Pencegahan dan Penanggulangan HIVAIDS

dikonsumsi, dan obat – obatan yang membantu proses pembentukan pertahanan tubuh. Lamanya seseorang yang terinfeksi HIV berkembang menjadi AIDS sangat bervariasi diantara individu. Seseorang yang terinfeksi HIV tanpa adanya pengobatan yang rutin, maka 5 – 10 tahun kemudian akan menderita penyakit akibat HIV. Jarak waktu antara diagnosis terinfeksi HIV dan berkembang menjadi AIDS biasanya 10 – 15 tahun WHO, 2015. Adapun perilaku dan kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi HIV yaitu National Institute of Allergy and Infectious Disease, 2009: 1. Berhubungan seksual melalui anal, vaginal, atau oral dengan orang yang terinfeksi HIV, multipartner, dan partner yang tidak menggunakan pengaman kondom. 2. Penggunaan jarum suntik, tindik, tattoo, dimana jarum suntiknya tidak steril atau digunakan secara bersama antar satu individu dan indiidu lainnya. 3. Ibu hamil yang terinfeksi HIV menularkan ke anaknya sebelum atau selama melahirkan atau melalui air susu ibu yang terinfeksi HIV.

2.2.3 Pencegahan dan Penanggulangan HIVAIDS

Upaya pencegahan penularan HIVAIDS harus dilakukan dengan penyuluhan dan penjelasan yang benar terkait dengan penyakit HIVAIDS, sehingga pengetahuan masyarakat terkait HIVAIDS dapat meningkat dan berperilaku yang dapat mencegah penularan HIVAIDS. Adapun strategi yang digunakan untuk menghindari perilaku seksual yang berisiko dalam upaya mencegah penularan HIV berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI Nomor 51 tahun 2013 yaitu: 1. A Abstinence, artinya absen seks atau tidak melakukan hubungan seksual bagi orang yang belum menikah dan cukup umur. 2. B Be faithful, artinya bersikap saling setia kepada satu pasangan seks atau tidak berganti – ganti pasangan seks. 3. C Condom, artinya cegah penularan HIV melalui hubungan seksual yang aman yaitu menggunakan kondom yang baik dan benar 4. D Drug No, artinya dilarang menggunakan narkoba terutama menggunakan jarum suntik. Bagi seseorang yang berperilaku berisiko dan terinfeksi HIV maka diberikan pengobatan HIV yang disebut sebagai antiretroviral terapi atau ART, dan obat yang diberikan disebut dengan ARV antiretroviral. Terapi tersebut tidak dapat menyembuhkan seseorang dari HIV, namun dapat meningkatkan kualitas hidup dan dapat memperpanjang hidup orang yang terinfeksi HIV. ARV berfungsi untuk menekan jumlah HIV sehingga sistem kekebalan tubuh tidak menurun secara drastis dan dikonsumsi seumur hidup AIDSinfo, 2012. HIV dapat ditekan pertumbuhannya melalui kombinasi 3 atau lebih obat antiretroviral yang juga dapat berfungsi untuk meningkatkan fungsi kekebalan tubuh manusia WHO, 2015. Upaya pengendalian HIVAIDS tidak hanya dilakukan melalui pengobatan, namun juga melalui penemuan penderita secara dini. Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV dan AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok berisiko penderita Penyakit Menular Seksual PMS seperi Wanita Penjaja Seks WPS, Penyalahguna NAPZA dengan suntikan IDUs, penghuni lapas atau penelitian pada kelompok berisiko rendah seperti ibu rumah tangga Kemenkes, 2013. Dengan penemuan penderita sejak dini, maka selanjutnya aktivitas konseling, perawatan, dan pengobatan dapat segera dilakukan.

2.2.4 Remaja dan HIVAIDS