Dampak Obesitas Tinjauan Pustaka

Faktor budaya memainkan peranan yang penting terjadinya obesitas di beberapa Negara.

f. Dampak Obesitas

Gejala-gejala yang berhubungan dengan obesitas pada remaja meliputi masalah-masalah psikososial, meningkatnya faktor risiko kardiovaskuler, metabolisme glukosa abnormal, gangguan gastrointestinal, dan komplikasi ortopaedik.Obesitas pada remaja memiliki konsekuensi psikologi dan kesehatan yang serius. Beberapa dampak obesitas pada remaja adalah kesulitan sosial dan psikologis yang biasanya bertahan hingga usia dewasa. Menurut WHO 2005 pada beberapa kasus obesitas pada remaja memiliki implikasi emosional, remaja cenderung sensitif tentang body image dan sangat mudah mengalami diskriminasi sosial. Menurut WHO 2005 harga diri dan gambaran diri yang jelek sering dijumpai pada remaja yang mengalami obesitas, tetapi tidak dijumpai pada anak- anak. Hasil penelitian berdasarkan studi longitudinal di USA pada wanita obesitas pada usia remaja mempengaruhi status pernikahan dan sosial ekonomi. Masalah kesehatan jangka panjang dengan obesitas pada remaja akan menetap dalam kehidupan ketika dewasa dan berkaitan dengan risiko penyakit kardiovaskuler di dalam penyakit selanjutnya WHO, 2005. Kegemukan dan obesitas dapat meningkatkan risiko timbulnya pelbagai keluhan dan penyakit pada anak dan remaja.Obesitas pada anak dan remaja dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kematian dini dan kecacatan pada saat dewasa WHO, 2011. Anak maupun remaja yang mengalami obesitas sangat berisiko untuk berkembangnya beberapa penyakit sebagaimana yang dialami oleh orang dewasa yang obese. Studi menunjukkan bahwa kadar serum glukosa puasa, insulin, trigliserida dan prevalensi gangguan toleransi glukosa dan hipertensi sistolik meningkat secara signifikan ketika seorang anak mengalami obesitas IMT ≥ persentil ke-95 Spear, 2007. Secara sederhana, gangguan kesehatan yang terjadi pada anak dan remaja perpustakaan.uns.ac.id commit to user penderita kegemukan dan obesitas terbagi tiga, yakni gangguan klinis, mental, dan sosial Wahyu, 2009. Konsekuensi atau morbiditas medis yang diakibatkan oleh obesitas pada anak meliputi: Subardja, 2004 1 Pertumbuhan Anak berat badan lebih cenderung lebih tinggi dan mengalami proses maturasi lebih cepat dibanding dengan anak yang berat badannya normal. 2 Hiperlipidemia Peningkatan lipid darah terjadi pada remaja obes. Pola karakteristik yang didapatkan berupa peningkatan kolesterol lipoprotein densitas rendah LDL dan trigliserida dan penurunan kadar kolesterol lipoprotein densitas tinggi HDL. 3 Intoleransi glukosa Meskipun sedikit data tersedia mengenai frekuensi intoleransi glukosa pada anak dan remaja obes, suatu observasi mengenai kasus diabetes melitus di Amerika Serikat tahun 1996 menunjukkan bahwa sepertiga dari kasus baru sedikit banyak merupakan efek peningkatan prevalensi obesitas pada remaja. Insiden Non Insulin Dependent Diabetes Melitus NIDDM pada remaja ini tampaknya meningkat 10 kali lipat dari angka kejadian pada tahun 1982.Rata-rata IMT pada penderita remaja dengan diagnosis NIDDM ini adalah 37. 