Hakikat Efektifitas Pembelajaran Bahasa

disebut jelek jika angka atau nilai yang diperoleh siswa termasuk dalam kategori jelek.

2. Hakikat Efektifitas Pembelajaran Bahasa

Efektifitas pembelajaran bermanfaat untuk menghasilkan tujuan pembelajaran yaitu menggunakan prosedur yang tepat dalam pencapaian hasil belajar. Menurut Arends 1989 bahwa terdapat empat karakteristik yang mempunyai tingkat paling tinggi sebagai syarat efektifitas pembelajaran melalui mengajar efektif, yaitu: 1 effective teachers have control of knowledge base that guides the art of teaching, 2 effective teachers have a repertoire of best pratice, 3 effective teachers have attitudes and skills for reflectiob and problem solving, 4 effective teacher consider learning to teach a life long process. Keempat karakteristik tersebut di atas memberi penekanan dalam pembelajaran efektif yaitu upaya penyadaran dan penguasaan proses kegiatan belajar mengajar yang sistematik untuk membantu seseorang melakukan kegiatan belajar mengajar agar mereka mampu mengubah, mengembangkan, dan mengendalikan sikap dan prilakunya yang bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya secara efektif dan efisian. Lowman dalam Centra 1987 mengusulkan model dua dimensional two dimensional model untuk mencapai efektifitas pembelajaran. Dimensi pertama disebut perangsangan intelektual intellectual excitement, yang mencakup dua hal, yaitu apa yang diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Kemampuan- kemampuan yang dibutuhkan untuk komunikasi yang jelas meliputi isi yang akurat dan tuntas, kemampuan menganalisis, mengintegrasikan, menerapkan, mengevaluasi informasi, dan kemampuan untuk mengorganiser mata pelajaran. Keahlian teknik berbicara-umum membutuhkan apa yang disebut kemampuan- kemampuan tenaga pendidik seperti kemampuan menggunakan suara, gerakan-gerakan tubuh, gerak-gerik untuk merangsang perasaan, menghargai waktu dan kemampuan memusatkan energi ke dalam prilaku mengajar. Dimensi kedua adalah mengadakan hubungan antar orang interpersonal rapport, mencaup kesadaran tenaga pendidik tentang gejala perorangan dan kemampuan berkomunikasi yang dapat menolong motivasi pebelajar, rasa senang dan belajar mandiri. Kegiatan pembelajaran yang diprogramkan guru merupakan kegiatan integralistik antara guru dan peserta didik. Kegiatan pembelajaran secara metodologis berakar dari pihak guru, dan kegiatan belajar secara pedagogis terjadi pada diri peserta didik Rasyad, 2004. Situasi yang memungkinkan terjadinya belajar mengajar yang optimal bila guru mampu menciptakan situasi belajar learning situation sehingga peserta didik dapat berinteraksi dengan guru secara intensive, berdasarkan agenda yang telah diprogramkan guru. Situasi belajar mengajar akan lebih hidup atau harmonis bila ditunjang dengan penggunaan metode mengajar yang serasa dan media yang tepat. Selanjutnya Rasyad 2004 juga menjelaskan bahwa kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen yaitu: peserta didik, guru, tujuan pembelajaran, isi pelajaran, metode mengajar yang digunakan, media dan evaluasi. Dari pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu kegiatan pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila komponen-komponen pembelajaran lengkap dan saling mendukung satu dengan yang lainnya. Morisson, Ross dan Kemp 2001 bahwa terdapat empat pertanyaan kunci untuk merencanakan kegiatan pembelajaran, yaitu: 1 Untuk siapa program pembelajaran dikembangkan? 2 Apa tujuan dari kegiatan pembelajaran tersebut? 