156 Kelas XII SMA MA SMK MAK
yang bervariasi. Penggunaan tenaga tentu disesuaikan dengan kebutuhan aktivitasnya masing-masing. Demikian pula halnya penggunaan tenaga untuk
kebutuhan gerak dalam tari. Penggunaan tenaga pada setiap gerak dalam setiap tarian tentu berbeda. Hal ini disebabkan oleh banyak hal di antaranya
jenis dan karakter tarian. Melalui penggunaan tenaga akan dapat membedakan tarian yang berbeda seperti tari halus, tari ladak, dan tari gagah.
Salah satu keberhasilan penari di atas pentas dalam membawakan tarian adalah dengan penerapan tenaga secara proporsional. Artinya, pada bagian
mana si penari membawakan tarian dengan menggunakan tenaga besar atau kuat dan pada bagian mana harus menggunakan tenaga lembut atau halus, dan
sebagainya. Sebagai contoh untuk tarian yang karakternya halus atau lungguh seperti tokoh Arjuna atau tokoh Sinta, penggunaan tenaga relatif tidak besar
atau kuat, tetapi sebaliknya untuk mengungkapkan atau membawakan tarian yang berkarakter gagah seperti RahwanaKlana, digunakan tenaga yang besar
atau kuat. Namun demikian, tidak berarti bahwa tarian yang gagah harus ditarikan dengan tenaga kuat dari awal sampai akhir tarian atau sebaliknya
tarian yang karakter halus harus dibawakan dengan lemah lembut. Baik tenaga kuat maupun tenaga lembut keduanya dalam tari digunakan sesuai
dengan kebutuhan ungkapan tarian seperti karakter, tema, dan yang lainnya. Oleh karena itu, penggunaan tenaga yang proporsional akan melahirkan serta
membedakan jenis tarian yang satu dengan tari yang lainnya. Penggunaan tenaga dalam tari meliputi tiga aspek, yaitu sebagai berikut.
a. Intensitas, yaitu banyaknya atau sedikitnya penggunaan tenaga yang dilakukan oleh penari sehingga menghasilkan tingkatan ketegangan.
b. Aksen, yaitu perubahan gerak dengan penggunaan tenaga secara tiba-tiba dan kontras.
c. Kualitas, yaitu efek gerak yang diakibatkan oleh cara penggunaan atau penyaluran tenaga.
Ketiga aspek tersebut masing-masing digunakan untuk memenuhi kebutuhan tuntutan sebuah tarian. Oleh karena itu, baik intensitas gerak, aksen
maupun kualitas merupakan pengolahan bentuk ekspresif gerak dari sebuah tarian, agar tarian dapat dinikmati dengan indah.
2. Ruang
Pengertian ruang dalam tari adalah tempat yang digunakan untuk kebutuhan gerak. Gerak yang dilakukan dalam ruang dapat dibedakan ke
dalam ruang yang digunakan untuk tempat pentas dan ruang yang diciptakan oleh penari. Pengertian ruang secara umum diartikan ke dalam dua hal, yaitu:
157 Seni Budaya
a. Ruang sebagai tempat pentas yaitu tempat penari dalam melakukan gerakan sebagai wujud ruang secara nyata, yaitu merupakan arena yang
dilalui oleh penari saat menari. Pengertian ruang di sini dapat berupa arena dan panggung proscenium atau tempat pertunjukan lainnya.
b. Ruang yang diciptakan oleh penari ketika membawakan tarian. Gerak yang besar tentu menggunakan ruang yang luas, dan gerak yang kecil akan
menggunakan ruangan yang tidak luas. Contohnya, ketika penari harus menirukan gerak burung terbang tentu ruang yang digunakan akan lebih
luas atau besar dan akan berbeda ketika penari menirukan gerak semut berjalan, tentu ruang gerak yang digunakan lebih kecil.
Cara penggunan ruang dalam tari dapat dilihat dari beberapa segi yaitu garis, volume, arah, dan level.
1 Garis yaitu kesan yang ditimbulkan setelah penari selesai menggerakkan tubuhnya. Garis ini dapat ditimbulkan oleh badan penari dan atau di luar
badan penari. Gerak yang ditimbulkan oleh badan penari yaitu gerak yang dihasilkan dari seluruh anggota badan seperti tangan, badan, kepala,
kaki dan sebagainya. Dari bentuk-bentuk garis tubuh dan anggota tubuh tersebut akan menghasilkan desain-desain gerak dan garis yang masing-
masing memiliki kesan tersendiri.
a Desain vertikal yaitu disain yang menggunakan anggota badan pokok yaitu tungkai dan lengan menjulur ke atas, atau ke bawah. Desain ini
memberi kesan egosentris dan menyerah, b Desain horizontal, yaitu desain yang menggunakan sebagian besar
dari anggota badan mengarah ke garis horizontal. Kesan yang muncul adalah kesan mencurah. Desain lurus, yaitu desain yang menggunakan
garis-garis lurus pada anggota badan seperti tungkai, torso dan lengan. Desain ini memberi kesan kesederhanaan dan kokoh,
c Desain lengkung, yaitu desain dari badan dan anggota-anggota lainnya yang menggunakan garis-garis lengkung. Desain ini memberi kesan
halus dan lembut. Gerak-gerak di luar badan penari dapat berupa garis-garis seperti garis
diagonal, garis lengkung, garis lurus, garis lingkaran, dan sebagainya seperti tampak dalam gambar di bawah.
158 Kelas XII SMA MA SMK MAK
2 Volume, yaitu jangkauan gerak yang digunakan oleh penari ketika menari. Seperti volume gerak kecil, volume gerak besar, dan volume gerak sedang
yang dihasilkan oleh anggota badan. 3 Arah, yaitu arah hadap dan arah pandangan penari ketika menari. Arah
hadap penari dapat ke samping kanan-kiri, arah ke depan, arah ke belakang, arah serong depan kanan-kiri, arah serong belakang kanan-kiri,
dan sebagainya.
4 Level, yaitu berhubungan dengan tinggi rendahnya gerak dari badan penari, dan tinggi rendahya badan penari ketika menari. Terdapat tiga
jenis level yang lazim digunakan dalam tari yaitu level tinggi. Pada level ini, gerak yang dilakukan di atas badan penari. Level sedang yaitu gerak
yang dilakukan berkisar di bawah bahu sampai perut, dan level rendah yaitu gerak yang dilakukan dari perut ke bawah. Penggunaan level-level
tersebut dapat digunakan pula dengan cara meninggikan atau merendahkan tubuh dari bentuk tubuh yang normal.
5 Fokus, yaitu sudut pandang penari pada saat melakukan gerak di atas pentas sesuai dengan tuntutan geraknya. Terdapat fokus dekat, fokus jauh,
dan fokus sedang. Ketiga fokus atau sudut pandang ini akan berpengaruh besar terhadap kemampuan penari dalam pengungkapan karakter tokoh
tarian yang dibawakan.
3. Waktu