58
C. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara Tingkat Pendidikan anggota Komite Sekolah dengan
Kinerja Komite Sekolah
Dalam rangka penerapan MBS, sebagai rangkaian peningkatan otonomi di sekolah, pembentukan Komite Sekolah menjadi hal yang sangat penting.
Komite ini diharapkan menjadi garda depan pelaksanaan MBS. Kinerja Komite Sekolahmenjadi taruhan keberhasilan MBS di sekolah karena posisinya yang
strategis. Kinerja yang berkualitas akan menjadikan penerapan MBS lebih berkualitas, demikian juga sebaliknya.
Sayangnya, hal ini belum disadari karena lebih banyak sekolah yang menjadikan pelaksanaan MBS dan pembentukan Komite Sekolah sebagai
keharusan saja. Komite Sekolah masih dianggap sebagai reka ulang POMG atau BP3. Artinya faktor – faktor untuk tercapainya keoptimalan kinerja dan proses
pelaksanaan tidak terlalu diperhatikan. Anggota hanya diangkat dari orang tua murid.
Hal di atas terjadi karena masyarakat sudah terlalu lama terbiasa dengan manajemen terpusat. Usaha proaktif menjadi barang yang langka. Imbas yang
paling terasa adalah orang tua dan anggota masyarakat yang lain belum sepenuhnya tersadar akan tanggung jawab mereka untuk memajukan sekolah.
Upaya untuk melepaskan diri dari ketidakmandirian ini juga harus mulai diterapkan dalam Komite Sekolah. Komite Sekolah harus berisikan orang – orang
yang memiliki semangat maju. Semangat ini dapat tercermin dari tingkat pendidikan anggota Komite Sekolah yang terpilih. Diasumsikan bahwa tingkat
59
pendidikan yang rendah menggambarkan usaha untuk memajukan sekolah dalam diri seseorang masih rendah dan sebaliknya tingkat pendidikan yang tinggi
menggambarkan semangat yang tinggi untuk memajukan sekolah. Terbukti dari penelitian The British Council 2001, orang yang berpendidikan lebih tinggi
ternyata lebih aktif dari pada orang yang berpendidikan lebih rendah.
2. Hubungan antara Pengetahuan tentang MBS yang dimiliki anggota
Komite Sekolah dengan Kinerja Komite Sekolah
Dunia pendidikan ditempatkan sebagai salah satu komponen dalam peningkatan kualitas hidup manusia. Namun, pendidikan bukanlah suatu upaya
yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis, berubah seiring dengan perubahan jaman. Oleh karena itu, pendidikan selalu memerlukan upaya
perbaikan dan peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat. Demikian juga sekolah, sebagai institusi tempat
proses pendidikan berlangsung, memerlukan pengelolaan yang tepat agar dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat. Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah, sekolah mendapatkan
kesempatan otonomi yang lebih luas dalam memecahkan masalah di sekolah dan untuk mengembangkan diri menjadi sebuah lembaga yang mandiri dan memiliki
keunggulan tinggi. Dengan adanya hal ini, maka diperlukan suatu perubahan kebijakan di bidang manajemen pendidikan dengan prinsip memberikan
kewenangan dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masing-masing sekolah secara lokal.
60
Penerapan MBS harus dimulai dari pemahaman apa dan bagaimana MBS. Komite Sekolah sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksanaan
manajemen baru ini harus memiliki kesiapan terutama dalam hal pemahaman dan pengetahuan yang memadai tentang apa dan bagaimana sistem baru dalam bentuk
desentralisasi harus dilakukan oleh sekolah. Pengetahuan mengenai MBS menjadi penggerak roda kerja Komite Sekolah dan bagaimana bentuk MBS yang
diinginkan. Kurangnya pengetahuan akan menyebabkan anggota Komite Sekolah
kurang bisa menyadari arti dan kedudukan Komite Sekolah dalam pelaksanaan MBS di sekolah, terlebih lagi kaitannya dengan menumbuhkan semangat otonomi
di sekolah. Padahal kondisi ini sangat berbeda dengan situasi dan kedudukan POMG maupun BP3 di sekolah. Akibatnya MBS tidak terarah, tidak terkendali
dan hanya sekedar nama tanpa pelaksanaan. Pengetahuan anggota Komite Sekolah akan menjadi faktor penting
dalam pelaksanaan MBS. Pengetahuan yang baik akan menggerakkan dan mengarahkan kerja komite menjadi lebih baik dan berhasil guna. Kinerja Komite
Sekolah akan lebih baik karena mereka mengetahui apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya sesuai dengan prinsip MBS
3. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan tentang MBS yang