pemikirannya menuai pro dan kontra
bukan hanya pada saat ia hidup bahkan pro kontra itu masih menjadi diskusi menarik sampai hari ini. Apa dan bagaimana corak pemikiran tauhid serta gerakan
Muhammad Ibnu Abdul Wahab? Maka tulisan sederhana ini akan mencoba menguraikan dan menjawab pertanyaan itu.
BAB II PEMBAHASAN