Faktor-faktor Penyebab Obesitas Tinjauan Pustaka

5 dengan memakai kurva Centers for Disiease Control CDC 2000 Spear, 2007; Ogden, 2010. Tabel. Klasifikasi IMT Penduduk Asia Menurut WPRO 2000 Kalsifikasi Status Gizi Indeks Masa Tubuh IMT Kgm2 1. Kurus Underweight 2. Normal 3. Berat Badan Lebih Overweight 4. Obesitas I 5. Obesitas II 18,5 18,5 – 22,9 23 – 24,9 ≥ 25 – 29,9 30 Sumber: Anuurad 2003 Berbagai metode untuk menaksir massa lemak tubuh dan sejauh mana masing-masing cara dapat memenuhi kriteria dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Subardja, 2004 Tabel 1. Karakteristik Perbedaan Berbagai Taksiran Kompisisi Tubuh Metode Kenyama nan Keandalan Baku yang ada Ketidak tergantung an pada tinggi Taksiran distribusi Korelasi dengan morbiditas Berat badan 4+ 4+ 4+ + + 2+ Indeks Massa Tubuh 4+ 4+ 4+ 3+ + 2+ Lipatan Kulit 3+ 3+ 4+ 4+ 3 3+ Densitometri + 3+ 3+ 4+ + 3+ Isotopik + 3+ 2+ 4+ + 3+ Konduktivitas elektris tubuh total 2+ 3+ 4+ + Resonansi magnetis nuklir 2+ 3+ 2+ 4+ 4+ 4+ Keterangan : + = kurang memenuhi kriteria ideal; 4+ = sangat memenuhi kriteria ideal Sumber: Subarja 2004

