sebelumnya tahun 2007 sebesar 3,823693292 menjadi
-
1,691130494 pada
tahun 2008. Penurunan Return on equity menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut sedang mengalami kerugian. Return on equity adalah kemampuan perusahaan mengelola modal yang tersedia untuk
menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan sehingga kemungkinan
suatu perusahaan dalam kondisi bermasalah semakin kecil begitu juga sebaliknya.
4.2.2. Deskripsi Variabel Corporate Governance X
2
Corporate Governance didefinisikan sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan. Corporate Governance yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1.
Kepemilikan Manajerial X
2.1
Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan hak milik perusahaan atas nama manajer sehingga besar kemungkinan manajer
melakukan tindakan disfungsional yang dapat menurunkan nilai perusahaan. Berikut ini data kepemilikan manajerial pada perusahaan
yang terdaftar di BEI dan yang melakukan penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia
Tabel 4.3. Data Kepemilikan Manajerial Perusahaan Yang Melakukan
Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006
No Nama Perusahaan
Tahun Kepemilikan Manajerial
1 PT.Arpeni Tbk
2007 2008
2 PT.Asuransi Tbk
2007 1
2008 1
3 PT. Bakrie Tbk
2007 1
2008 1
4 PT. Bukopin Tbk
2007 2008
5 PT. Bumi Arta Tbk
2007 2008
6 PT. Himpunan Tbk
2007 2008
7 PT. Indonesia.Tbk
2007 2008
8 PT. Laguna Tbk
2007 5
2008 5
9 PT.Mobile 8 Tbk
2007 2008
10 PT. Panorama Tbk
2007 1
2008 1
11 PT. RadhiantTbk 2007
2008 12 PT. Rukun
2007 2008
2 13 PT. Total Bangun Tbk
2007 1
2008 4
14 PT. Truba Tbk 2007
2008 15 PT. Wijaya
2007 2008
Sumber :Lapiran 3 Dari data kepemilikan manajerial perusahaan yang melakukan
penawaran saham perdana pada tahun 2006 dapat diketahui bahwa peningkatan kepemilikan manajerial perusahaan terbesar terjadi pada
perusahaan PT. Total Bangun Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2007 yaitu sebesar 1 kepemilikan manajerial menjadi sebesar 4 kepemilikan
manajerial pada tahun 2008. Sedangkan penurunan kepemilikan manajerial selama tahun pengamatan tidak ada.
Peningkatan kepemilikan manajerial menunjukkan bahwa Semakin besar kepemilikan manajerial semakin kecil biaya keagenan. Hal ini
dilandasi bahwa jika kepemilikan manajerial tinggi, manajer akan melakukan tindakan yang mengoptimalkan kinerja karena memiliki
kepentingan yang besar pada perusahaan begitu juga sebaliknya. 2.
Kepemilikan Institusional X
2.2
Kepemilikan institusional memiliki peran penting dalam memonitor manajemen untuk lebih optimal dalam menggunakan asetnya
sehingga menurunkan biaya agensi. Penurunan biaya agensi ini akan memberikan pengaruh yang positif terhadap pasar. Berikut ini data
kepemilikan institusional pada perusahaan yang terdaftar di BEI dan yang melakukan penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia
Tabel 4.4. Data Kepemilikan Institusional Perusahaan Yang Melakukan
Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006
No Nama Perusahaan
Tahun Kepemilikan Institusional
1 PT.Arpeni Tbk
2007 2
2008 2
2 PT.Asuransi Tbk
2007 2
2008 3
3 PT. Bakrie Tbk
2007 3
2008 2
4 PT. Bukopin Tbk
2007 4
2008 4
5 PT. Bumi Arta Tbk
2007 3
2008 3
6 PT. Himpunan Tbk
2007 2
2008 3
7 PT. Indonesia.Tbk
2007 1
2008 1
8 PT. Laguna Tbk
2007 1
2008 2
9 PT.Mobile 8 Tbk
2007 1
2008 1
10 PT. Panorama Tbk
2007 1
2008 1
11 PT. RadhiantTbk 2007
1 2008
1 12 PT. Rukun
2007 3
2008 3
13 PT. Total Bangun Tbk 2007
1 2008
1 14 PT. Truba Tbk
2007 2
2008 2
15 PT. Wijaya 2007
1 2008
1
Sumber : Lampiran 3 Dari data kepemilikan instusional perusahaan yang melakukan
penawaran saham perdana pada tahun 2006 dapat diketahui bahwa peningkatan kepemilikan manajerial perusahaan terbesar terjadi pada
perusahaan PT. Himpunan Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2007 yaitu sebesar 2 kepemilikan institusional menjadi sebesar 3 kepemilikan
institusional pada tahun 2008 dan pada PT. Laguna Tbk yaitu sebesar 1 kepemilikan institusional menjadi sebesar 2 kepemilikan institusional .
