28
4. Risiko Profesi Akuntan Publik a. Pengertian Risiko
Risiko adalah kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan. Biasanya muncul sebagai sebab dari
ketidakpastian Mamduh, 2009: 1. Suharto 1999:439 mendefinisikan risiko sebagai kemungkinan terjadinya peristiwa di luar yang
diharapkan. Risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya kerugian yang tidak diinginkan atau tidak terduga dari berbagai sumber.
Atau dengan kata lain, kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian yang dapat berasal dari berbagai sumber Pribadi, 2016:
12. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
risiko adalah suatu potensi terjadinya peristiwa yang tidak diharapkan dan sifatnya merugikan. Risiko muncul sebagai sebab dari
ketidakpastian yang dapat berasal dari berbagai sumber.
b. Risiko Profesi Akuntan Publik
Dalam pelaksanaan suatu audit, terdapat kemungkinan bahwa pengujian audit yang dilakukan oleh auditor tidak mampu
mengungkapkan adanya suatu penyimpangan dalam sampel. Penyebabnya ialah pertama karena auditor gagal mengetahui adanya
penyimpangan dan kedua karena tidak tepat atau tidak efektifnya prosedur audit Jusup, 2014: 546-547. Kegagalan auditor mengetahui
adanya penyimpangan dalam sampel dapat menyebabkan auditor
29 mencapai suatu kesimpulan atau opini yang salah. Dalam hal ini pihak
auditor akan dianggap lalai. Sesuai dengan pasal 26 UU tentang Akuntan Publik tahun 2011 yang berbunyi “Akuntan Publik
bertanggung jawab atas jasa yang diberikan”, maka auditor dapat dituntut dan bila terbukti bersalah, auditor harus bersedia menerima
konsekuensi hukum sesuai dengan ketentuan Undang-Undang tentang Akuntan Publik yang berlaku.
Berikut Ketentuan Pidana yang terdapat dalam Undang-Undang tentang Akuntan publik Tahun 2011, pasal 55
– 58: Pasal 55
a Akuntan Publik yang melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi, danatau memalsukan data yang berkaitan dengan jasa
yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat 1 huruf j; atau
b Dengan sengaja melakukan manipulasi, memalsukan, danatau menghilangkan data atau catatan pada kertas kerja atau tidak
membuat kertas kerja yang berkaitan dengan jasa yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 sehingga tidak dapat
digunakan sebagaimana mestinya dalam rangka pemeriksaan oleh pihak yang berwenang dipidana dengan pidana penjara paling lama
5 lima tahun dan pidana denda paling banyak Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah.
Pasal 56 Pihak terasosiasi yang melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 55 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan pidana denda paling banyak Rp
300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah.
Adapun ketentuan mengenai Kadaluwarsa Tuntutan atau Gugatan sesuai dengan Undang-Undang tentang Akuntan Publik tahun
2011 adalah sebagai berikut: Pasal 58
1 Akuntan Publik yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 dibebaskan dari tuntutan pidana apabila perbuatan
30 yang dilakukan telah lewat dari 5 lima tahun terhitung sejak
tanggal laporan hasil pemberian jasa. 2 Akuntan Publik dibebaskan dari gugatan terkait dengan pemberian
jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 dan ayat 3 apabila perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 yang
dilakukan telah lewat dari 5 lima tahun terhitung sejak tanggal laporan hasil pemberian jasa.
Berdasarkan pada pasal 11 ayat 2 poin d Undang-Undang tentang
Akuntan publik tahun 2011, bahwa izin Akuntan Publik akan dicabut jika akuntan publik dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini. Dengan demikian, tentu lah izin praktik akuntan publik akan dicabut ketika seorang
akuntan publik terkena pidana seperti yang telah disebutkan di atas. Ketika izin Akuntan Publik telah dicabut, seorang Akuntan Publik tidak
lagi diperkenankan untuk mendapatkan perizinan untuk berpraktik kembali.
B. Penelitian Relevan
1. Adi Surono Putro 2012 Adi Surono Putro 2012 melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat Mahasiswa Program Studi Akuntansi untuk Berkarier menjadi Akuntan Publik”. Adapun faktor-
faktor yang digunakan antara lain nilai intrinsik pekerjaan, penghasilan, pertimbangan pasar kerja, serta kelebihan dan kelemahan Profesi Akuntan
Publik. Penelitian dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta menggunakan angket dengan syarat Mahasiswa Program Studi Akuntansi
tersebut telah menempuh Mata Kuliah Pengauditan I dan II. Hasil
31 penelitian menunjukkan bahwa variabel nilai intrinsik pekerjaan,
penghasilan, pertimbangan pasar kerja, serta kelebihan dan kelemahan Profesi Akuntan Publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat
Mahasiswa Program Studi Akuntansi untuk Berkarier menjadi Akuntan Publik.
Persamaan penelitian relevan dengan penelitian ini adalah faktor yang digunakan dalam mengukur minat sama dalam dua variabel yaitu,
penghasilan dan pertimbangan pasar kerja. Selain itu, lokasi pengambilan data dan desain penelitiannya pun memiliki persamaan. Ditambah dengan
peneliti menggunakan indikator yang sama dengan penelitian Putro untuk mengukur variabel minat dan pertimbangan pasar kerja. Perbedaannya
ialah penelitian ini menggunakan lebih sedikit variabel dan terdapat satu variabel baru yang tidak ada dalam penelitian Putro yaitu Risiko Profesi
Akuntan Publik. Terdapat pula perbedaan waktu penelitian yakni tahun 2017 dalam penelitian ini dan Putro pada tahun 2012.
2. Fifi Chaerunnisa 2014 Chaerunnisa mel
akukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Program Studi Akuntansi untuk
Berkarier sebagai Akuntan Publik”. Adapun faktor-faktor yang digunakan adalah nilai intrinsik pekerjaan, penghasilan, pertimbangan pasar kerja dan
lingkungan kerja. Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data dengan teknik sampling yaitu simple random sampling.
Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa faktor penghasilan memiliki
32 pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa.
Sedangkan untuk nilai intrinsik pekerjaan dan pertimbangan pasar kerja berpengaruh positif namun tidak signifikan yang artinya tidak mampu
meningkat Minat Mahasiswa Program Studi Akuntansi untuk berkarier sebagai akuntan publik. Terakhir, faktor lingkungan kerja berpengaruh
negatif dan tidak signifikan artinya, sekalipun lingkungan kerja baik tidak mampu meningkatkan minat mahasiswa untuk berkarier menjadi akuntan
publik. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis terletak pada
penggunaan variabel yaitu penghasilan dan pertimbangan pasar kerja. Instrumen penelitian dan indikator penghasilan serta pertimbangan pasar
kerja pun sama dengan yang digunakan peneliti. Perbedaan antara penelitian Chaerunnisa dengan penelitian ini ialah mengenai lokasi dan
waktu penelitian. Chaerunnisa melakukan penelitian di Universitas Tanjungpura Pontianak, sedangkan penelitian ini dilakukan di Universitas
Negeri Yogyakarta. Selain itu, penelitian ini juga memakai lebih sedikit variabel dibanding dengan penelitian relevan. Sekalipun kelima penelitian
yang relevan di atas memakai variabel yang sama, hasil dari masing-masing penelitian ada yang saling menguatkan dan ada pula yang saling bertolak
belakang, sehingga menimbulkan minat bagi peneliti untuk turut meneliti hal tersebut dengan responden yang berbeda dan dengan memasukkan
variabel baru dalam penelitian.