d. Faktor-faktor Penyebab Obesitas

Faktor- faktor yang diketahui mempengaruhi obesitas adalah perpustakaan.uns.ac.id commit to user 1 Genetik Anak dari orangtua obese cenderung 3-8 kali menjadi obesitas dibandingkan dari orangtua yang memiliki berat badan normal, walaupun mereka tidak dibesarkan oleh orangtua kandungnya. Parental fatness merupakan faktor genetik yang berperanan besar. Bila kedua orang tua obesitas, 80 anaknya menjadi obesitas; bila salah satu orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi 40 dan bila kedua orang tua tidak obesitas, prevalensi menjadi 14 Syarif, 2003. 2 Jenis kelamin Meskipun dapat terjadi pada kedua jenis kelamin, tetapi obesitas lebih umum dijumpai pada wanita Misnadiarly, 2007. 3 Tingkat sosial dan ekonomi Penelitian di Pakistan diperoleh hasil adanya peningkatan prevalensi obesitas seiring dengan peningkatan status sosial ekonomi, baik di kalangan masyarakat pedesaan atau perkotaan Musaiger, 2011. Pendapatan adalah satu hal yang terpenting dari indikator sosial ekonomi yang dikaitkan dengan obesitas.Berdasarkan pengelompokkan negara- negara dalam kategori pendapatan negara rendah, menengah dan tinggi diperoleh fakta obesitas secara umum meningkat baik laki- laki maupun perempuan seiring dengan peningkatan pendapatan negara yang meningkat.Kejadian obesitas pada keluarga miskin bisa disebabkan karena ketidakmampuan membeli makanan yang tinggi kandungan proteinnya dan cenderung memberikan makanan yang murah yang cenderung banyak mengandung karbohidrat. Beberapa studi terkait dengan status pekerjaan menunjukkan bahwa wanita yang bekerja memiliki angka kejadian obesitas lebih tinggi daripada yang tidak bekerja. Sebagai contoh penelitian di Saudi Arabia diperoleh hasil 55,9 wanita tidak bekerja adalah obesitas dan sisanya 44,1 non obesitas. 4 Aktivitas fisik perpustakaan.uns.ac.id commit to user Obesitas banyak dijumpai pada orang yang kurang melakukan aktifitas fisik dan kebanyakan duduk. Di masa industri sekarang ini, dengan meningkatnya mekanisasi dan kemudahan transportasi orang cenderung kurang gerak atau menggunakan sedikit tenaga untuk aktivitas sehari hari. Beberapa studi di negara barat mengindikasikan bahwa terdapat hubungan positif di antara jumlah waktu yang dihabiskan untuk menonton TV dengan obesitas. Di negara negara timur tengah paparan iklan makanan terutama fast food, soft drink , minuman ringan, permen, dan coklat sangat mempengaruhi pilihan makan para penonton televisi terhadap makanan-makanan tersebut Musaiger, 2011. Diantara penduduk dewasa di Bahrain dijumpai hubungan negatif yang signifikan antara kebiasaan jalan kaki dan obesitas.Berdasarkan survey kebiasaan jalan kaki mereka rata rata kurang dari 1 km per hari. Di Uni Emirat Arab dijumpai 58 laki laki dan 75 perempuan berada pada kategori tidak aktif atau memiliki gaya hidup sedentary . 5 Kebiasaan makan a Makan tinggi energi dan kolesterol Perkembangan tingkat ekonomi memiliki pengaruh besar terhadap perubahan pola konsumsi makanan yaitu konsumsi lemak lebih tinggi terutama lemak jenuh, kolesterol, karbohidrat sederhana dan rendah asam lemak yang tidak jenuh serta rendah serat.Telah terjadi peningkatan asupan energi dan lemak per kapita penduduk di hampir seluruh negara.Secara umum kontribusi karbohidrat pada suplai energi harian menurun seiring dengan peningkatan income perkapita negara, sebaliknya kontribusi lemak meningkat. Pola konsumsi makanan tinggi lemak dan kalori dan gaya hidup sedentary memainkan peranan penting dalam peningkatan kejadian obesitas. Adanya tren konsumsi makanan siap saji terutama di kalangan anak dan remaja, turut berkontribusi dalam meningkatkan asupan kalori perpustakaan.uns.ac.id commit to user dan konsekuensinya adalah peningkatan risiko kelebihan berat badan.Hasil penelitian yang telah dilakukan di antara mahasiswa Quwait diperoleh kesimpulan konsumsi makanan siap saji secara rutin merupakan faktor prediktor untuk terjadinya obesitas Musaiger, 2011. Apapun penyebab dasarnya, faktor etiologi primer dari obesitas adalah konsumsi energi yang berlebihan dari energi yang dibutuhkan dalam waktu lama Hanim, 2004. b Kebiasaan makan snack Snack adalah makanan yang dimakan di antara makan besar, terutama antara makan pagi dan makan siang dan antara makan siang dan makan malam. Beberapa studi di negara barat ditemukan indikasi bahwa dengan peningkatan kebiasaan makan snack, maka total intake energi juga meningkat. S nack memberikan kontribusi sekitar 20-75 total intake kalori di negara-negara barat seperti Amerika dan Inggris. Menurut Musaiger 2011 di Uni Emirat Arab menunjukkan bahwa kebiasaan mengkonsumsi snack diantara makan pagi dan makan siang dijumpai pada remaja laki laki 12-17 tahun 60,5 obes dan dibanding 39,5 remaja laki laki non obes. c Meninggalkan sarapan pagi Hasil sistematik review terkini dari 16 studi di Eropa menunjukan bahwa makan pagi berhubungan dengan penurunan risiko menjadi kelebihan berat badan atau obes dan menurunkan BMI di antara anak- anak dan remaja. Penelitian di Uni Emirat Arab dijumpai 72,2 mahasiswi non obes mengkonsumsi makan pagi secara teratur dan sisanya 25,8 overweight atau obes Musaiger, 2011. d Minuman ringan yang manis Studi epidemiologi di negara-negara barat menunjukkan suatu bukti substansial bahwa mengkonsumsi secara teratur minuman ringan manis bukan hanya berkontribusi terhadap penambahan berat badan, tetapi juga meningkatkan risiko DM tipe II dan sindrom metabolik. perpustakaan.uns.ac.id commit to user Penelitian di kalangan orang dewasa oleh Rasheed dalam Musaiger 2011 dijumpai bahwa mengkonsumsi snack dan minum soft drink secara rutin signifikan dijumpai pada wanita obes daripada wanita non obes di Saudi. e Makan sambil nonton televisi Makan sambil menonton TV merupakan faktor yang berkontribusi terhadap obesitas. Makan sambil menonton TV akan mendorong seseorang untuk makan berlebih, karena jumlah dan tipe makanan yang dikonsumsi menjadi kurang diperhatikan. 6 Stunting Kondisi stunting dapat menyebabkan perubahan serius jangka panjang seperti energy expenditure yang lebih rendah, suseptibilitas yang lebih tinggi terhadap efek diet tinggi lemak, oksidasi lemak yang lebih rendah, dan gangguan pengaturan asupan makanan Musaiger, 2011. 7 Waktu tidur yang pendek Bukti bukti yang diperoleh pada dekade yang lalu mendukung peran durasi tidur yang pendek sebagai faktor risiko baru terhadap penambahan berat badan dan obesitas. Gangguan tidur kronis menyebabkan perasaan lemas yang dapat menjadikan penurunan aktivitas fisik. Gangguan juga memiliki efek neurohormonal yang meningkatkan asupan kalori. 8 Body image Body image merupakan suatu faktor psikologis yang penting berkaitan dengan berat badan. Keyakinan yang berlebihan untuk membentuk tubuh yang ramping di antara remaja akan menuntun kepada praktek diet yang tidak sehat dan gangguan pola makan. Sementara sikap meremehkan berat badan akan meningkatkan risiko berkembangnya kelebihan berat badan dan obesitas. Persepsi terhadap penampilan bentuk tubuh sangat dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya. 9 Faktor budaya perpustakaan.uns.ac.id commit to user Faktor budaya memainkan peranan yang penting terjadinya obesitas di beberapa Negara.

f. Dampak Obesitas