Proses Terbentuknya Persepsi Persepsi Remaja Terkait Program Pencegahan HIVAIDS

11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi adalah proses diterimanya rangsangan melalui panca indera yang didahului oleh perhatian sehingga individu memiliki kemampuan untuk mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada di dalam maupun diluar individu Sunaryo, 2004. Umumnya, individu menerima banyak rangsangan atau stimulus dari lingkungan, namun tidak semua stimulus diberikan respon. Respon akan diberikan oleh individu terhadap stimulus yang memiliki kesesuaian dan menarik perhatian individu Walgito, B, 2010.

2.1.2 Proses Terbentuknya Persepsi

Pesepsi merupakan proses yang didahului oleh penginderaan, dimana stimulus diterima oleh reseptor, kemudian diteruskan ke otak atau pusat saraf yang diorganisasikan dan diinterpretasikan sebagai proses psikologis. Pembentukan persepsi melewati tiga proses yaitu proses fisik, fisiologis, dan psikologis Sunaryo, 2004. 1. Proses Fisik kealaman merupakan suatu proses dimana objek menjadi stimulus yang kemudian ditangkap oleh reseptor atau alat indra 2. Proses Fisiologis meliputi proses yang terjadi dimana stimulus diterima oleh saraf sensori dan rangsangan diantar menuju ke otak 3. Proses Psikologis merupakan proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang diterima. Proses akhir persepsi yaitu individu menyadari apa yang dilihat, apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang diterima oleh alat indera. Persepsi terdiri dari 2 macam yang dibedakan berdasarkan sumber rangsangan yaitu external dan internal perception. External perception yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan dari luar individu. Sedangkan internal perception adalah persepsi yang terjadi karena rangsangan dari dalam individu yaitu dirinya sendiri sebagai obyek.

2.1.3 Persepsi Remaja Terkait Program Pencegahan HIVAIDS

Persepsi yang dimiliki masing – masing individu terhadap stimulus bersifat personal dan cenderung berbeda – beda karena dipengaruhi oleh kepercayaan, sikap, motivasi, dan personality individu yang bersangkutan Pickens J, 2005. Menurut Arterberry 2008, persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman seseorang terhadap stimulus. Pengalaman yang dimiliki dapat berupa pengetahuan terhadap stimulus, reaksi dari apa yang dilihat, dan dirasakan oleh individu. Apabila dikaitkan pada implementasi suatu program sebagai stimulus, maka persepsi terbentuk dari pengetahuan terhadap program, serta pengalaman terkait apa yang dirasakan dalam implementasi program. Berdasarkan hal tersebut, hasil studi persepsi individu terhadap suatu program dapat memberikan gambaran secara umum terkait implementasinya. Salah satunya yaitu studi mengenai persepsi remaja terhadap program pencegahan penularan HIVAIDS. Berdasarkan hasil penelitian, remaja beranggapan bahwa program yang dijalankan di sekolah dengan salah satu tujuannya untuk mencegah penularan HIVAIDS sangat penting dan bermanfaat untuk mencegah permasalahan remaja termasuk perilaku berisiko penularan HIVAIDS Winangsih R, 2015. Sejalan dengan itu, hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa siswa sebagai penerima program beranggapan bahwa program PIK – R yang diimplementasikan memiliki peranan yang penting bagi siswa di sekolah. Program PIK – R Pusat Informasi Konseling Remaja merupakan salah satu program yang juga memiliki tujuan pencegahan penularan HIVAIDS. Keberadaan program PIK