1.2 Rumusan Masalah
Remaja merupakan kelompok rentan tertular HIVAIDS, dimana menurut data UNICEF 2012, satu dari setiap lima orang yang terinfeksi HIV adalah remaja
yang berusia di bawah 25 tahun. Secara kumulatif hingga Desember 2015, jumlah kasus HIVAIDS di Provinsi Bali mencapai 13.319, dimana 2 264 diantaranya
adalah remaja berusia 15 – 19 tahun. Oleh sebab itu, diperlukan upaya preventif yang
difokuskan pada kelompok remaja. Terdapat beberapa program kesehatan reproduksi yang berbasis sekolah termasuk di Denpasar meliputi Kelompok Siswa Peduli AIDS
dan Narkoba KSPAN dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja PIK-R. Kedua program memiliki tujuan yang berbeda, namun memiliki persamaan submateri yaitu
HIVAIDS. Banyaknya kegiatan dengan pemberian materi yang sama dapat dikaitkan dengan kebosanan siswa, sehingga mempengaruhi konsentrasi siswa dalam
memahami informasi yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian, sebesar 65 siswa di kota Denpasar memiliki pengetahuan yang baik mengenai HIVAIDS
Saputra, 2011. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa 62,7 remaja memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi, namun 60 remaja di kota
Denpasar memiliki perilaku seksual berisiko tinggi Yani, 2014. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti bermaksud untuk melihat
pandangan siswa sebagai remaja terhadap keberadaan program KSPAN dan PIK-R di sekolah dengan pemberian materi yang sama. Selain itu, peneliti juga ingin
mengetahui penilaian remaja sebagai penerima dan pelaksana program terhadap efektifitas program dalam mempengaruhi pengetahuan remaja mengenai HIVAIDS,
sehingga berperilaku sehat yang dapat mencegah terjadinya penularan HIVAIDS. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian mengenai persepsi remaja terhadap program
Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba KSPAN dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja PIK-R pada sekolah di kota Denpasar.
1.3 Pertanyaan Penelitian