peranan yang penting bagi siswa di sekolah. Program PIK – R Pusat Informasi
Konseling Remaja merupakan salah satu program yang juga memiliki tujuan pencegahan penularan HIVAIDS. Keberadaan program PIK
– R dianggap dapat memberikan informasi yang benar bagi siswa terkait dengan HIVAIDS, sehingga
siswa dapat menghindari risiko penularannya Desyolmita F Firman, 2013. Efektivitas program yang khususnya menyasar remaja, termasuk program
pencegahan penularan HIVAIDS, dipengaruhi oleh beberapa elemen penting yaitu kebutuhan remaja yang sesuai dengan kondisi terkini, pemberian informasi dengan
penggunaan media yang disenangi remaja dan informasinya mudah dipahami remaja. Penekanan materi yang disajikan dengan media yang tidak sesuai akan menimbulkan
persepsi yang berbeda – beda, sehingga mempengaruhi pemahaman remaja terkait
informasi yang disampaikan Mohamed A, 2008.
2.2 HIVAIDS
Proyeksi jumlah orang yang hidup dengan HIV dan kematian akibat AIDS di Indonesia meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2015 jumlah orang yang hidup
dengan HIV sebesar 735.256 orang dan diproyeksikan meningkat pada tahun 2016 sebesar 785.821 orang. Jumlah kematian akibat AIDS sebesar 36.586 pada tahun
2015 dan meningkat hingga mencapai 40.349 kematian pada tahun 2016 Ministry of Health Indonesia, 2014. Peningkatan kasus HIVAIDS yang terjadi di Indonesia
menunjukkan bahwa perlunya perhatian khusus dalam menanggulanginya.
2.2.1 Pengertian HIVAIDS
Human Immunodeficiency Virus atau HIV merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi ini menyebabkan penderita mengalami penurunan
ketahanan tubuh sehingga mudah terserang berbagai macam penyakit. HIV
menyebar kedalam tubuh manusia melalui cairan tubuh tertentu yang kemudian secara khusus menyerang sel CD4 atau sering disebut dengan sel T. CD4 dalam
tubuh manusia berperan dalam melawan infeksi, apabila manusia terinfeksi HIV, maka dapat menurunkan jumlah CD4 yang berdampak pada melemahnya sistem
pertahanan tubuh manusia CDC, 2015. HIV harus masuk langsung ke aliran darah agar dapat bertahan didalam tubuh manusia. Diluar tubuh manusia HIV sangat
mudah mati oleh air panas, sabun, dan bahan pencuci hama lain. HIV terdapat di dalam cairan darah, cairan kelamin dan air susu ibu KPA kota Denpasar, 2015.
Saat HIV sudah bertahan lama didalam tubuh dan menurunkan sistem kekebalan manusia, maka muncul AIDS yang merupakan fase akhir dari infeksi HIV.
Acquired Immune Deficiency Syndrome AIDS merupakan sekumpulan gejala penyakit akibat dari menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia. Akibat dari
menurunnya sistem kekebalan tubuh, maka tubuh mudah terserang penyakit dari bakteri atau virus yang sebenarnya tidak ganas infeksi oportunistik. Seseorang
didiagnosa AIDS saat jumlah CD4 didalam darah kurang dari 200 selmm
3
atau memiliki gejala khusus AIDS AIDSinfo, 2012.
2.2.2 Cara Penularan dan Faktor Risiko
HIV hanya dapat ditularkan melalui manusia ke manusia bukan melalui binatang atau gigitan serangga. Virus masuk dan bertahan didalam tubuh manusia
melalui cairan darah, cairan kelamin cairan sperma dan vagina serta air susu ibu. HIV tidak dapat menular melalui kontak fisik seperti ciuman, pelukan, berjabat
tangan, berbagi pemakaian barang bersama, dan makanan atau minuman WHO, 2015. Saat HIV masuk kedalam tubuh manusia memerlukan waktu yang cukup
panjang untuk menimbulkan gejala – gejala sakit atau disebut masa inkubasi yaitu 5
– 10 tahun. Seseorang terinfeksi HIV yang masih terlihat sehat, namun sudah mampu
menularan HIV ke orang lain KPA Kota Denpasar, 2015. Secara umum, fase – fase
yang dilewati seseorang sebelum terdiagnosis AIDS meliputi Depkes, 2008: 1.
Fase Pertama Pada fase ini seseorang yang terinfeksi HIV masih terlihat sehat dan belum
menunjukkan gejala sakit. Saat melakukan tes darah, HIV belum terdeteksi karena belum adanya sistem antibodi terhadap HIV yang terbentuk, namun dapat
menularkan HIV ke orang lain. Masa ini disebut window period yang biasanya terjadi antara 1
– 6 bulan. 2.
Fase Kedua Pada fase kedua, HIV telah bereplikasi dalam tubuh sehingga diketahui dari tes
HIV dan telah positif HIV. Fase ini berlangsung 5 – 10 tahun yang dikenal
dengan masa laten HIVAIDS dan belum menunjukkan gejala – gejala sakit.
3. Fase Ketiga
Pada fase ketiga, sudah mulai muncul gejala – gejala awal penyakit yang disebut
dengan penyakit terkait HIV, namun belum disebut sebagai gejala AIDS. Gejala yang berkaitan dengan HIV meliputi keringat berlebihan pada waktu malam,
diare terus menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, flu tidak sembuh –
sembuh, nafsu makan berkurang dan lemah, berat badan berkurang, pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh dan sistem kekebalan tubuh mulai
berkurang. Tahap ini berlangsung selama lebih dari 1 bulan. 4.
Fase Keempat Fase keempat merupakan fase akhir yang sudah memasuki tahap AIDS. AIDS
baru dapat terdiagnosa saat kekebalan tubuh sangat berkurang yang dilihat dari jumlah sel-T nya dan menimbulkan infeksi oportunistik. Pada umumnya, orang
yang terinfeksi HIV akan memasuki fase AIDS sangat tergantung pada gizi yang
dikonsumsi, dan obat – obatan yang membantu proses pembentukan pertahanan
tubuh. Lamanya seseorang yang terinfeksi HIV berkembang menjadi AIDS sangat
bervariasi diantara individu. Seseorang yang terinfeksi HIV tanpa adanya pengobatan yang rutin, maka 5
– 10 tahun kemudian akan menderita penyakit akibat HIV. Jarak waktu antara diagnosis terinfeksi HIV dan berkembang menjadi AIDS biasanya 10
– 15 tahun WHO, 2015. Adapun perilaku dan kondisi yang dapat meningkatkan
risiko seseorang terinfeksi HIV yaitu National Institute of Allergy and Infectious Disease, 2009:
1. Berhubungan seksual melalui anal, vaginal, atau oral dengan orang yang
terinfeksi HIV, multipartner, dan partner yang tidak menggunakan pengaman kondom.
2. Penggunaan jarum suntik, tindik, tattoo, dimana jarum suntiknya tidak steril atau
digunakan secara bersama antar satu individu dan indiidu lainnya. 3.
Ibu hamil yang terinfeksi HIV menularkan ke anaknya sebelum atau selama melahirkan atau melalui air susu ibu yang terinfeksi HIV.
2.2.3 Pencegahan dan Penanggulangan HIVAIDS