13
dewan komisaris secara bersama-sama terhadap manajemen laba, teruji dengan tingkat pengaruhnya lemah.
b. Pengaruh mekanisme corporate governance secara individual terhadap
manajemen laba adalah sebagai berikut: 1
Mekanisme kepemilikan institusional memberikan tingkat pengaruh terhadap manajemen laba yang cukup kuat.
2 Mekanisme kepemilikan manajerial memberikan tingkat pengaruh
terhadap manajemen laba yang lemah. 3
Mekanisme komposisi dewan komisaris meberikan tingkat pengaruh terhadap manajemen laba yang sangat lemah.
c. Pengaruh mekanisme corporate governance dan manajemen laba
secara bersamasama terhadap kualitas laba, teruji dengan tingkat pengaruh yang cukup kuat.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Manajemen Keuangan
Menurut Sinuraya 1999:2, pengertian keuangan lazimnya dikatakan Pembelanjaan Perusahaan, dijabarkan dalam artian yang luas sebagai “Meliputi
semua aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut
seefisien mungkin guna memaksimalkan nilai pasar value market perusahaan“. Sedangkan menurut Sartono 2001:1, mengatakan bahwa manajemen keuangan
merupakan suatu bidang pengetahuan yang menyenangkan sekaligus menantang.
14
Seorang yang ahli di bidang manajemen keuangan akan mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan pekerjaan seperti : corporate finance
managers, bank, real estate, perusahaan asuransi dan sektor pemerintahan yang lain ; yang sangat memungkinkan untuk mengembangkan karirnya.
Peranan manajer keuangan telah berubah selama kurun waktu belakangan ini. Hal ini disebabkan karena perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi
dan bisnis. Perusahaan-perusahaan telah berkembang menjadi semakin besar dan kompleks. Secara tradisional peranan manajer keuangan ialah mencari dana untuk
perusahaan bila diperlukan oleh perusahaan dan membelanjakannya. Dengan perkembangan itu manajer keuangan harus mengubah pandangan tradisional ke
arah keputusan-keputusan yang berhubungan dengan semua aspek dari pengerahan modal. Dalam hal ini manajer keuangan harus memperhatikan aktiva,
alokasi dana terhadap berbagai macam proyek dan kegiatan, pengukuran hasil dari masing-masing kegiatan, pemupukan dana dalam perusahaan, serta pemeliharaan
struktur kapital yang rasional. Gitosudarmo dan Basri, 2002:3 Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan keseluruhan yaitu kemakmuran
yang maksimal, manajer keuangan haraus menjabarkan tujuan perusahaan itu ke dalam tujuan-tujuan yang lebih rinci. Gitosudarmo dan Basri, 2002:7. Tujuan
manajemen keuangan adalah meningkatkan nilai value perusahaan dengan meningkatkan nilai saham dan peningkatan kekayaan perusahaan. Value atau nilai
perusahaam dimaksud, nilai perusahaan saat ini dan nilai pada waktu yang akan datang, oleh karenanya perlu pertimbangan nilai waktu dan uang. Gitosudarmo
dan Basri, 2002:7. Pertimbangan nilai waktu dan uang dipergunakan untuk
15
menilai pengeluaran atau pemasukan yang akan diterima di waktu yang akan datang, sedangkan evaluasi dan keputusan harus dilakukan sekarang present
value. untuk itu diperlukan perhitungan tingkat diskonto dalam pengeluaran atau
pemasukan yang akan datang. 2.2.1.1.
Tujuan Manajemen Keuangan
Kita tahu bahwa tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham atau pemilik. Kemakmuran para pemegang saham
diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga saham, yang merupakan pencerminan dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan
dividen. Oleh karena itu kemakmuran para pemegang saham dapat dijadikan sebagai dasar analisis dan tindakan rasional dalam proses pembuatan keputusan.
