Dari segi kepribadian Muhammad Ibnu Abdul Wahab. Menurut hemat Dari segi hierarki pemikiran ketauhidan. Apa yang terjadi pada kasus Dari segi metode dakwah. Menurut hemat penulis cara berdakwah

mereka menjadi suatu peperangan yang dalam catatan sejaran Indonesia dikenal dengan nama “perang padri” A. Hanafi, 2003. Berbeda dengan pandangan barat tentang aliran wahabi. Nataja J. Delong-Bas 2004 dalam bukunya “wahhabi islam, from revival and reform to global jihad” ia menjelaskan bahwa aliran wahabi yang dikembangkan oleh Muhammad Ibnu Abdul Wahab adalah sumber dari gerakan islam radikal yang memicu aksi-aksi terorisme. Gerakan dakwah dengan menggunakan kekerasan yang dilakukan oleh gerakan wahabi memberikan inspirasi kepada para teroris dalam melakukan aksi “jihad”nya.

D. Analisis dan Kritik

Dalam sub bab ini penulis akan menganalisa sekaligus mengkritik pemikiran dan gerakan tokoh Muhammad Ibnu Abdul Wahab dalam beberapa segi : 1. 1. Dari segi kepribadian Muhammad Ibnu Abdul Wahab. Menurut hemat penulis tokoh Muhammad Ibnu Abdul Wahab adalah seorang anak manusia yang terlahir dengan karakter, prinsip,kecerdasan dan kepribadian kuat serta sedikit tempramen dan mempunyai kemampuan mempengaruhi orang banyak. Hal ini terbukti dari gerakan yang dibangun Muhammad Ibnu Abdul Wahab mempunyai pengikut yang banyak serta mampu mempengaruhi kerajaan Saudi Arabia untuk menjalankan dakwahnya. Hanya karakter dan kepribadian seperti itulah yang bisa membuat perubahan-perubahan dalam masyarakat yang sudah jumud terhadap sebuah tradisi. 2. 2. Dari segi hierarki pemikiran ketauhidan. Apa yang terjadi pada kasus Muhammad Ibnu Abdul Wahab dari sisi hierarki pemikiran adalah proses geneologi atau evolusi pemikiran yang berasal dari Imam Ahmad bin Hanbal sekitar abad ke-3 Hijriyah kemudian diadopsi dan direkonstruksi oleh Ibnu Taimiyah pada abad ke-7 Hijriyah, selanjutnya pemikiran ketauhidan ke dua tokoh tersebut terutama Ibnu Taimiyah, dieksekusi oleh Muhammad Ibnu Abdul Wahab dalam bentuk aksi dan gerakan. Aksi dan gerakan inilah yang membedakan ke tiga tokoh tersebut. Ibnu Taimiyah berdakwah dengan karya-karyanya sedangkan Muhammad Ibnu Abdul Wahab dengan aksi dan gerakannya. Sebab, menurut Muhammad Ibnu Abdul Wahab sendiri “bahwa ketauhidan yang benar dan lurus selama hanya dalam bentuk kata-kata tidak akan mempunyai arti, apabila tidak diikuti oleh tindakan dan perbuatan” Sebagaimana yang dikatakan oleh mantan penguasa komunisme, Vladimir Illiyich Lenin bahwa “sebuah ide dan pemikiran tidak akan pernah menjadi kenyataan tanpa adanya tindakan dan gerakan revolusioner”. 3. 3. Dari segi metode dakwah. Menurut hemat penulis cara berdakwah dengan melakukan kekerasan bukanlah cara yang benar, walaupun dengan alasan menegakkan ketauhidan, karena Allah sendiri dalam al-Qur’an surat an-Nahl ayat 125 berfirman : 4. 4. äí÷‰ 4‰nΠȉÎ6y‰ y7Înu‰ ÏpyJõ3Ïtø:Î ÏpsàÏãöqyJø9ur ÏpuZ|