Konsep Pencahayaan Konsep Pergelaran Teater

387 Seni Budaya Guru memberi pemahaman kepada para siswa bahwa pencahayaan dalam pergelaran teater tidak selalu harus menggunakan perangkat yang lengkap dan canggih. Namun yang harus dipahami adalah bahwa penggunaan cahaya harus sesuai dengan konsep mau seperti apakah pergelaran itu dapat dinikmati penonton. Apakah cukup dengan cahaya lilin, cempor, dan atau obor? Apakah pergelaran itu akan dilaksanakan di halaman sekolah pada waktu siang hari menggunakan cahaya matahari? Pencahayaan dalam teater merupakan unsur pendukung agar pergelaran dapat dikomunikasikan kepada penonton secara visual. Dalam realitas banyak karya teater yang digelar dengan menggunakan konsep pencahayaan yang sangat hebat, menyertakan teknologi tata cahaya yang sangat canggih. Namun yang kita buat adalah pergelaran teater, bukan pertunjukan cahaya atau lampu. Pergelaran teater adalah pergelaran yang sangat murah, namun memerlukan kreativitas yang sangat tinggi. Konsep seni khususnya teater jangan bergantung pada fasilitas, tetapi harus bergantung pada krestivitas. Jika kreativitasnya rendah, maka garapan teater akan cenderung mahal, karena memerlukan fasilitas untuk menutupi kelemahan kreativitas. Sebaliknya jika kreativitas tinggi, maka fasilitas tidak menjadi tumpuan. Fugsi dasar cahya dalam pergelaran teater adalah menerangi peristiwa panggung agar nampak terlihat oleh para penonton. Percuma jika membuat sebuah pertunjukan teater tetapi tidak terlihat oleh penonton. Cahaya sebagai penerangan adalah fungsi primer, sedangkan fungsi sekundernya adalah memberi efek atau memberi nuansa, memperkuat, memperlemah, menonjolkan atau menyembunyikan, bahkan memperkuat suasana dalam adegan. Cahaya dapat berasal dari matahari, lampu minyak, obor, atau lampu pertunjukan khusus yang sangat canggih. Kapasitas cahaya sangat bergantung pada kapasitas ruang dimana pertunjukan itu digelar. Jika pertunjukan dilaksanakan di ruang terbuka pada siang hari dan terik, tidak perlu menggunakan lampu khusus pertunjukan karena akan sia-sia. Sebaliknya kalau malam hari mungkin perlu ribuan watt untuk menerangi arena pertunjukan

4. Konsep Pencahayaan

388 Kelas XII SMA MA SMK MAK Membuat tataan musik ilustrasi drama harus dikerjakan oleh musisi yang mengerti teater. Jika karya yang dimaksud adalah karya teater yang professional dan digelar untuk dikomersilkan. Apakah siswa-siswa SMA atau sederajat mampu membuat tataan musik ilustrasi drama? Jawabannya pasti mampu, karena yang dibuat adalah musik ilustrasi drama, bukan musik komposisi untuk kebutuhan musik. Kehadiran musik hanya sekedar ilustrasi untuk memperkuat suasana adegan dalam drama. Kecuali yang akan dibuat itu sebuah drama musikal, operet, opera, atau sebangsanya. Karya yang demikian memang berawal dari ide-ide musik, sehingga harus orang musik atau musisi yang menggarapnya. Guru memberikan contoh eksplorasi bunyi untuk kebutuhan ilustrasi. Misalnya guru bicara sambil memukul meja dengan tangannya pelan-pelan. Kemudian bedakan dengan bicara keras sambil memukul meja dengan keras. Contoh lain, guru menyuruh beberapa orang siswa untuk bersenandung, kemudian seorang siswa disuruh membacakan narasi atau puisi, rasakan dan begaimana kesannya. Jadi musik dalam pergelaran drama dapat berupa lagu tema yang secara khusus diciptakan, atau kebetulan ada lagu yang temanya sama dengan tema drama, itu dapat digunakan. Dapat juga hanya bunyi- bunyi yang fungsinya untuk memberikan aksentuasi dalam adegan drama. Jika musik tidak mampu memberikan ilustrasi, dapat menggunakan unsur yang lainnya seperti artistik panggung. Yang terpenting ada potensi di dalam tim yang dapat dioptimalkan. Musik sebagai salah satu media ungkap dalam pergelaran teater. Musik senantiasa hadir dalam setiap pertunjukan teater. Oleh karena itu perlu konsep tataan yang sangat penting agar musik tidak sekedar bunyi, melainkan kekuatan yang menyertai pergelaran teater. Konsep musik untuk pergelaran teater dapat minimalis, atau maksimalis dengan menggunakan perangkat orkestra besar plus musisinya. Namun kehadiran musik yang terpenting bukan kuantitasnya, melainkan kualitas dan intensitasnya yang luruh mendukung adegan demi adegan dalam sebuah struktur pergelaran teater. Berdasarkan paparan di atas mintalah siswa untuk menganalisis sebuah pertunjukan yang disaksikan, kemudian siswa membuat resumenya sebagai bahan diskusi dengan temannya. Setelah mengevaluasi karya orang lain seyogyanya siswa mencoba membuat konsep pergelaran teater untuk siswa pentaskan di sekolah. Selamat mencoba.

5. Konep Musik Ilustrasi