4 Hipertensi Hipertensi terjadi pada anak dengan frekuensi relatif rendah.Penelitian berdasarkan populasi masyarakat yang cukup representatif menunjukkan bahwa hanya 1 dari anak sekolah berumur 5-8 tahun secara persisten menderita peninggian tekanan darah.Meskipun demikian, hampir 60 anak dengan peningkatan tekanan darah persisten memiliki berat badan relatif 120 median untuk jenis kelamin, tinggi, dan umur.tampaknya merupakan dua prediktor yang paling kuat untuk nilai tekanan darah pada masa dewasa. commit to user 5 Stroke Overweight dan obes dapat berisiko untuk terbentunya plak di arteri. Kadang-kadang area plak dapat mengalami ruptur menyebabkan pembentukan bekuan darah.Jika bekuan darah terjadi di jaringan otak dapat menutup aliran darah dan oksigen yang menuju ke otak dan menyebabkan stroke.Risiko terkena stroke meningkat seiring dengan meningkatnya BMI. NHLBI, 2012 6 Gangguan pernafasan Sleep apnea merupakan gangguan yang umum terjadi di mana seseorang mengalami henti nafas ketika tidur. Seseorang yang biasa mengalami sleep apnea tersebut biasanya karena simpanan lemak atau timbunan lemak di sekitar leher yang menyebabkan penyempitan jalan nafas, sehingga mengakibatkan kesulitan bernafas. Apnea pada saat tidur merupakan konsekuensi gangguan pernafasan pada obes yang karena mortalitasnya cukup tinggi memerlukan terapi agresif. Diperkirakan prevalensi apnea saat tidur pada anak dan remaja obes ini berkisar sekitar 7. Obesity Hypoventilation Syndrom OHS adalah gangguan pernafasan yang terjadi pada beberapa orang yang mengalami obesitas. Akibat pernafasan yang jelek tersebut adalah terlalu banyak CO 2 hipoventilasi dan terlalu sedikit oksigen di dalam darah hipoksemia. OHS dapat menyebabkan masalah kesehatan serius dapat menyebabkan kematian. 7 Komplikasi ortopedik Karena adanya keterbatasan kekuatan tulang dan kartilago pada seorang anak untuk dibebani kelebihan berat badan tertentu, maka pelbagai komplikasi ortopedik dapat menyertai obesitas, baik pada anak maupun remaja. Komplikasi ortopedik ini misalnya hipertropi dan hiperplasi bagian medial metafisis tibia proksimal yang dikenal sebagai penyakit Blount ataubergesernya kaput femur dari sendi panggul. Osteoarthritis merupakan perpustakaan.uns.ac.id commit to user suatu permasalahan umum pada persendian terutama pada lutut, panggul dan punggung bawah. 8 Gangguan reproduksi Obesitas dapat menyebabkan masalah menstruasi dan infertile pada wanita. 9 Gangguan perkemihan Gallstone atau batu kandung kemih terjadi karena adanya sedimentasi material yang menyerupai batu yang biasanya terbentuk sebagian besar dari kolesterol.Seseorang yang obes dan overweight mempuyai risiko tinggi terbentuknya batu.Obesitas, diet tinggi purin, kebiasaan konsumsi alkohol diketahui sebagai faktor risiko gout WHO, 2005. Bukti bukti menunjukkan bahwa gaya hidup sedentary dan diet yang tinggi lemak hewani dan rendah dalam konsumsi lemak nabati dan serat juga merupakan faktor risiko yang signifikan untuk pembentukan batu kandung kemih. 3. Remaja Remaja adalah periode antara pubertas dan kedewasaan, usia yang diperkirakan 12-21 tahun untuk anak gadis dan 13-22 tahun untuk laki laki. Chaplin, 2005.Masa remaja merupakan periode transisi secara bertahap dari anak-anak menuju dewasa yang secara normal dimulai dengan munculnya tanda- tanda pubertas. Masa remaja dapat dibagi menjadi 3 tahap perkembangan yang berdasarkan perubahan fisik, psikologis dan social: 1 Remaja awal 10 atau 13 sampai 14 atau 15 tahun; 2 Remaja tengah 14 atau 15 sampai 17 tahun; 3 Remaja akhir 17 sampai 21 tahun. Remaja merupakan masa dengan pertumbuhan yang cepat: pertumbuhan tulang hingga 45, dan 15-25 tinggi badan orang dewasa dicapai masa remaja WHO, 2005. perpustakaan.uns.ac.id commit to user

B. Kerangka berpikir