Sedangkan penurunan kepemilikan institusional pada PT Bakrie Tbk pada tahun 2007 sebesar 3 kepemilikan institusional dan menjadi 2
kepemilikan institusional pada tahun 2008. Peningkatan kepemilikan institusional menunjukkan bahwa
kepemilikan institusional yang besar lebih dari 5 dapat memonitor manajemen dalam memanfaatkan aktiva secara efisien. Dalam penelitian
Shen dkk 2006 ditemukan bahwa kepemilikan institusional memiliki
pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai buku per saham dan harga saham perusahaan begitu juga sebaliknya.
3. Kualitas Audit X
2.3
Kualitas audit merupakan tidak adanya pelanggaran dan pelaporan mengenai adanya pelanggaran. Kualitas audit ditentukan apakah
perusahaan diaudit oleh KAP big four atau non big four. Variabel ini juga merupakan variabel dummy yaitu dengan skala 1 untuk perusahaan yang
menggunakan auditor big four dan skala 0 untuk perusahaan yang menggunakan auditor non big four. Berikut ini data kualitas audit pada
perusahaan yang terdaftar di BEI dan yang melakukan penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia
Tabel 4.5. Data Kualitas Audit Perusahaan Yang Melakukan Penawaran
Saham Perdana Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006
No Nama Perusahaan
Tahun kualitas audit
1 PT.Arpeni,Tbk
2007 1
2008 1
2 PT.Asuransi Tbk
2007 1
2008 1
3 PT. Bakrie Tbk
2007 2008
4 PT. Bukopin Tbk
2007 1
2008 1
5 PT. Bumi Arta Tbk
2007 1
2008 1
6 PT. Himpunan Tbk
2007 2008
7 PT. Indonesia.Tbk
2007 1
2008 8
PT. laguna Tbk 2007
2008 9
PT.Mobile 8 Tbk 2007
1 2008
1 10
PT. panorama Tbk 2007
2008 11 PT. RadhiantTbk
2007 1
2008 1
12 PT. rukun 2007
2008 13 PT. Total Bangunl Tbk
2007 2008
14 PT. Truba Tbk 2007
2008 15 PT. Wijaya
2007 2008
Sumber :Lampiran 3 Dari data Kualitas Audit perusahaan yang melakukan penawaran
saham perdana pada tahun 2006 dapat diketahui bahwa sebagiar besar perusahaan yang dijadikan dalam penelitian ini sedikit yang perusahaan
menggunakan kualitas audit yang diaudit oleh big four. Dan sisanya perusahaan-perusahaan tersebut tidak mempunyai kualitas audit yang
diaudit oleh big four Laporan keuangan pada perusahaan yang diaudit oleh auditor
bereputasi dipercaya lebih berkualitas sehingga dapat menampilkan nilai perusahaan yang sebenarnya sehingga para investor dapat mengetahui
perusahaan-perusahaan mana saja yang nilai perusahaannya baik atau tidak
4. Jumlah Dewan Komisaris X
2.4
Jumlah dewan komisaris memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan dan efektifitas aktifitas monitoring. Berikut ini data dewan
komisaris pada perusahaan yang terdaftar di BEI dan yang melakukan
penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia
Tabel 4.6. Data Dewan Komisaris Perusahaan Yang Melakukan Penawaran Saham
Perdana Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006
No Nama Perusahaan
Tahun Jumlah Dewan Komisaris
1 PT.Arpeni,Tbk
2007 2
2008 5
2 PT.Asuransi Tbk
2007 4
2008 3
3 PT. Bakrie Tbk
2007 5
2008 5
4 PT. Bukopin Tbk
2007 6
2008 6
5 PT. Bumi Arta Tbk
2007 3
2008 3
6 PT. Himpunan Tbk
2007 3
2008 3
7 PT. Indonesia.Tbk
2007 3
2008 3
8 PT. Laguna Tbk
2007 3
2008 3
9 PT. Mobile 8 Tbk
2007 3
2008 3
10 PT. Panorama Tbk
2007 3
2008 3
11 PT. RadhiantTbk 2007
3 2008
3 12 PT. Rukun
2007 3
2008 3
13 PT. Total Bangunl Tbk 2007
7 2008
8 14 PT. Truba Tbk
2007 3
2008 3
15 PT. Wijaya 2007
4 2008
5
Sumber : Lampiran 3 Dari data Jumlah Dewan Komisaris perusahaan yang melakukan
penawaran saham perdana pada tahun 2006 dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah dewan komisaris terjadi pada perusahaan PT Arpeni
Tbk dari tahun 2007 berjumlah 2 dewan komisaris kemudian meningkat menjadi 5 dewan komisaris pada tahun 2008. sedangkan penurunan
jumlah dewan komisaris terjadi pada perusahaan PT Asuransi Tbk yaitu pada tahun 2007 jumlah dewan komisaris sebesar 4 dewan komisaris
kemudian menjadi 3 dewan komisaris pada tahun 2008. Peningkatan jumlah dewan akan memberikan manfaat bagi
perusahaan karena terciptanya network dengan pihak luar perusahaan sehingga para investor menjadi tahu tentang bagaiamana keadaan
perusahaan tersebut.
4.2.3. Deskripsi Variabel Kinerja Perusahaan Pasca IPO Y