32
antara pengeluaran dan pendapatan, ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar utang dan menilai apakah proyek akan
dapat berkembang terus
2.2.4.3. Pengukuran Kinerja Perusahaan
Ada beberapa cara untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu sebagai berikut Tika, Pambudu, 2006:124:
1. Metode UCLA
Seperti yang dikemukakan oleh Husein Umar dalam bukunya Evaluasi Kinerja Perusahaan bahwa model UCLA yang dikemukakakn oleh Alkin
1969 membagi evaluasi ke dalam lima macam, yaitu: a.
Sistem assement, yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi suatu sitem. Evaluasi dengan menggunakan model ini
dapat menghasilkan antara lain informasi mengenai posisi terakhir dari seluruh elemen program promosi yang tengah diselesaikan.
b. Program planning, yaitu evaluasi yang membantu penilaian aktivitas-
aktivitas dalam program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhannya. Model ini dimaksudkan untuk mengevaluasi misalnya
apakah promosi yang dilaksanakan telah sesuai dengan segmentasi, target, dan posisinya di pasar.
c. Program implementation, yaitu evaluasi yang menyiapkan infromasi
apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang direncanakan.
33
d. Program improvement, yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang
bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja, bagaimana mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dapat mengganggu
pelaksanaan kegiatan. e.
program certification, yaotu evaluasi yang memberikan inforamsi mengenai nilai-nilai atau manfaat program.
Selanjutnya Husein Umar megemukakan bahwa aspek-aspek bisnis yang perlu dievaluasi dalam suatu perusahaan terdiri dari aspek strategi
perusahaan, aspek pemasaran dan pasar, aspek operasional, aspek sumber daya manusia dan aspek keuangan. Setiap aspek bisnis yang dievaluasi perlu
dilengkapi dengan peralatan evaluasi. Penggunaan alat-alat evaluasi tergantung pada apa yang akan dievaluasi. Jika yang dievaluasi aspek-aspek
pemasaran, maka yang digunakan alat-alat evaluasi pemasaran. Jika yang dievaluasi aspek keuangan, maka yang akan dogunakan alat-alat evaluasi
untuk aspek keuangan dan seterusnya. 2.
Metode Balanced – Scorecard Metode ini dikemukakan oleh Robert S. Kaplan dari Harvard Business
School dan David C. Norton, Presiden Renaissance Solution Inc dalam mengukur kinerja perusahaan.
Balanced berarti keseimbangan, sedangkan scorecard adalah kartu yang dipakai untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang atau kelompok. Jadi,
balanced scorecard adalah metode untuk mengukur kinerja seseorang atau kelompok atau organisasi dengan menggunakan kartu untuk mencatat skor
34
hasil-hasil kinerja. Balanced scorecard merupakan ide untuk
menyeimbangkan aspek keuangan dan nonkeuangan serta aspek internal dan eksternal perusahaan. Melalui balanced scorecard lalu dilakukan pendekatan
untuk mengukur kinerja peruahaan dengan mempertimbangkan empat aspek atau perspektif, yaitu perspektif keuangan, konsumen, proses bisnis internal,
dan proses belajar dan berkembang. Menurut Husein Umar, jika ditinjau dari segi internal dan eksternal
perusahaan, perspektif proses bisnis atau internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan lebih berfokus kepada internal perusahaan, sedangkan
perspektif pelanggan konsumen dan keuangan lebih berfokus ke eksternal perusahaan. Namun, jika ditinjau dari segi proses dan orang, perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan dan perspektif pelanggan lebih berfokus kepada proses.
Selanjutnya Husein Umar menekankan bahwa sasaran strategis yang berbasis sistem balanced scorecard akan dipaksa menajdi komprehensif,
karena menjadi lebih luas dan sudah tentu pula akan lebih memadai untuk menghadapi kompleksitas dan turbulensi lingkungan usaha. Selain harus
komprehensif, satu dan lainnya koheren. Semua sasaran strategis nonkeuangan harus bermuara di sasaran strategis keuangan karena pada
hakikatnya institusi bisnis bergiat dalam rangka menciptakan laba, baik secara langsung maupun tidak langsung. Koherensi juga hendaknya di sepanjang
tahapan manajemen strategis, mulai dari misi sampai pada tahap evaluasi
35
2.2.4.4. Efektivitas Kinerja Perusahaan