3 Bagaimanakah struktur isi materi pelajaran diajarkan? dan 4 Bagaimanakah mengukur keberhasilan program pembelajaran?. Keempat faktor tersebutlah yang menjadi komponen dasar – siswa yang belajar – tujuan – metode, dan evaluasi – sebagai kerangka kerja untuk mendesain sistem pembelajaran yang tepat. Lebih lanjut, dinyatakan bahwa keempat komponen tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan antara keempat komponen dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Siswa Metode Tujuan Evaluasi Gambar 1. Komponen Dasar Desain Pembelajaran Keberhasilan pembelajaran tidak selalu disertai dengan keefektifan. Keberhasilan pembelajaran dikatakan efektif bila terdapat keampuhan pelaksanaan pembelajaran sebagai usaha untuk keseimbangan yang dinamis antara kualitas dan kuantitas pembelajaran, Disamping keterbatasan sumber dana dan biaya yang ada. Sebaliknya keberhasilan pembelajaran dikatakan tidak efektif apabila pembelajaran itu tidak dapat mencapai sasaran. Miarso 2004 mendefenisikan bahwa pembelajaran yang efektif sebagai pembelajaran yang menghasilkan manfaat dan bertujuan bagi siswa melalui pemakaian prosedur pembelajaran yang tepat. Dune dan Wragg 1996 menjelaskan bahwa efektivitas pembelajaran dalam praktek pembelajaran merupakan hal-hal apa saja yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa belajar. Selanjutnya Dune dan Wragg 1996 juga menjelaskan bagaimana karakteristik suatu pembelajaran dikatakan efektif. Karakteristik pertama, yaitu “memudahkan siswa belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep dan bagaimana hidup serasa dengan sesama, atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan. Pengertian sesuatu “bermanfaat” memadukan isi dan nilai sekaligus dalam pembelajaran. Keterampilan bukan konsep yang berdimensi tunggal atau unidimensional. Mengajar seseorang untuk mencuri boleh menurut pengertian tertentu dilakukan dengan kemahiran tinggi, tetapi akan mengundang celaan bukan pujian. Karakteristik kedua dari pembelajaran efektif adalah bahwa keterampilan tersebut diakui bagi orang-orang yang berkompeten menilai, seperti guru, pengawas, tutor dan sebagainya. Wotruba dan Wright dalam Miarso 2004 menjelaskan bahwa ada tujuh indikator yang menjadi dasar sebuah pembelajaran dikatakan efektif, yaitu, 1 pengorganisasian kuliah dengan baik, 2 komunikasi secara efektif, 3 penguasaan terhadap materi, 4 sikap positif terhadap peserta belajar, 5 pemberian ujian dan nilai yang adil, 6 keluwesan dalam pendekatan dalam pengajaran, dan 7 hasil belajar siswa yang baik. Licio 1979 memandang pembelajaran efektif dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu: 1 proses, 2 karakteristik guru, dan 3 hasil. Pertama, proses pembelajaran menyangkut prilaku guru yang dinilai berdasarkan standar penampilan, misalnya bagaimanakah guru membuat perencanaan pembelajaran, menyajikan serta mengevaluasi pembelajaran. Kedua, karakteristik guru berkaitan dengan intelegensi, kesopanan, kefasihan berbahasa, kepribadian, kesehatan, kejujurannya. Ketiga, kriteria hasil yakni tingkat perubahan prilaku siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pada penelitian ini, keefektifan pembelajaran dari segi proses. Depdikbud 1982 menjelaskan ada tiga komponen kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam mengajar, yaitu: 1 kemampuan merencanakan pembelajaran, 2 kemampuan melaksanakan pembelajaran, dan 3 kemampuan melaksanakan hubungan antar pribadi. Mouly 1977 mengelompokkan kemampuan guru menjadi, 1 mengarahkan dan memotivasi siswa, 2 memberikan pengalaman belajar, 3 mengembangkan kepribadian siswa secara menyeluruh. Berdasarkan uraian teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan yang menjadi indikator sebuah pembelajaran efektif adalah, 1 merencanakan pembelajaran, 2 melaksanakan pembelajaran, 3 evaluasi pembelajaran, 4 memotivasi siswa, dan 5 melaksanakan hubungan antar pribadi.

3. Hakikat Aktivitas Belajar Siswa