Kadang-kadang, memaksimumkan laba dicanangkan sebagai tujuan perusahaan, akan tetapi hal itu tidak dapat mencapai sasaran memaksimalkan kemakmuran
para pemegang saham. Yang lebih penting bukanlah laba, melainkan laba per lembar saham earning per share. Laba didapatkan dengan mengurangkan
penghasilan dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga untuk meningkatkan keuntungan bisa dengan menarik modal baru mengeluarkan saham baru, dan
menginvestasikan dana yang diperoleh tersebut pada investasi yang bebas risiko misalnya deposito atau obligasi pemerintah, tetapi apakah dengan cara semacam
ini akan meningkatkan nilai saham, tentu saja tidak, karena pemegang saham tidak mau menerima imbalan sebesar bunga deposito yan relatif lebih kecil, sementara
mereka harus menanggung risiko. Jika hal ini terjadi keuntungan memang meningkat, tapi nilai saham justru akan menurun. Demikian pula halnya,
16
memaksimumkan laba per lembar saham bukan merupakan tujuan utama, karena tidak memperlihatkan waktu maupun lamanya laba yang diharapkan, dan juga
tidak memperhatikan faktor risiko maupun ketidakpastian di masa yang akan datang, serta tidak mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam membagi
dividen. Dengan memperhatikan hal-hal di atas, maka dapat dikatakan bahwa
tujuan memaksimumkan laba per lembar saham tidak sama dengan memaksimumkan harga pasar saham. Harga pasar saham mencerminkan nilai riil
perusahaan. Harga pasar saham sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni : 1 laba per lembar saham, 2 tingkat bunga bebas risiko, dan 3 tingkat
ketidakpastian operasi perusahaan. Misalnya perusahaan melakukan investasi yang bersifat spekulatif, ada kecenderungan harga saham akan turun karena risiko
usahanya menjadi semakin besar Sutrisno, 2001:4. 2.2.1.2.
Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut Sutrisno 2001:5, fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan : keputusan
investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan dividen. Masing-masing keputusan harus berorientasi pada pencapaian tujuan perusahaan. Kombinasi dari
ketiganya akan memaksimumkan nilai perusahaan. Ketiga keputusan keuangan diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari
untuk mendapatkan laba. Laba yang diperoleh diharapkan mampu meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada makin tingginya saham, sehingga
kemakmuran para pemegang saham dengan sendirinya akan semakin bertambah.
17
1 Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan
dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Bentuk, macam dan komposisi dari investasi tersebut akan mempengaruhi dan menunjang
tingkat keuntungan di masa depan. Keuntungan di masa depan yang diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Oleh
karena itu investasi akan mengandung risiko atau ketidakpastian. Risiko dan hasil yang diharapkan dari investasi itu sangat mempengaruhi pencapaian
tujuan, kebijakan, maupun nilai perusahaan. 2
Keputusan Pendanan Keputusan pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan struktur
modal. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana
yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya.
3 Keputusan Dividen
Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu dividen ini
merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan oleh pemegang saham. Keputusan dividen merupakan keputusan manajemen keuangan untuk
menentukan : 1 besarnya prosentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk cash dividend, 2 stabilitas dividen yang
18
dibagikan, 3 dividen saham stock dividend, 4 pemecahan saham stock split, serta 5 penarikan kembali saham yang beredar, yang semuanya
ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. 2.2.2.
Laporan Keuangan 2.2.2.1.Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan produk dari akuntansi yang menyajikan data-data kualitatif keuangan atas semua transaksi-transaksi yang telah
dilaksanakan oleh suatu perusahaan untuk suatu periode tertentu. Laporan keuangan dibuat untuk mempertanggung jawabkan atas aktivitas perusahaan
terhadap pemilik juga menambahkan informasi mengenai posisi perusahaan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan terhadap pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Menurut Harahap 2001:105 : ”Laporan keuangan menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu ”. Bagi para analis laporan keuangan merupakan media yang apling
penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung
ke perusahaan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana
perusahaan dalam periode tertentu. Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data
keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai
19
kepentingan dengan data keuangan perusahaan.laporan keuangan yang disusun guna memberikan informasi kepada berbagai pihak terdiri atas neraca, laporan
laba rugi, laporan bagian laba ditahan atau laporan modal sendiri dan laporan perubahan posisi keuangan atau laporan sumber dan penggunaan dana. Jumingan,
2008: 4. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan merupakan hasil akhir suatu proses pembukuan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode
akuntansi yang dinyatakan dalam satuan uang yang disusun berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan 2.2.2.2.Karakteristik Kualitatatif Laporan Keuangan
Laporan keuangan sebagai sumber informasi keuangan sangat diperlukan oleh pemakai laporan keuangan guna pengambilan suatu keputusan ekonomi yang
tepat. Karakteristik kualitatif ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai. Menurut buku Ssatuan Akuntansi Keuangan
Edisi Revisi 2009, terdapat karakteristik-karakteristik kualitatif laporan keuangan, yaitu :
1. Dapat dipahami, kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. 2.
Relevan, agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
3. Materialitas, tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai
dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan mission atau kesalahan dalam mencatat misstatement.
20
4. Keandalan, informasi memakai kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau wajar diharapkan dapat disajikan.
5. Penyajian jujur, agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan
dengan transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
6. Substansi mengungguli bentuk, jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan
dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan subtansi dan
realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. 7.
Netralitas, informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
8. Pertimbangan sehat, mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan
perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau pengahasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan
terlalu rendah. 9.
Kelengkapan, agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
10. Dapat dibandingkan, pemakai harus mendapatkan informasi tentang kebijakan
akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut
21
2.2.3. Corporate Governance